Niko melihat kedua kaki jenjang dan putih Amerika yang tanpa sepatu lalu menatap Amerika dengan cepat Niko langsung menggendong Amerika.
“Nik, apa-apaan ini.” Teriak Amerika.
Sontak semua pengawal yang ada di sisi kanan kiri, depan belakang Niko terkejut dengan apa yang dilakukan Niko, pangerannya itu?
Kebiasaan seperti ini jarang sekali dilakukan di area istana apa lagi di depan pengawal.
Niko hanya tersenyum tidak menjawab, dia berjalan menggendong Amerika.
Merasa malu Amerika memejamkan matanya, sesekali membuka matanya. Niko yang bisa melihat bulu mata lentik Amerika yang bergerak-gerak hanya tersenyum kecil.
“Kamu harus terbiasa seperti ini, kan sebentar lag
“Hahaha … aku hanya bercanda, kenapa kalian begitu serius. Elita cepat bawa gadis ini ke ruang pakaian.” Lisa tertawa melihat ekspresi Amerika dan juga Elita, pelayannya itu memang gadis yang sangat baik dan bertanggung jawab, itulah mengapa Lisa memilih Elita untuk melayani Amerika di antara banyak pelayan wanita yang justru sudah berpengalaman di istana. Bukan tanpa alasan Lisa memilih Elita, selain mereka memiliki nama keluarga di belakangnya Hansen, Lisa sangat paham loyalitas Elita kepadanya selama ini. Elita tanpa menunggu lebih lama dia membungkukkan badannya dan berkata, “Baik Yang Mulia Ratu. Nona Amerika ikutlah denganku.” Setelah itu Elita membawa Amerika masuk ke dalam kediaman Lisa. Lisa yang melihat Amerika berjalan tanpa alas kaki tersenyum kecil
“Yang Mulia …” ucap Amerika, mulai sekarang dia harus mengikuti semua orang yang ada di istana untuk memanggil ibunya Niko dan juga Ratu Rosen ini dengan sapaan seperti itu.Lisa membawa pakaian itu mendekati Amerika, “Pakailah! Ini pakaianku dulu sewaktu aku masih seusia kamu. Aku rasa pakaian cocok untukmu.” Lisa menyodorkan pakaian itu pada Amerika.Amerika hanya bisa mengangguk dan menerima pakaian pemberian ibunya Niko.“Nona Amerika, mari saya bantu.” Elita dengan cepat mengambil pakaian itu dari Amerika lalu berjalan ke dalam ruangan, Amerika mengikuti Elita.Ada sebuah ruangan berukuran besar, yang di dalamnya ada banyak sekali riasan dan koleksi perhiasan milik Lisa.Mata Am
“Kamu bawa putri cantikmu ini, Mommy mau bantu Daddy kamu dulu, kita ketemu di sana.” Lisa mengerling pada Niko yang tidak berkedip menatap Amerika di depannya, terlihat sangat cantik.Bagaimana bisa pakaian ibunya bisa pas di tubuhnya Amerika dan gadis itu terlihat sangat menawan dengan pakaian dan juga sepatu milik ibunya.“OK!” jawab Niko tanpa menatap ibunya.Lisa hanya bisa tersenyum lalu dia berjalan kembali ke masuk.Elita menundukkan kepala saat Lisa melewatinya.“Ayo kita pergi.” Ajak Niko, dia sudah memberikan lengannya pada Amerika.Tapi dasar Amerika yang tidak peka apa yang dilakukan Niko kepadany, dia justru berjalan duluan.
Bukan Karina kalau dia bisa diabaikan begitu saja oleh Niko. Karina berlari kecil tangannya langsung mengapit tangan kanan Niko, dia tersenyum kecil dahi Niko berkerut sedikit terkejut atas tindakannya. “Nik, sudah lama sekali kita nggak menghadiri acara seperti ini.” Ucap Karina. “Kamu …” “Hehehe … aku tidak akan pernah melepaskanmu, Hai Nona Amerika.” Tangan kanan Karina melambai ke Amerika yang menatapnya. “Hai …” jawab Amerika, padahal mereka barusan juga saling bersapa. Berdiri di samping Alex, Amanda wajahnya cemberut melihat kedua gadis yang sedang berjalan berdampingan dengan Niko. Alex yang melihat ekspresi wajah adikny
Amerika sedang duduk menatap sajian makanan yang ada di meja panjang.Saat itu Amanda datang menghampirinya dan menyapa Amerika, “Amerika … Ah, aku boleh memanggilmu Amerika kan.”Amerika menoleh sedikit terkejut, tapi dia senang juga karena ada seseorang yang menyapanya di sini.“Apa aku boleh duduk di sampingmu?” tanya Amanda.“Silakan.” Jawab Amerika.“Karena sepertinya usiaku lebih tua darimu, maka aku panggil kamu Amerika, OK!”Amerika tersenyum malu lalu berkata, “Panggil saja aku, Meri.”“Meri, cukup lumayan bagus.” Ucap Amanda tersenyum.
Di sebuah ruangan.Marlyn berdiri menatap tajam pada sosok perempuan yang pakaiannya dan wajahnya berantakan.“Yang Mulia, maafkan aku.” Kata Bella dengan wajah memohon.“Aku tidak pernah menyangka, kau akan membalas kebaikanku seperti ini.” Ucap Marlyn dengan tatapan tajam dan dia terlihat sangat marah.Dito yang berdiri tak jauh dari mereka, mengawasi dalam diam.“Katakan padaku, di mana kau simpan uang itu?” tanya Marlyn.Duduk berjongkok di lantai, Bella mendongak dengan posisi tangan terikat di belakang punggungnya.“Aku tidak tahu Yang Mulia.”
Bella tidak menyangka kalau Marlyn tahu dia sudah berbohong.Dengan teriak dia memohon pada Marlyn, ibu suri sekaligus ibu angkatnya.Sementara Marlyn masih gemetar dia duduk di kursi, Dito yang berdiri di sampingnya mengawasi perempuan berusia hampir tujuh puluh tahun itu yang terlihat sangat terkejut.“Dito, bawa aku kembali ke istana, sampaikan pada Alan kalau aku tidak bisa hadir di acara pesta kebun pagi ini, aku ingin istirahat.” Perintah Marlyn pada asisten pribadinya itu.“Baik Yang Mulia.” Setelah itu Dito berjalan keluar.Masih dengan kepala tertunduk, Marlyn meneteskan air matanya, dia sangat bersedih lalu teringat mediang suaminya.“Suamik
Para tamu undangan sudah mulai berdatangan, hanya beberapa kerabat dekat dan juga keluarga anggota dewan Istana Rosen.Ada keluarga Gilbert, anggota dewan Istana Rosen kedua setelah Wilson, saat dia berjalan ke arah Niko, saat itu juga dia langsung membungkukkan badannya.“Pangeran Niko salam dari keluarga kami.” Sapa Lane Gilbert bersama istrinya yang juga membungkukkan badannya.“Mister Gilbert, apa kabar keluarga kalian?” tanya Niko pada Lane dengan ramah.“Semuanya baik-baik saja Pangeran. Apa kabar Pangeran Niko, aku mendengar kalau Pangeran akan segera pergi ke bagian barat Rosen?” ucap Lane.Wilson yang berdiri di samping Niko menatap Lane, Niko hanya tersenyum sambil menjawab, &ldqu