Pernikahan berjalan dengan lancar dimana tidak ada kesalahan sama sekali saat mengucapkan kata depan papinya, satu hal yang masih Zee rahasiakan dari banyak orang adalah kehamilan dirinya bahkan Billy tidak tahu jika dirinya hamil. Tanda – tanda wanita hamil tidak tampak dari keseharian, mungkin hanya satu orang yang curiga dengan perubahan dirinya yaitu Erland. Saat Zee menggoda Gerald dimana pria tersebut dapat langsung menebak jika Zee sedang mengandung padahal dalam banyak hal dimana tidak tampak tanda – tanda itu.
“Kita akan tinggal disini kalau ibu ingin tinggal disini juga bersama Hera bisa.”
Zee menatap Mili yang hanya diam tidak ingin berbicara mengenai hal apa pun pada dirinya, hembusan nafas pelan membuat Zee akhirnya menyerah dan itu semua tidak lepas dari pandangan Billy. Memilih masuk kedalam kamarnya untuk istirahat karena dirinya terlalu lelah menemui beberapa tamu undangan, sedikit berharap anaknya akan baik – baik saja didalam atas apa yang baru saj
Pengakuan Zee yang mengatakan hamil semakin membuat hati Billy tidak tenang ditambah wajah ibunya yang sudah mulai bahagia mendengar berita tersebut, bahkan menghubungi Tyas yang semakin membuat hati Billy tidak tenang dan langsung meminta pulang berikutnya entah untuk apa tapi Billy meminta Hera untuk menemani apa pun yang dilakukan sama ibunya.“Wajah kamu tampak kusut” Billy menatap Endi yang duduk dihadapannya “apa yang terjadi pada pengantin baru ini” memberikan tatapan menggoda yang membuat Billy menggelengkan kepala.“Zee hamil.”Dua kata membuat mereka berdua terdiam, masuk dalam pemikiran masing – masing yang pastinya sama. Saling memandang seakan berkomunikasi satu sama lain melalui tatapan mata, hingga hembusan nafas bersamaan membuat mereka paham akan apa yang terjadi selanjutnya.“Aku akan menjaga Zee semampuku dan kamu selamat mendapatkan apa yang kamu harapkan” Billy menatap tidak terima
Selama masa kehamilan Mili yang merupakan ibu dari Billy lebih sering datang ke apartemen Zee yang membuatnya sedikit bertanya dalam hati, selama pernikahan pun komunikasi Zee dengan Billy tidak banyak hanya pembicaraan singkat dan itu bukan hal penting. Kontrol ke dokter kandungan Billy selalu ikut meski selama disana tidak ada pembicaraan diantara mereka kecuali mereka bertanya untuk urusan masing – masing, Zee lebih banyak bertanya mengenai aktivitas yang dijalani terutama saat pernikahan kakaknya Lucas yang pastinya membutuhkan tenaga besar untuk berada disana.Billy sendiri menjadi sosok suami yang protektif pada istri dan hal itu sering membuat Zee malas, satu hal yang tidak diketahui Billy adalah kesiapan Zee atas semua yang akan terjadi nantinya. Setiap Mili datang dimana Zee selalu bersikap waspada dalam banyak hal ditambah saat ini dirinya sedang hamil diusia menginjak tujuh bulan, Anggi sendiri saat ini juga hamil yang pasti kebahagiaan keluarganya bertambah
Kembali ke ruangan dimana masih penuh dengan banyak orang dan dapat Billy lihat bagaimana ibu mertuanya menangis dalam pelukan suaminya, Leo berjalan kearah Billy dan langsung memukul dirinya tanpa persiapan.“Sudah puas dengan semuanya?” menatap tajam Billy dengan badan Leo dipegang oleh seseorang dimana sepertinya Gerald “dari awal kami sudah menentang itu semua dan sekarang lihat ibumu yang gila melakukan ini semua.”Billy hanya terdiam “bagaimana keadaannya?” menatap mereka semua seakan tidak peduli dengan perbuatan Leo.Boy berjalan kearah Billy dan meminta dirinya serta Bima ikut serta, Billy hanya bisa diam mengikuti apa yang diminta Boy dalam diam. Billy seakan tidak memiliki tenaga untuk membalas apa pun karena saat ini dirinya hanya ingin bertemu dengan Zee dan menatap wajahnya.“Bagaimana Boy?” suara Bima menyadarkannya.“Dokter mengatakan racunnya bekerja dalam dan untung saja kita c
