Share

Sopir Tampan

“Oh, bagaimana kau bisa berpikir demikian?” Laura kembali tertawa renyah.

“Bukankah itu benar, Bu?” Harper menatap Laura, dengan sorot tak dapat diartikan.

Laura menghentikan tawa, lalu mencubit pipi putri kecilnya. Dia menggeleng pelan. “Aku sudah lama mengenal ayah Mairi. Namun, dia tidak menyukaiku … maksudku ini tak seperti yang kau pikirkan, Sayang,” jelasnya lemah-lembut.

“Lalu, kenapa dia terus tersenyum padamu?” tanya Harper lagi.

“Kau tahu dari mana bahwa dia terus tersenyum padaku?” Laura balik bertanya.

“Hmm.” Harper mengetuk-ngetukkan telunjuk ke dagu, seakan-akan tengah berpikir. “Waktu di kedai es krim, paman tampan itu berkali-kali melihat ke arahmu sambil tersenyum. Kau tidak melihatnya karena sedang makan es krim, Bu.”

“Oh, ya?” Kali ini, giliran Laura yang menggerakkan bola mata ke kiri dan kanan, seolah-olah tengah memikirkan sesuatu. “Aku memang tidak tahu,” ucapnya.

“Kalau begitu, apa kau mau tinggal di sini, Bu?”

Laura mengembuskan napas bernada keluhan, di
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status