Share

Melarikan Diri

"Pelayan! Apa yang kalian lakukan!"

"Bersihkan semua kekacauan itu atau aku akan memberi kalian hukuman!" teriak Aldrick dengan mata yang masih tertutup. 

Bibi Elma datang dengan nafas ngos-ngosan saat mendengar teriakan dari majikannya, kepala pelayan itu masuk kedalam kamar Aldrick dan melihat Natalie yang terjatuh di atas lantai. 

"Astaga! Apa yang terjadi padamu, Nona," bisik Elma.

Wanita paruh baya itu berjalan keluar kamar dan memanggil penjaga untuk mengangkat tubuh Natalie yang tak sadarkan diri. 

"Cepat bawa dia ke rumah sakit," perintah Elma saat melihat Natalie yang berlumuran darah. 

Setelah memerintahkan para penjaga untuk membawa Natalie ke rumah sakit, wanita itu kembali masuk kedalam kamar dan membersihkan bekas darah juga benda yang berantakan. 

Setelah beberapa jam Aldrick pun bangun dan segera menuju kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya. 

Saat telah selesai mandi lelaki itu keluar dari kamar mandi dengan handuk yang melingkar pada bagian bawah tubuhnya, tak sengaja matanya melirik ke arah tempat tidur dan melihat ada noda darah yang menempel pada sprei putih. 

Pria itu mengernyitkan keningnya saat melihat noda darah itu, "Aku tidak mungkin meniduri seorang gadis yang masih perawan bukan," gumam pria itu memikirkan hal yang tak pernah ingin ia lakukan. 

Karena terlalu mabuk semalam membuatnya tak bisa mengingat akan kejadian semalam. 

Tak ingin ambil pusing dengan mengingat hal yang terjadi semalam membuat pria itu bersiap untuk berangkat ke kantor dan tak ingin memikirkan hal itu lagi. 

Setelah beberapa menit lelaki telah siap dengan kemeja putih serta setelan jas berwarna hitam. 

Aldrick keluar dari kamar lalu turun ke lantai bawah dan menuju ruang makan. 

Sementara di rumah sakit Natalie sedang ditangani oleh seorang dokter wanita yang saat ini sedang memeriksa kondisinya, dokter wanita itu tidak sendirian tapi ia ditemani oleh seorang dokter laki-laki yang bernama Liam. 

Liam adalah dokter pribadi Aldrick sekaligus sahabatnya, tadi saat semua anak buah Aldrick membawa Natalie ke rumah sakit miliknya, membuat pria itu tahu siapa yang telah melakukan hal seperti itu pada Natalie. 

"Dokter Liam, wanita ini mengalami pendarahan dan juga peradangan pada daerah sensitifnya," 

"Mungkin karena ia melakukan hubungan seksual dengan gerakan yang terlalu brutal dan berkali-kali, apalagi ini pertama kali baginya dan membuat selaput daranya terkoyak," jelas sang dokter. 

Liam hanya mampu menghembuskan nafas berat saat mendengar penjelasan dari rekannya. 

Pria itu tak mengira bahwa Aldrick akan melakukan hal seperti ini pada seorang gadis yang masih perawan dan hal itu sungguh bertentangan dengan prinsip Aldrick selama ini. 

Aldrick Calvin Gregorius, pria kaya dan mapan yang berusia 30 tahun tapi pria itu memiliki sifat arogan dan juga kejam. 

Akan tetapi pria itu juga memiliki kebiasaan yang sangat buruk yaitu selalu bermain dengan wanita dan menghabiskan malam panjang dengan para wanita bayaran. 

Tapi walaupun Aldrick selalu bermain wanita lelaki itu juga tidak sembarang dalam memilih wanita salah satunya adalah ia tak ingin bermain dengan wanita yang masih suci atau perawan. 

Bukan tanpa alasan pria itu memiliki prinsip seperti itu tetapi di masa lalu memiliki kenangan buruk dan dendam.

Di usia remaja Aldrick harus menerima bahwa Ibunya harus meninggal tepat di depan matanya karena sang Ibu memilih mengakhiri hidupnya setelah mengetahui Ayah Aldrick yang berselingkuh dengan seorang wanita penghibur dan membuat wanita itu hamil. 