Dokter keluar tepat ketika mereka kembali dimana ingin berbicara dengan Boy, Billy ingin ikut serta namun ditahan Leo dengan memegang bahunya.“Biarkan Mas Boy melakukan apa yang dikatakan Zee dan jangan ikut campur.”“Aku suaminya kalau kamu lupa” menatap tajam Leo.Leo tersenyum sinis “sayangnya disaat seperti ini Zee tidak ingin kamu terlibat didalamnya jadi silakan urus ibumu yang sakit jiwa itu.”Billy ingin menghajar Leo saat mengatakan itu karena bagaimana bisa menghina ibunya meski apa yang dilakukan ibunya tidak baik sama sekali dan bisa membuat istrinya sampai seperti ini.“Kita buat laporan polisi.”Billy menatap tidak percaya atas apa yang Bima katakan “bagaimana bisa kalian melakukan ini pada ibu?”Endi memutar bola matanya malas “kalau kita mendengarkan dia yang ada bisa gila dan sepertinya kamu harus periksa kejiwaan karena semakin lama tidak jauh berbeda
Menatap ragu pada ponselnya saat ini dimana antara memilih Tyas atau menunggu Zee, dimana Tyas mengatakan jika berada di aparment miliknya. Foto yang dikirim Tyas membuat Billy tidak merasakan apa pun seperti selama ini dimana seakan perasaan tentang hal itu hilang dengan sendirinya, bayangan mengenai apa yang dilakukan wanita tersebut membuat Billy sedikit mual.“Kita ke ruangan Zee” tepukan pelan yang dilakukan Leo menyadarkan Billy dari lamunan dan mengikuti langkah Leo pelan.Billy hanya diam mengikuti langkah Leo karena tidak tahu berada dimana ruangan Zee, langkah Billy seketika terhenti saat melihat beberapa orang berada disekitar ruangan dan Leo tampak biasa saja. Billy menatap mereka dengan tatapan bertanya – tanya dan sepertinya akan mencari informasi pada Endi saat mereka bertemu nantinya, Billy menatap ranjang yang kosong dimana tampaknya Zee belum masuk ke dalam ruangan.“Angkat dan kalau memang penting kamu bisa pergi
Bima adalah sosok yang terkadang membuat Billy marah namun selalu dirindukan, Billy selalu iri pada Endi yang bisa dekat dengan Bima sedangkan tidak dengannya. Billy selalu mengira bahwa dirinya tidak diinginkan sama sekali tapi nyatanya Bima merasa kehilangan dengan tidak bersama dengannya.“Ayah nggak bisa berkata apa pun bahkan akses ke tempat kamu di tutup” Billy menatap tidak percaya “memang baru ini bisa itu pun mengancam Mili karena aku ingin merasakan kehadiranmu.”Perkataan Bima dengan ibunya sangat berbeda dan saat itu Billy selalu mempercayai semua perkataan Mili bukan Bima, tapi semua berubah saat Bima membantu sepenuh hati atas perusahaan kecil yang dibuatnya.“Semua keputusan ada di tangan kamu membela ibu kamu atau istrimu.”Billy menatap Bima saat mengatakan dengan pandangan lurus ke depan, ponselnya berbunyi kembali di mana nama Tyas membuat hatinya tidak menentu.“Ada apa dia menghubungimu
Tidak tahu akan kemana saat ini karena pikiran Billy sangat buntu, bahkan hanya diam disamping Bima yang sedang menyetir. Billy tidak menyangka bahwa Tyas yang pernah menemani dirinya saat lalu ternyata tidak sebaik yang dalam pikirannya dan malah melukai wanita yang telah mengandung anaknya.“Kita semua para pria kehilangan sesuatu berharga karena ibumu.”“Kenapa bisa ibu melakukan ini semua?”Bima mengangkat bahu “rasa iri pada Tania dan Tina yang menjadi penyebab utama terutama Tina ditambah ayah jatuh dalam pelukan wanita di keluarga itu” Billy mencibir perkataan Bima.“Andai ayah nggak tergoda atau wanita itu nggak menggoda ayah bisa jadi keluarga kita baik – baik saja.”Bima mengangkat bahu “bisa jadi juga sama karena ayah sendiri tidak tahan dengan semua yang ibumu lakukan” Billy mengalihkan pandangan “ibu kamu menganggap kesalahan menikah dengan ayah, kalau pun kita ber
Tatapan Billy mengarah pada Bima dengan beberapa orang yang tidak dikenalnya dan entah bagaimana caranya bisa tahu bahwa orang – orang ini adalah suruhan ibunya, memilih diam melihat apa yang akan dilakukan oleh Bima. “Jadi apa yang disuruh Mili?” “Kami...disuruh memastikan mereka kehilangan hal yang berharga.” “Maksudnya?” Pria yang menjawab menatap Billy takut “memastikan anak tersebut lenyap.” “Jangan membual kamu karena nggak mungkin ibu melakukan hal itu padaku” menatap tajam pada mereka membuat mereka menunduk “ini pasti akal – akalan ayah agar aku benci ibu.” “Kamu bisa tanya pada mereka dan kalau kamu teliti melihat video yang kami kirim pasti tahu siapa mereka” Billy terdiam memandang mereka satu per satu “hentikan ini semua karena kami bisa bertindak lebih jauh, kamu nggak lupa Nanda bukan?” “Mas Nanda?” Bima mengangguk “anda yang membunuh dia kan?” Bima tersenyum mendengar kata – kata tersebut “hal bodoh yang