Share

Bab 125. Déjà vu

“Ariel!” Shawn terbangun dari tidurnya, dengan napas terengah-engah, dan keringat membanjirinya. Tampak raut wajah pria itu menunjukkan jelas ketakutan dan kepanikan di kala matanya sudah terbuka.

Dalam keadaan napas yang terengah-engah, Shawn mengendarkan pandangannya, menatap ke sekitar—di mana dirinya berada di ruang kerjanya. Dia terdiam sejenak, berusaha mengingat apa yang terjadi.

Seketika Shawn langsung mengucapkan Syukur di kala dirinya mengingat dia hanya bermimpi. Dia baru saja selesai video conference—dan tertidur di ruang kerjanya. Tatapannya menatap ke jam dinding—waktu menunjukkan pukul delapan malam.

Shawn mengendarkan pandangannya kembali, memastikan bahwa memang dirinya ini hanyalah mimpi. Dia berusaha mengatur napasnya, mengatasi rasa takut dan cemas yang telah melanda dirinya.

Suara ketukan pintu terdengar…

“Masuk!” seru Shawn meminta pelayan untuk masuk.

Sang pelayan masuk setelah mendapatkan izin. “Tuan, maaf mengganggu Anda. Saya ingin memberi tahu Anda kalau di
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status