Share

Tarik Ulur

Drrt....drrtt...drrt...

Handphone bergetar membangunkanku. Nomor bunda terpampang di layar.

"Halo bunda?"

"Selamat pagi sayang. Suaramu berat sekali, kau baru bangun?"

"Ia bunda, aku baru bangun. Ada apa bunda? Perasaan baru kemarin kita ngobrol”

"Ah...tidak ada apa-apa, perasaan bunda sedikit gelisah. Apa kau baik-baik saja disana sayang?"

Aku terdiam sejenak. Apa bunda merasakan tangisanku tadi malam? Semalaman aku memang menangis. Menangisi kebodohanku di pendopo rumah pak Ferdian.

"Baik-baik aja kok bunda, ga usah khawatir" kutambahkan sedikit bumbu nada ceria mengelabui bunda. Aku tak ingin membuat bunda khawatir.

"Syukurlah kamu baik-baik saja sayang. Apa uangmu masih cukup?"

"Masih kok bundaku sayang"

"Ya sudah kalau begitu. Kamu ada kuliah hari ini?"

"Ada. Masuk pagi pulang sore lagi. Ada kerja kelompok hufth...."

"Looh kok mengeluh begitu? Semangat dong, putri bunda, kan, yang paling pintar dan paling semangat"

"Hehehe...makasih ya bundaku, mmuach..."

"Hmm...Ga t
Mayht

“Nanti sore kamu ada janji?” Aku menggeleng malas masih berwajah kesal dan dia malah tersenyum geli. Dia pasti sengaja melakukan itu semua. Dia pasti sengaja mengejutkanku dengan ajakan palsu itu. Dasar kau Mr. Brewok.

| Like
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status