Share

Dua Puluh Sembilan: maaf Aku Melibatkan Hati

Selama di perjalanan menuju kediaman Tian, Alin merasa jantungnya kian berdegup kencang. Ia tak tahu apa yang nanti akan terjadi di sana. Sungguh, ini tak ada dalam konsep hidup Alin setelah lebih dari enam bulan ia bersama Tian. Untuk jauh dari Tian saja tak pernah ia pikirkan, apalagi pergi dengan cara seperti ini.

"Nggak apa-apa Lin. Semua akan selesai. Kamu akan kembali hirup udara segar."

Alin hanya tersenyum kaku pada Zaki.

Zaki mencoba meraih jemari Alin, namun Alin langsung menghindarinya.

Dari kejauhan, Alin bisa melihat rumah megah milik Tian. Ia ingin menangis saat itu juga. Bukan ini yang ia mau.

Bahkan sampai mobil Zaki memasuki gerbang pun ia tetap tak bisa tenang.

"Turun yuk!" Pinta Zaki. Alin memejamkan matanya sejenak. Ia menghela nafas berat.

Alin turun dari mobil Zaki. Hatinya sudah menangis, tapi ia tak mau memperlihatkan pada semua. Melihat cara Delon menatapnya saja sudah membuatnya hancur.

"Silahkan masuk." Delon menyuruh Zaki untuk masuk. "Apa kau juga harus k
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status