Suara dentingan dari sendok dan garpu terdengar di ruang makan itu. Aliika dan Sagara sedang sarapan bersama. Mereka terlihat sudah siap dengan pakaian kantornya. Karena mulai hari ini Aliika akan kembali bekerja. Berat rasanya meninggalkan Aeera dan Arjuna dirumah, namun hari ini ada klien penting yang harus ia temui. Mau tak mau Aliika harus menemuinya. “Nanti mau dijemput?” tanya Sagara. Aliika menggeleng, “Nggak usah. Aku bawa mobil sendiri aja.” Ucap Aliika membuat Sagara menatap tajam istrinya itu. “Biar bisa langsung pulang kalau meeting nya udah selesai. Kasian Aeera sama Arjuna ditinggal terlalu lama.” Jelas Aliika. Paham akan situasi mencekam akibat tatapan Sagara. Ia tidak mau suaminya salah paham dan marah. “Hati-hati, kamu udah lama ga bawa mobil sendiri kan?” “Iya, Mas.” “Jangan ngebut.” Ucap Sagara lagi. Cara bicaranya sudah seperti bapak-bapak yang menasehati anaknya. Aliika tersenyum manis dengan tingkah Sagara, “Iya suamiku Sayang.” Balas Aliika berbeda dari
Sagara dan Aliika sampai di tempat pemakaman dalam waktu yang sama. Mereka keluar dari mobil masing-masing, kemudian Sagara mengulurkan tangannya untuk menggandeng tangan Aliika. Mereka berjalan bersama menuju kerumunan orang yang sedang menyaksikan pemakaman seseorang. Semilir angin disana terasa tidak enak di tubuh mereka. Saat sampai disana, terlihat Danu sedang menaburkan bunga diatas makam yang tanahnya masih terlihat basah itu. Kemudian Danu bersalaman dengan beberapa orang disana yang mengucapkan belasungkawa padanya. Satu per satu orang mulai pergi, hingga akhirnya Danu menangkap sosok Sagara dan Aliika yang berada di sana dengan bergandengan tangan. Aliika dengan mata berkaca-kaca dan Sagara dengan wajah dinginnya. Aliika melepaskan genggaman Sagara, kemudian ia berjongkok di sebelah makam itu dan mengelus batu nisannya. “Selamat jalan Soraya, aku udah maafin semua kesalahan kamu. Dan semoga kamu juga udah maafin kesalahanku. Semoga kamu tenang disana ya.” Lirih Aliika k
Sudah pukul dua belas malam, Aliika nampak panik. Ia menggigit jari khawatir. Berjam-jam wanita itu menunggu Sagara pulang. Namun tak terlihat batang hidung laki-laki itu di rumah. Bahkan saat ini Radit sudah ke lokasi dimana ban Sagara pecah untuk mencari keberadaan suaminya itu.Aliika mondar mandir di depan pintu keluar rumahnya, ia tak sabaran menunggu kabar tentang Sagara. Wanita itu terperanjat kaget saat pintu terbuka ia langsung menghampiri Radit, “Bagaimana Radit? Mas Sagara ada disana?” tanya Aliika panik.Radit menggeleng, “Kami tidak menemukan Tuan Sagara disana Nyonya. Sudah kami cari sekeliling juga tidak menemukan tanda-tanda keberadaan Tuan.”“Bahkan cctv juga tidak ada disana Nyonya. Jadi kami sedikit kesulitan untuk mengetahui pelaku dari penculikan Tuan Sagara.” Lanjut Radit menjelaskan apa yang terjadi.Aliika menangkup wajahnya frustasi. Wanita itu mulai menangis kencang, ia tak siap jika harus kehilangan Sagara. Radit hanya bisa terdiam di sana, ia tidak mungkin
“Jika boleh saya tahu, urusan apa hingga membuat kalian nampak panik dan terburu-buru?” tanya Lintang mengedarkan mata keseluruh orang yang ada disana dan berhenti tepat menatap Aliika.“Kami sedang menuju tempat dimana Tuan Sagara diculik..-”“Radit.”Ucapan Radit terjeda saat Aliika langsung menyergahnya. Membuat laki-laki itu menunduk. Aliika berdehem, “Maaf Tuan. Kami benar-benar sedang ingin bergegas. Jadi kami permisi dan tidak bisa menerima tamu untuk sementara waktu.” Ujar Aliika ramah. Lintang mengangguk tersenyum. Kemudian ia berencana untuk membantu Aliika mencari Sagara. Awalnya Aliika menolak, namun akhirnya menyetujuinya karena ia berpikir Lintang adalah rekan kerja jadi tak apa.Mereka semua bersama-sama menuju TKP. Disepanjang perjalanan Aliika hanya melamun. Beberapa menit kemudian mereka telah sampai di TKP. Disana sudah ramai dengan polisi dan bodyguard lain. Juga terlihat mobil Sagara yang masih terparkir di sana.Aliika mendekati mobil itu. Saat membuka mobil itu
