Share

Cemburu?

"Maaf ya, kalian pasti menunggu terlalu lama!" ucap Pisco yang baru saja datang dan menggenggam tangan sang istri dengan penuh kasih sayang. 

Hal itu tak luput dari perhatian Quila dan Chivas. Mengingat usia Pisco dan Margarita yang tak lagi muda, membuat para anak muda yang mengelilinginya takjub. 

"Papa!" panggil Daisy. 

"Ya. Ada apa, Daisy?" tanya Pisco yang menatap wajah putrinya dengan hangat. 

"Ajarkan pada anak bungsumu itu, Pa, agar ia bisa lebih manis memperlakukan Quila!" pinta Daisy sesekali melirik wajah Chivas yang memerah sempurna. 

Belum mendapat jawaban dari pertanyaannya pada kedua kakaknya, orang tuanya datang. Chivas merasa kesal. Kesabarannya diuji. 

Hendak mendekati sang kakak demi mendapat jawaban, sepasang suami istri Jack dan Sangria menyusul. Tak menghilangkan sosok pria muda nan menawan di samping Jack, Mezcal pun ada di sini bersama mereka. 

Melihat Mezcal, Chivas merasa aneh dan mulai menerka serta bertanya dalam hati. Siapakah Mezcal sebenarnya? Ada hubungan apa dirinya dengan Jack dan Sangria? Pikirannya mulai dipenuhi tanda tanya. 

"Ayo kita segera ke lantai atas!" ajak Jack yang diangguki hampir semua orang di sekitarnya. Terkecuali Chivas yang tampak seperti orang linglung. Malas, lebih tepatnya. 

******

"Pilihlah yang kau mau, Quila!" titah Jack sembari menepuk bahu putri tunggalnya yang sebentar lagi melepas masa lajang. 

Di dalam etalase terdapat banyak pilihan cincin, gelang dan perhiasan lainnya. Tinggal tunjuk saja, namun, Quila dan Chivas belum melakukannya. Mereka masih berperang hebat dengan pikiran masing-masing. 

Satu sisi, Quila masih terus memikirkan wanita matang bersama anak kecil tadi yang sempat menyita perhatian pria kutub es bernama Chivas, sementara Chivas dapat dipastikan ia dilema hendak menolak atau menerima kenyataan mengenai pernikahan mendadak ini. 

Tanpa terduga, Mezcal berjalan mendekati Quila dan merangkul perempuan yang sebentar lagi menjadi istri Chivas. 

Chivas menatap hal itu dengan penuh keheranan. 

'Ada hubungan apa mereka berdua? Apa jangan-jangan Mezcal menyukai Quila? Baguslah, lebih baik mereka bersama daripada perempuan itu bersamaku!' Chivas tersenyum penuh arti sembari mempersiapkan rencana dalam hati yang akan ia realisasikan sebentar lagi. 

"Chivas, kemarilah!" panggil Pisco pada anak laki-laki satu-satunya. 

Chivas mengangguk patuh. Dengan kaki jenjangnya tak perlu menunggu hitungan detik, pria tampan itu sudah berada di samping sang ayah. 

"Ada apa, Pa?" tanya Chivas penuh antusias. 

"Kau mau konsep pernikahan kalian seperti apa? Pernikahan kalian akan diadakan dua minggu lagi karena ayah mertuamu ini sibuk sekali. Jangan buang waktunya!" tanya Pisco serius sembari tersenyum pada Jack, sang sahabat. 

"Terserah Papa dan Om Jack saja! Aku tahu pilihan kalian pasti bagus dan berkesan." Chivas menjawab asal dan menyerahkan semuanya pada kedua orang tuanya dan calon mertuanya. Jujur saja, ia belum siap merubah status yang ia sandang selama ini. 

Menikah? 

Chivas menghela napas panjang merasakan bagaimana udara memasuki paru-parunya. Tatapannya kini terarah pada sepasang manusia yang tampak bahagia dan bercanda tawa di depan etalase gelang. 

Ia penasaran, tapi berusaha keras untuk menyangkalnya. Memilih berjalan sembari memasukkan kedua tangan ke dalam saku celana adalah hal simpel yang dilakukan Chivas saat ini. 

Pria itu pura-pura sibuk melihat barisan gelang yang tersusun rapi dan seolah tak mendengar obrolan Quila dan Mezcal. Pada kenyataannya, Chivas menajamkan fungsi indera pendengarannya.

"Kau suka gelang yang mana? Bagaimana kalau kita memiliki gelang couple?" tanya Mezcal seraya tersenyum lebar tanpa melepas rangkulan di pundak Quila. 

"Gelang couple? Sepertinya idemu bagus juga. Aku mau, baiklah, bagaimana kalau kita pilih yang paling ujung itu?" tanya Quila memastikan sembari menunjuk pada dua gelang yang memang dikhususkan untuk para pasangan kekasih. 

Chivas ikut menatap pada benda yang ditunjuk Quila, benda itu terlihat simpel dan cocok jika melingkar di pergelangan tangannya. 

Tangannya? 

Impossible! 

"Hei, Chivas! Bolehkah aku memakai gelang yang sama dengan Quila?" tanya Mezcal saat mendapati arah tatapan Chivas menuju objek yang sama dengannya.

"Kenapa kau bertanya padaku? Kalau kalian mau, ya beli saja. Tidak usah tanya padaku. Itu sangatlah menggelikan," sangkal Chivas. 

Mezcal terkekeh geli. 

"Menggelikan atau menyebalkan? Apakah kau cemburu?" desak Mezcal ingin tahu. 

"Cemburu? Tidak mungkin!" bantah Chivas secepat kilat sembari mengibaskan telapak tangannya. 

"Mana mungkin adikku ini mengakui kalau dia cemburu!" timpal Daisy yang tiba-tiba berada di belakang Chivas dan menepuk bahu sang adik penuh tekanan. 

"Kakak! Jangan bicara omong kosong! Lebih baik aku pergi, dekat bersama kalian hanya akan membuatku darah tinggi!" celetuk Chivas dan berlalu meninggalkan orang-orang yang ia anggap menyebalkan. 

"Satu lagi Chivas! Tidak hanya akan membuatmu darah tinggi tapi…" ucap Daisy terhenti. "Cemburu buta!" lanjutnya yang diakhiri tawa yang terdengar memuakkan di telinga Chivas. 

"Jangan mimpi!" tegas Chivas pada Daisy. Ia memilih mendekati kedua orang tuanya. 

'Mana mungkin aku cemburu?' batin Chivas yang tampak memikirkan ucapan sang kakak. 

******

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status