“Berani sekali kamu pergi dengan laki-laki busuk itu! Kurang jelas apa yang aku bicarakan, Al!!” teriak Sagara di depan wajah Aliika. Kini mereka sudah berada di dalam kamar. Dan Sagara mulai mengamuk dengan emosi yang sepertinya sulit untuk ia kontrol. Aliika hanya bisa menangis dan ketakutan. “Aku tidak ada niat datang dengan Danu, Kak. Kita gak sengaja bertemu.” Jelas Aliika dengan suara bergetar. “Masih bohong aja!” “Aku gak bohong. Bukankah seharusnya disini yang marah aku? Karena Kak Sagara datang sama Soraya.” “Kenapa kamu marah? Perjanjian kita adalah aku tetap berhubungan dengan Soraya dan kau menjauhi Danu. Kau lupa? Hah!” ucap Sagara penuh penekanan. Aliika menunduk, “Kak Sagara jahat! Tapi kenapa aku gak pernah bisa benci sama Kak Sagara? Kenapa Kak?” ucap Aliika lirih. Wanita itu mendongak menatap sendu Sagara. Pipi itu telah penuh dengan telaga kesedihan. Sagara menyunggingkan bibir, “Aku jahat? Beberapa hari ini aku sudah berusaha untuk baik sama kamu, Al. Baiklah
Aliika terbangun dari tidur dan tak menemukan keberadaan Sagara disana. Mungkin semalam Sagara pergi dan tak kembali. Wanita itu heran saat mata nya menelisik setiap inci tubuhnya. Ia sudah berpakaian dan berselimut.Sebuah dress dengan bagian lengan bertali dan panjang diatas lutut. Sangat pas bahkan terlihat sedikit terbuka untuk Aliika pakai.Wanita itu menebak jika pasti Sagara yang memakaikan baju dan selimut. Sebab dirumah ini Sagara membuat peraturan bahwa hanya Aliika dan Sagara yang boleh masuk ke kamar mereka dan ruang kerja Sagara.Jadi untuk urusan kamar Aliika sendiri yang akan membersihkan begitu juga dengan ruangan Sagara laki-laki itu sendiri yang akan membersihkannya. Karena disana terlalu banyak dokumen penting dan Sagara tidak ingin orang lain mengotak-atik.Suara gemericik air dari kamar mandi membuat Aliika tersadar dari lamunan. Pasti Sagara sedang mandi untuk segera ke kantor. Karena sekarang sudah pukul delapan pagi.Aliika turun dari ranjang. Saat dia ingin be
Seorang dokter sudah datang dan memeriksa keadaan Aliika. Dengan hati-hati dokter keluarga Guwanna itu memeriksa Aliika agar tidak sampai membangunkan wanita itu yang sedang terlelap. Sagara memperhatikan dengan serius, untuk memastikan semua baik-baik saja.Beberapa saat kemudian dokter dengan pawakan sudah tua itu selesai dengan kegiatannya. Mengajak Sagara sedikit menjauh dari ranjang untuk memberitahukan keadaan Aliika.“Bagaimana dok?” tanya Sagara dengan suara pelan namun penuh kecemasan.“Gejala tipes. Kelelahan, pola tidur tidak teratur dan daya tahan tubuh yang kurang baik. Jadi saya sarankan agar istri tuan istirahat total dua atau tiga hari dan meminum obat yang sudah saya resepkan.” Jelas dokter itu kemudian berjalan menuju tasnya berada. Untuk mengambil kertas resep obat dan menuliskan obat apa saja yang dibutuhkan Aliika.Sagara akan menyusul dokter itu namun tiba-tiba benda pipih di saku celana laki-laki itu bergetar. Membuat ia mengurungkan niat. Saat Sagara melihat s
Setelah memastikan semua barang pentingnya terbawa, Aliika keluar dari kamar untuk berangkat ke butik. Aliika akan ke butik diantar oleh supir, tadinya Sagara menawarkan akan mengantar Aliika. Namun ternyata tiba-tiba Sagara di telepon oleh Sandra bahwa ada jadwal meeting dengan klien baru.Jadi Sagara meminta maaf pada Aliika karena tidak bisa mengantar istrinya itu. Hari sudah terik, karena memang sudah menunjukkan pukul sebelas siang.Aliika berdiri di teras rumah. Menunggu supir yang akan mengantarnya. Mata Aliika tiba-tiba tertuju pada seorang anak kecil di luar gerbang rumah, berusaha mengambil bola yang masuk ke pekarangan rumah Aliika.Anak itu terlihat susah payah menjangkau bola itu dengan memasukkan sebelah tangannya melalui celah gerbang. Sepertinya satpam rumah tidak menyadari keberadaan anak itu.Aliika memutuskan untuk menemui anak itu. Berjalan menyusuri pelataran rumah yang luas untuk mengambil bola itu. Kemudian ia menuju pos agar dibukakan pintu gerbang. Satpam itu
