Nina yang di bekap seseorang, buru-buru di masukkan ke dalam mobil, di dalam mobil sudah ada Ayahnya lebih dulu. Tak lama, mobil yang membawa Nina dan Ayahnya sudah sampai di sebuah villa. Para orang-orang itu membawa tubuh Nina dan Ayahnya dan mengikat mereka berdua di sebuah kamar. Di kamar itu sebelumnya sudah ada seorang wanita paruh baya yang cantik, Wanita itu terkejut ada penghuni baru.Setelah orang-orang itu keluar dari kamar, Wanita paruh baya tersebut mencoba membangunkan Nina dan Ayahnya"Hei, bangunlah."Nina terbangun mengerjab-ngerjab dedangkan Ayahnya masih belum bangun. Nina mencoba membangunkan "Ayah, ayo bangun," Nina membangunkan Ayahnya. Lelaki paruh baya itu akhirnya membuaka mata dan meliat ke samping "Nina, kau tak apa kan," tanya Ayah cemas melihat putri semata wayangnya"Nina baik aja, Ayah.""Syukurlah nak."Nina mengedarkan pandangannya pada wanita paruh baya di dekatnya."Maaf nyonya, anda kenapa bisa di sini?"tanya lembut Nina"Aku sama denganmu, nak.
"Nina."Nina dan Ayahnya menoleh ke arah suara dan ternyata Meisya dan Ayahnya Deni. "Hai Mei, apa kabar, Om.""Kabar ku sama Ayah baik, Nin. Om Firman, baik," tabya Meisya"Alhamdulillah baik Mei. Hai Den apa kabar?""Ya seperti inilah, Fir. Ayo, masuk dulu."Keduanya masuk ke dalam rumah sederhana milik Deni. Di dalam, Firman bercerita tentang semuanya sampai tentang penculikan."Bagaimana bisa itu terjadi, Fir," tanya Deni heran"Kami sama sekali tak tahu maksud wanita itu.""Lalu, Om dan Nina bagaimana bisa kabur.""Kayak kamu nggak hafal Nina, aja Mei," ucap Firman terkekeh"Hee ... lupa Om.""Ya udah kalian tinggal di sini aja, kita kan cuma berdua.""Iya Nin, aku juga nggak ada temennya.""Makasih ya, kalian bersedia menampung kami.""Tak masalah, kita kan saudara.""Om, Nina akan cari pekerjaan agar bisa membeli rumah kembali.""Kau tak usah buru-buru, Nin.""Iya Nin, apalagi kita lama nggak ketemu.""Makasih Mei, Om.""Iya, sama-sama Nin.""Ayo kita makan dulu, Mei siapin ya
"Jadi, kamu uda nikah dan nggak ngomong kita ,Nin.""Aku udah undang kalian tapi pada saat itu kamu dan ayahmu tak ada, dan aku titipkan ke tetangga.""Sungguh.""Iya, tanya Ayah. Mana mungkin aku tak mengundangmu, Mei.""Em, ya sudahlah. Siapa suami mu.""Kak Arya. Ceritanya panjang hingga akhirnya aku menikah dengannya.""Lalu, dimana suami mu, Nin.""Aku tak tahu, makanya aku merindukannya. Aku takut dia mencariku.""Kok bisa tak tahu dimana dia?""Iya itu Mei, tiba-tiba aku dan ayah diculik seseorang lalu di sekap bersama wanita paruh baya kalau nggak salah Julia namanya. Setelah itu entah kena wanita itu dibawa, dan saat itu juga kita kabur.""Kalau suami mu mencrai di ruma gimana Nin?""Nah itu, aku juga bingung."Tiba-tiba, Nina merasakan mual da berari ke kamar mandi. "Eh Nin."Nina masuk ke kamar mandi dan mengeluarkan isi perutnya.Howek .. howek"Nin."Toktok"Iya bentar," teriak Nina."Dan akhirnya pintu di buka oleh Nina, Meisya mendekat"Kau kenapa Nin, masuk angin.""
