Share

Bab 118

Tak lama, Mas Arsyad pulang. Aku menyambut kedatangannya.

"Mas tadi dapat pesan dari Ibu, jika Ibu mau mampir. Jadi, Mas buru-buru pulang,"bisiknya.

"Bukan karena ada mantan kamu, 'kan?"

"Ya, enggak lah. Buat apa!" sahutnya.

Kami pun berjalan beriringan ke ruang tamu. Mas Arsyad menciumi tangan Ibunya. Lalu mengangguk ke arah Tasya yang masih menatap dengan tatapan penuh kerinduan.

"Apa kabar, Mas?"

"Baik!" Jawab Mas Arsyad singkat.

Mama yang menyadari jika perempuan itu menatap Mas Arsyad berkata "Mbak Tasya ini belum nikah, ya?"

Dia gelagapan.

"Be-- belum, Tante."

"Oh, pantes. Buru-buru nikah saja. Menikah itu bagian dari usaha untuk menghindari kemaksiatan yang tak sengaja maupun yang sengaja kita lakukan."

"Maksud, Tante?"

"Iya! maksud, Jeng apa?" Ibu ikut bertanya, dengan suara meninggi.

"Ya, misalnya, maksiat melihat suami orang dan membayangkan dia menjadi milik kita. Atau maksiat karena tiba-tiba mata tak sengaja menatap suami orang lain dengan cinta," sindir Mama.

Perempu
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (2)
goodnovel comment avatar
Isabella
nah aku baru mau komen gimana tentang Aina yg di suruh oleh ibu ubay untuk poligami. sekarang tau jika hati anaknya di sakiti mertuanya sakit kan. yg menolong juga alina
goodnovel comment avatar
Meyke Sartika
Tenang Lele, ada Alina backing mu, hehe
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status