Aliika menatap sengit pria di depannya ini, geram mendengar ucapan yang terlontar dari bibir busuknya. Tanpa memikirkan konsekuensi yang akan Aliika terima, ia langsung menendang milik Bagas dengan cukup keras. Membuat Bagas mengerang kesakitan.“Bitch!” umpat Bagas masih meringis kesakitan. Dua orang suruhan Bagas menghampiri pria itu berniat untuk menolong, namun dengan kasar Bagas langsung menolak.Bagas kembali mendekat ke arah Aliika dan langsung menampar wanita itu dengan cukup keras. Aliika merasakan panas di pipinya, terutama di dekat mata.“Beraninya kau!!” teriak Bagas. Air mata keluar dari kedua mata Aliika. Bukan dari ketakutan melainkan rasa kesal terhadap pria busuk ini.Dengan brutal Aliika terus menendangkan kaki nya, berusaha untuk memberi pelajaran pada Bagas lagi. Namun kali ini Bagas berhasil menghindar.Bagas mengangkat tangan bersiap untuk menampar Aliika kedua kalinya. Wanita itu sudah memejamkan matanya, namun sebuah suara membuat kelopak mata itu kembali terbu
Sagara sedang sibuk membenahi dasi yang sudah mengalung di leher dimana nadi berwarna biru itu menonjol jelas. Sesekali ia melirik ke arah Aliika yang tengah nyaman dengan dunia riasan. Bermacam make up di meja rias itu yang Sagara tak pahami bagian apa saja, telah dioleskan dengan natural di wajah mulus Aliika.Sejak kejadian di ruang kerja Sagara kemarin, mereka sama sekali belum saling bicara. Bahkan hanya untuk melihat ke arah Sagara saja, Aliika enggan melakukannya.Jujur Sagara kesal jika terus diabaikan seperti ini oleh Aliika. Namun ini adalah keinginan laki-laki itu sejak awal. Jadi Sagara juga memilih diam dan tak memperdulikan Aliika juga. Entah hal ini akan bertahan sampai kapan.Sagara sudah rapi dengan pakaiannya. Sedangkan Aliika masih berkutat dengan rambut panjang terurai itu, wanita itu berniat untuk menguncir kuda andalannya saja.Tanpa mengatakan apapun Sagara mengambil ponsel miliknya dan berjalan keluar dari kamar.Aliika melihat kepergian Sagara melalui pantulan
Berjam-jam Sagara hanya diam di ruang kerjanya. Memikirkan apa yang sedang terjadi pada alur kehidupannya. Semua terasa berantakan dan hancur. Hatinya kacau.Tak terasa kantuk mulai menyerang. Sagara memilih untuk tidur. Ia akan tidur dikamar lain karena ini bukan saat yang tepat untuk berada didekat Aliika. Mereka butuh waktu sendiri. Namun Sagara ingin ke kamar utama sebentar memakai pakaian karena sedari tadi tubuh Sagara hanya berlapiskan kaos dalam.Perlahan Sagara membuka pintu kamar. Namun ia tak menemukan keberadaan Aliika disana. Pintu kamar mandi tertutup artinya Aliika berada disana.Sagara memilih masuk ke walk in closet dan memakai pakaian yang tebal. Bahkan setelah ia keluar Aliika masih berada didalam kamar mandi. Tak terdengar suara aktifitas apapun disana. Dan entah sejak kapan Aliika berada disana.Padahal waktu sudah menunjukkan pukul sebelas dini hari. Dan itu bukan waktu untuk mandi.Tanpa mengetuk pintu, Sagara langsung masuk kedalam kamar mandi. Tak peduli jika
Aliika merasakan jika kepalanya seperti dihantam oleh batu besar saat ia bangun dari tidur. Terasa sangat sakit hingga membuat bibirnya meringis kesakitan. Sejenak Aliika bersandar di kepala ranjang untuk menghilangkan pusingnya. Wanita itu tidak tahu kenapa ia tiba-tiba pusing hari ini. Badannya terasa lemas. Beruntung hanya beberapa menit saja setelah ia bersandar, rasa sakit dikepalanya berangsur mereda. Gemericik air dari dalam kamar mandi membuat Aliika melihat ke arah pintu yang tertutup itu. Ia tak menemukan keberadaan Sagara, sudah dipastikan jika yang berada didalam kamar mandi adalah Sagara. Aliika turun dari ranjang dan berjalan menuju pintu kamar mandi. Dengan gelisah ia berdiri di depan sana. Ingin rasanya ia masuk, namun keraguan terus muncul di benak Aliika. Aliika takut jika Sagara akan marah, lagi pula juga untuk apa ia masuk kesana. Cukup lama Aliika berdiam diri disana. Ia berusaha untuk menghilangkan keinginan masuk kesana. Karena tentu saja itu hal bodoh. Tanpa