Sepertinya hujan sudah reda, Aliika mulai tersadar dari tidurnya saat mendengar suara ketukan dari luar. Ia membuka mata perlahan, betapa terkejutnya Aliika saat menyadari jika ia tertidur di bahu Lintang. Aliika langsung menegakkan tubuh dan menjauh dari Lintang.Lintang yang merasakan pergerakan Aliika lalu tersenyum sinis, ia mengucek mata untuk memfokuskan pandangan. Laki-laki itu menoleh pada Aliika yang masih terkejut itu. Ia kembali tersenyum sinis, “Ada apa Al? Apakah kau berpikir aku melakukan sesuatu padamu. Hm?”Wajah Aliika tampak panik, “T-tidak. Sudahlah sepertinya Radit sudah datang a-aku akan segera pulang. Terimakasih karena s-sudah menemani.” Ujar Aliika sedikit terbata-bata. Aliika langsung keluar dan masuk ke dalam mobil Radit, meninggalkan Lintang sendiri disana.Waktu sudah menunjukkan pukul sembilan malam. Aliika menatap Aeera dan Arjuna yang sudah tertidur bersama di ranjang kamar utama.Mengusap lembut puncak kepala kedua anaknya itu. Mata Aliika berkaca-kaca
Sudah seminggu Aliika sendiri tanpa kehadiran sang suami. Belum ada tanda-tanda mengenai nasib Sagara. Hidup harus terus berjalan karena sekarang Aliika punya Aeera dan Arjuna. Ia harus berusaha untuk tetap tegar dalam mengurus kedua anaknya tanpa suami. Wanita itu tengah bermain di ruang keluarga bersama Aeera dan Arjuna. Tadi ia juga sempat menelepon Vita untuk datang. Namun gadis itu tidak bisa karena sedang bekerja. Alhasil Aliika tidak bisa memaksanya. Tadi juga Lola mengatakan akan datang berkunjung namun entahlah jadi atau tidaknya Aliika juga tidak bisa berharap lebih. Tok tok tok Ketukan pintu membuat fokusnya teralihkan. Aliika menebak jika itu pasti Lola, namun kenapa wanita itu tidak langsung masuk saja. Aliika pun memilih untuk berjalan membuka kan pintu. Betapa terkejutnya Aliika saat mengetahui siapa yang datang. Aliika menatap jengah laki-laki di hadapannya ini, “Aku sudah lelah dengan perlakuanmu Lintang. Jadi kumohon enyahlah, jika kau ingin membantuku untuk menc
Setelah menyimpulkan fakta jika itu hanya sebuah jebakan Aliika kemudian memilih untuk pamit dari sana. Begitu juga dengan Lintang ia juga memilih pamit dan menyusun kembali rencananya. Saat akan melangkah menuju pintu, Danu dengan cekatan membalik badan Lintang dan langsung menghantamnya dengan bogeman hingga Lintang beringsut ke bawah.“Danu!” teriak Aliika. Seakan tuli Danu kembali mendekati Lintang dan menarik kerahnya dan terus menghujamnya dengan tinjuan.Aliika yang panik hanya bisa terus berteriak untuk Danu berhenti namun usaha itu sia-sia, “Kau cepat pisahkan mereka Radit.” Perintah Aliika kepada Radit. Radit sebenarnya malas untuk memisahkan mereka. Biarkan saja Danu menghajar Lintang yang memang kurang ajar itu. Tapi mau bagaimana lagi ia harus patuh pada Nyonya nya.“Baik Nyonya.” Radit mendekat ke zona perkelahian itu dan langsung menarik paksa Danu. Laki-laki itu sedang dilanda emosi jadi Danu menepis kasar Radit membuat Radit sedikit kesal.“Sialan.” Umpat Radit. Radi
“Kamu ngapain tadi kesana?” tanya Radit pada Vita. Mereka saat ini sudah berada di apartemen Vita. Setelah mengantar Aliika, Radit langsung membawa Vita ke apartemen. Lelaki itu nampak emosi. Vita memutar mata jengah, “Ya aku ingin menemui kak Aliika lah. Yakali bertemu sama kamu, jijik kali.” Ekspresi Radit terkejut saat mendengar ucapan Vita ia mondar mandir mencengkram rambut frustasi, “Wahh memang kurang ajar ya kamu Vit. Terus kesana cuman mau genit sama cowok lain gitu?” Radit tak habis pikir dengan gadis satu ini. Sepertinya sok cantik dan caper. “Kamu kenapa sih, marah-marah ga jelas.” Vita memicing, “Cemburu ya?” goda Vita sambil menaik turunkan alisnya. “Apa sih ga usah kepedean deh. Siapa juga yang cemburu.” Ujar Radit nampak panik. Raut wajah laki-laki itu sudah memerah dan panas. Laki-laki itu pun memilih untuk pergi dari sana. Dan melanjutkan mengulik informasi mengenai Lintang sesuai yang diperintahkan oleh Rama sebelumnya. ***** Aliika sedang berada di balkon me