Itulah mengapa Aldrick ingin membalaskan dendam pada semua wanita murahan di luar sana. 

Menurutnya dengan ia menyewa para wanita itu akan semakin membuat harga diri seorang wanita penghibur semakin rendah di matanya dan akan menunjukkan pada wanita yang telah menjadi penyebab kematian Ibunya. 

Setelah proses pemeriksaan kini Natalie di bawah ke ruang rawat untuk mendapatkan perawatan intensif untuk beberapa hari kedepan. 

Liam dengan setia menemani gadis yang saat ini berbaring di atas brankar rumah sakit. 

"Entah apa yang berada dalam pikiran Aldrick sampai berani melakukan hal ini padamu," ucap Liam menatap nanar pada wanita yang masih belum sadarkan diri. 

Saat sedang sibuk dengan pikirannya tentang Aldrick dan juga nasib wanita malang ini, tiba-tiba ponsel pria itu berdering dan membuatnya harus meninggalkan Natalie untuk sementara waktu. 

Kini tinggallah Natalie berada di ruangan itu, lalu tak berapa lama wanita itu mulai sadar dan membuka matanya. Hal pertama yang ia lihat adalah ruangan yang didominasi dengan warna putih dan bau obat-obatan yang menyengat. 

Saat kesadaran gadis itu telah kembali sepenuhnya, ia kembali mengingat kejadian yang ia alami kemarin.

Air matanya kembali luruh saat mengingat kejadian itu, lalu dengan sekuat tenaga dan ketegaran hatinya, Natalie memutuskan untuk pergi dari rumah sakit dan akan melupakan semuanya serta menjalani hari-harinya seperti sebelum kejadian ini terjadi. 

Gadis itu berjalan di koridor rumah sakit dan menuju pintu keluar. 

Sedangkan Liam yang saat ini telah selesai melakukan tugasnya, pria itu memutuskan untuk kembali melihat keadaan Natalie tapi saat ia memasuki ruangan pria itu tak mendapati keberadaan Natalie. 

Seluruh ruangan kosong dan tak ada tanda-tanda keberadaan gadis itu berada. 

Liam mengambil ponselnya yang berada di dalam saku celananya lalu mulai menghubungi seseorang. 

"Aku ingin bertemu denganmu!" ucap Liam dan langsung mematikan sambungan telepon. 

Sementara Aldrick menjadi orang yang baru saja ditelepon oleh Liam membuat pria itu berdecak, "Kurang ajar sekali dia, langsung mematikan sambungan telepon tanpa mendengar jawabanku," ujar Aldrick merasa kesal atas sikap sahabatnya. 

Saat malam hari Aldrick bersiap untuk meninggalkan perusahaan dan pulang ke mansionnya. 

Tapi ketika ia keluar dari gedung perusahaannya, ternyata Liam telah menunggu di depan. 

Saat melihat kedatangan Aldrick dokter pria itu langsung melangkah maju dan tanpa aba-aba langsung memberikan bogeman mentah pada wajah Aldrick. 

Bugh! 

Aldrick mengumpat ketika merasakan sesuatu yang asin di pinggir bibirnya. 

Tak mau kalah pria itu pun membalas menghajar wajah Liam dan aksi saling pukul pun terjadi. 

Kedua memiliki kekuatan yang imbang dan membuat keduanya sama-sama babak belur. 

"Beraninya kau berbuat demikian kepadaku!" hardik Aldrick memberongsang marah akan tindakan dari Liam yang sudah berani melawannya. 

"Kau pantas mendapatkan hal itu! Pria sepertimu tidak pantas disebut sebagai pria sejati karena melanggar prinsipmu!" jawab Liam tak kalah emosi. 

Kedua alis Aldrick tertaut karena tidak mengerti dengan ucapan dari pria yang berada di hadapannya. 

"Apa maksudmu? Hah?" ucap Aldrick menarik kerah baju Liam. 

Liam menepis tangan itu secara kasar, "Kau telah menodai seorang gadis malang yang masih suci, brengsek!" jawab Liam dengan kobaran api amarah untuk Aldrick. 

Mendengar perkataan dari Liam membuat jantung Aldrick berpacu dengan sangat cepat, jadi bukti di kamarnya tadi itu benar. 

Next….. 

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status