"Nina," teriak ketiganya karena Nina pingsan"Ayo, bawa ke rumhsakit terdekat.""Adanya klinik kak.""Udah apa lah, yang penting buat orang sakit."Arkha menghendong badan istrinya masuk ke dalam mobil dan dua sahabat okut mask. Mereka melaju ke klinik terdekat.Sesampainya Arkha membawa masuk istrinya ke dalam klinik. Tak lama, suster dan dokter memeriksanya dan se jam kemudian keluar"Permisi, keluarga pasien.""Saya suaminya ,dokter.""Baik, tuan. Saya ucapkan selamat pada anda, karena sebentar lagi jadi Ayah," ucapnya sambil tersenyum"Hah, apa dokter. Beneran?""Iya tuan. Selamat sekali lagi.""Terimakasih dokter."Usai dokter pergi dari hadapannya, Arkha melobcta kegirangan "Alhamdulillah. Yes, akhirnya," teriak senangSedangkan Ana dan Mita baru saja balik dari kantin, terkejut melihat tingkah Arkha seperti anak kecil. Keduanya berjalan menghampiri"Kak, kak Arkha nggak apa kan, atau salah minum obat.""Kamu ngatain kau Mit, An.""Bukan gitu, tapi kenyataanya seperti itu," uca
"Hai.. hai pagi semua," salam sapa Virgo dan Mario"Kalian.""Hee.. kami kepagian atau kurang pagi?" ucap Virgo"Kau keterlaluan.""Jawaban macam apa itu.""Oh ya ini siapa, Ar," tunjuk pada Nina."Cih, jangan pura-pura tak tahu atau aku gampar.""Hahahaha ampun bos.""Udah-udah malah pada ribut. Vir, Mar, ayo keruang keluarga," ajak mama Julia."Siap tante."Di ruang keluarga Nina mengobrol dengan mama Julia, mereka saling bercanda dan bercerita."Nak, bisa kau bilang siapa pelaku penculikmu.""Aku tak tahu Ma, hanya saja dia pernah nyebut nama kak Arkha.""Apa dia perempuan?""Iya benar Ma, paruh baya kurang lebih hampir seperti mama.""Jadi wanita itu tahu, kau istri Arkha. Benar jahat dia. Ya udah kamu tenang aja sayang. Semua sudah berakhir para penjahat itu sudah ke alamnya.""Hah, alamnya Ma.""Hahahahaha, astaga maaf sayang. maksudnya udah di tempat lain.""Oh begitu, kirain alam kubur hee..""Kamu juga bisa becanda, sayang."Usai berbicara dengan para lelaki, Arkha yang bucin
Kini Arkha berpamitan ke kantor, tapi saat perjalanan ke kantor ada mobil menghadangnya."Shit! Siapa mereka?"Ternyata yang turun adalah wanita seksi memakai kacamata hitam rambut terurai panjang hingga sebahu. Wanita itu berjalan kearahnya lalu mengetuk pintu, Arkha membuka separuh kaca pintu tapi tak melihat wanita tersebut."Arkha, aku merindukanmu," ucap wanita itu adalah mantan kekasih Arkha. Wanita merangkul leher Arkha namun ia segera mendorongnya."Arkha, kenapa kamu jahat. Kamu lupa janjiku untukmu. Kau juga janji bakal menungguku kan?""Kapan aku berjanji, Maaf aku sudah ada istri. Jadi pergi menjauh dariku."Arkha melajukan kecepatan mobilnya kencang sedangkan Tamara menghentakkan kakinya sambil berteriak."Arkha aku akan merebut hatimu."Kemudian Tamara menelpon seseorang."Ikuti Arkha kemanapun dia pergi, dan laporkan apapun dia lakukan!""Siap bos."Sesaat mobil mewah Arkha sampai di depan kantornya, para karyawan melihat kedatangan Arkha memberi salam."Pagi tuan."Ark
"Bukannya itu Tamara, Kha?" Tanya Dika tapi dia takut salah."Hem, udah ayo! Nggak usah bahas dia," ajak Arkha berjalan menuju meja pojok agak jauh dari Tamara. Namun Tamara tahu jika, Arkha sengaja menghindar darinya."Oke Arkha sayang, waktunya beraksi."Tamara berjalan menuju meja Arkha untuk sesuatu rencana. Perlahan kaki jenjang mulus Tamara mendekat."Hai Arkha, Virgo, Dika dan Mario?""Hai, Tamara. Kau macam absen kelas aja?" gurau Mario."Hahahaha, jadi inget ya waktu SMA jadi bucin," Tamara sambil melirik kearah Arkha.Arkha tak menggubris obrolan tak penting, ia memilih beranjak dari kursi untuk menuju toilet. Dengan gerakan cepat, Tamara mengikuti dan pura-pura menabrak Arkha.Bruk"Maaf Kha, kau tak apa?" Tamara mencoba membersihkan jas kebesaran Arkha."Sial! Bisakah kau menjauh dariku?""Oke, santai, Kha. Aku pergi."Tamara sedikit terkejut dengan ucapan Arkha menjadi galak padanya. "Huh, kalau bukan demi hartanya tak sudi aku direndahkan dia, BRENGSEK KAU, ARKHA!" bat
"Ini lipstik siapa?" tanya diri Nina sendiri..Nina mencoba mengingat pesan singkat dari seseorang tak dikenal yang menyuruh membuka paket tadi."Apa ada hubungan sama paket tadi?" pikirnya.Saat asyik menerka, ada sebuah ketukan dari pintu kamar mandi membuat lamunannya buyar.TokTok"Sayang, kamu di dalam?" tanya Arkha"Iya kak, bentar," teriak Nina, lalu tak lama Nina keluar dai kamar mandi.Ceklek"Sayang, kamu lagi apa?""Maaf kak, tadi perutku sakit tapi sekarang udah nggak.""Apa perlu kita periksa ke dokter, sayang?""Nggak perlu kak. Ya udah, kakak mandi aku mau taruh baju kotor kakak.""Sayang, taruh di depan kamar aja. Aku nggak mau kamu sakit atau kecapekan.""Baiklah, kak."Arkha mengulas senyum mengelus puncak kepala istri lalu ia masuk ke kamar mandi. Sedangkan Nina menaruh baju kotor Arkha di depan kamar.Beberapa menit, akhirnya Arkha selesai ritual mandi. Wajah Arkha nampak segar dan terpampang jelas tubuh atletisnya membuat Nina memalingkan wajahnya. Arkha tahu jika