Share

Bab 92. Kecewa Dalam

Tidak biasa hingga lewat waktu isya, Jeta belum juga tampak batang hidungnya. Yang sebelum ini selalu datang saat siang atau sebelum maghrib dari menginap di rumah Fani. Bahkan kini makanan beragam di atas meja yang sudah disiapkan Mak Min untuk makan malam, telah benar-benar menjadi dingin.

“Mau ke mana, Tuan?!” seru Mak Min saat Faqih keluar dari kamar, kemudian menyambar kunci mobil.

“Menyusul Jeta ke Batam Centre, Mak Min. Panggilanku selalu dia alihkan. Assalamu'alaikum!” Faqih melesat melewati pintu besi.

“Wa'alaikumsalam!” Mak Min menjawab dengan rasa ikut bertanya. Khawatir akan kelambatan kedatangan Jeta ke apartemen. Memahami perasaan sang tuan yang waswas.

Mak Min bergegas mengambil tudung saji lebar dan besar. Menutup segala hidangan di meja makan dengan sedih. Makanan banyak menu yang dia masak sebagaimana yang diinginkan Faqih, terancam bernasib sia-sia dan mubadzir. Sebab wanita yang ditunggu untuk diharap makan malam berdua dengan sang tuan tidak datang.

Tidak memerl
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status