Kenan memperhatikan semua kegiatan orang-orang yang diperintahkan Ron untuk menangani Rubby.
Beberapa orang itu melaser bagian tubuh Rubby dengan sinar berwarna biru, dan bagian kepala Rubby diberikan sebuah alat yang juga mengeluarkan cahaya biru."Apa yang mereka lakukan sedari tadi Ron?" tanya Kenan tidak sabar menunggu hasil reaksi dari tubuh Rubby."Mereka masih menstabilkan semua sel darah dan saraf Nona Haslyn Mr.Rexton. Semua itu dilakukan agar saat Nona Haslyn sadar jaringan sarafnya tidak terkejut yang bisa mengakibatkan kelumpuhan pada tubuhnya." Jelas Ron yang membuat Kenan mengerti.Dulu saat Kean menemukan Keshya adik mereka, adiknya yang malang itu sudah sadarkan diri dan mungkin karena tidak cepat mendapatkan pertolongan efek dari percobaan tubuhnya menyebabkan semua bagian tubuh Keshya lumpuh menyisakan air mata yang selalu membasahi wajah Keshya saat itu.Ron yang melihat wajah murung Kenan mengerti kalau pria yang terlihat kuat dan berambiAku melihat tatapan mata Kean yang sepertinya tidak suka melihat ku menunggunya.Tapi aku paham kenapa Kean bersikap seperti ini, mungkin aku harus memberanikan diri berbicara dengannya, setelah Keshya hanya Kean yang bisa aku lindungi dan aku jaga. Meski kami terlihat tidak pernah dekat, tapi aku menyayangi Kean karena bagaimana pun aku dan dia pernah berbagi tempat di dalam rahim ibu ku. Dia adalah separuh dari diriku, Kean memang tahu jelas apa yang aku pikirkan saat ini dan pikiran semua orang tentang ku. 'Kenan Rexton pria dingin dan tidak memiliki hati.'Itu adalah kata mereka yang tidak mengenal diriku sesungguhnya, andai aku tidak memiliki hati maka mudah bagiku untuk meninggalkan Rubby."Ada apa kau sampai menyuruhku terlibat semua ini Ken?" tanya Kean padaku dan aku hanya sedikit tersenyum kepada Kean."Kau tahu bukan selama ini aku menuruti mu hanya semata-mata untuk menagih janji mu membunuh pembunuh Dad,Mom, dan Keshya. Tapi sepertinya ak
Rubby memijit pelipisnya memikirkan rumus-rumus yang akan dia kerjakan nanti setelah Kenan tidak mengawasinya, saat dia baru memikirkan Pria pujaannya itu, Kenan sudah masuk keruangannya dengan sebuah pistol ditangannya."Ken, apa yang akan kau lakukan?" tanya Rubby ngeri melihat wajah dan ekspresi Kenan."Sesuatu akan aku lakukan, kau tidak keberatan jika aku membunuh Demitry bukan?" Rubby menggelengkan kepalanya."Bukankah kau bilang akan menunggu Aldric dan membiarkan Aldric yang akan bersenang-senang dengannya?""Ya tadinya begitu, tapi setelah ku pikir akan lebih baik aku yang melakukannya. Aku akan membuat suatu rencana.""Apa?" tanya Rubby penasaran."Kau lihat saja nanti," Kenan mencium kening dan bibir Rubby setelahnya dia pergi bersama Chris dan juga Kean yang menunggunya diluar kamar rawat Rubby.ImageKenan berjalan dengan langkah pasti dan raut wajah yang tidak bisa diartikan oleh orang yang melihatnya, mata elang itu menatap ding
Kenan sedang mengamati Rubby yang sedang tertidur pulas, dia bahagia melihat wajah wanita yang dia cintai itu.Dia membayangkan sebentar lagi akan memiliki sebuah keluarga dimana ada dia, Rubby, dan anak mereka.Ron masuk setelah mendapat ijin dari Kenan, pria itu membawa sebuah tablet yang dia berikan kehadapan Kenan."Sir, Chris bawahan anda mengirimkan rekaman ini." Kenan melihat rekaman Demitry masuk ke sebuah gedung berwarna putih yang terdapat penjagaan disetiap sudutnya.Kenan merasa curiga dengan tempat itu."Sambungkan aku dengan Chris," Ron mengangguk dan Chris langsung mengangkat telpon itu."Chris dari mana kau mendapatkan video itu?""Satu jam setelah kita mrnyebarkan video penyiksaan terhadap Demitry seseorang mengirimkan video ini.""Kau sudah melihat tempatnya?" "Sudah Sir, gedung itu berada di utara London tidak jauh dari Ozier Home. Orang yang mengirim video itu ingin berjumpa dengan anda langsung untuk memb
Sebuah gedung besar dapat dilihat Kenan dari dalam mobilnya, dia bergerak dari gudang senjatanya membawa delapan orang anak buah bersama dirinya.Tiga mobil sedan yang memiliki kecepatan tinggi itu memecah keheningan di area gedung itu.Mobil yang membawa Kenan berhenti saat seorang Pria berdiri tegak dengan lampu mobil yang menyala dibelakangnya."Sir." Ucap anak buah Kenan.Kenan melihat Pria diluar sana dan dia turun dengan santai diikuti semua anak buahnya yang turun dengan memegang senjata masing-masing."Akhirnya kau datang Kenan Rexton. Aku menunggumu sedari tadi.""Katakan apa mau mu?" tanya Kenan dihadapan Pria tinggi dengan tubuh tegap dan dibelakangnya terdapat beberapa orang yang mengawasi mereka."Sabar Rexton, kau akan sangat terkejut dengan apa yang akan kau saksikan ini." Pria itu memperlihatkan layar laptop yang dia pegang. Disana dia dapat melihat rekaman dimana Demitry berbicara dengan Pria yang tidak jelas dapat dilihat wajahnya
Rubby duduk kembali di brankarnya dibantu Kenan. Pria itu masih meneliti cairan biru yang terdapat di botol infus kekasihnya. "Ini apa?" tanya nya lagi dan Rubby menampilkan senyuman ceria nya lalu kemudian menjawab. "Tidak ada. Hanya sedikit formula yang coba dimasukan kedalam tubuhku. Aku tidak mungkin terus bergantung pada suntikan kemana aku pergi bukan. Aku tidak mau seperti itu." Kenan mengerti maksud Rubby tapi jika ini percobaan itu artinya Rubby tidak tahu ini memang tepat atau tidak lalu bagaimana keadaan anak mereka yang sedang didalam kandungan Rubby?"Rubby, apa kau yakin ini aman?" Rubby mengecup pipi Kenan, sambil fokus pada laptop dia menjawab. "Jika ini tentang baby kita makan tenang saja, aku pastikan ini lebih aman daripada aku disuntik." Kenan menarik laptop didepan Rubby kebelakang tubuhnya. "Sudah aku katakan kalau kau harus istirahat!" Nada dingin dan tegas Kenan membuat Rubby ingin menangis. Matanya sudah berkaca-kaca dan Kenan menghembuskan napasnya kas
Suara yang terdengar seperti robot sangat berisik membuat Kenan membuka matanya perlahan sembari tangannya meraba posisi Rubby yang berbaring disebelahnya tadi.Namun kosong. Hanya sprei dan selimut yang dapat dirasakan Kenan.Dia buru-buru membuka mata dan langsung duduk melijat kesebelahnya. "Rubby..," serunya lalu jawaban dari si pemilik nama terdengar dari arah depannya. Kenan melihat layar komputer raksasa dikamar itu yang sebelumnya tidak ada. Dia melihat Rubby yang serius berbicara dengan layar itu dalam bahasa yang tidak dia mengerti."Rubby apa yang kau lakukan? Ini sudah hampir subuh dan kau masih terjaga disini?" Kenan mendekat ke Rubby. Rubby mengusap layar itu sembari menjawab Kenan. "Rasa ingin tahu ku tidak bisa ku hentikan begitu saja Ken. Kau tidurlah, lagi pula aku tadi sudah beristirahat sambil memuaskanmu bukan?
Pendingin ruangan sudah hidup namun Rubby masih mengeluarkan keringat di keningnya saat tangan-tangannya bergerak lincah di atas keyboard dan terkadang bergerak mengusap layar besar komputer depannya. "Bagaimana Ron?" Rubby terdengar serius berbicara lewat interkom yang ada di ruangan itu. "Apa kau sudah memastikan kordinat nya?" Rubby menghembuskan napasnya lalu mengusap-usap perut nya yang masih rata. "Baiklah. Apa Keyond sudah kembali ke lab? Jika belum minta Kenan menghubunginya dan minta dia menemuiku di ruang rawat ku. Ya tentu minta Kean dan Kenan ikut."Rubby keluar dari ruangannya setelah hampir tiga jam berkutat dengan apa yang dia yakini. Dia melihat Kenan setia berdiri disana. Rubby memeluk Kenan dan mencium pipi kekasihnya yang terlihat masam itu. "Apa kau sudah bisa berhenti," tanya Kenan masih tetap dengan mode khawatir. Rubby berdecik dan segera melepaskan pelukannya. "Be
Hiruk pikuk jalanan disekitar Kota Beirut menemani perjalanan Kenan, Rubby dan Keyond. Mereka berjalan dari satu jalan ke jalan lain demi mencari tempat yang aman. Rubby memegangi perutnya karena merasa nyeri dan Kenan melihat hal itu."Apa kau lapar?" Rubby menggeleng dan mereka masih berjalan dengan Keyond berada di depan mereka. "Keyond kita berhenti di kedai depan itu. Kita perlu makan." Keyond melirik Rubby yang tersenyum tak enak dan dia mengangguk.Di kedai makan sederhana itu, pemilik warung tersebut berbahasa Perancis. Ya, memang Beirut dan Lebanon terkenal dengan dua bahasa yang di pakai di Negara tersebut yaitu bahasa Arab dan Perancis. Bahasa Perancis digunakan karena pengaruh pada masa penjajahan dulu.Bahkan Beirut sendiri dijuluki Paris di Dunia Timur .Rubby menatap sekeliling kedai dimana letak-letak