Share

141. SKAK MAT (Bagian B)

141. SKAK MAT (Bagian B)

Mereka tidak menjawab dan malah melotot kaget, dan sekarang aku yakin kalau tebakanku benar. Ya Allah, apakah berdosa kalau sekarang aku tertawa senang di atas penderitaan mereka?

"Mbak ngejek kami?" tanya Tasya dengan sewot. "Sombong amat, sih!" ketusnya padaku.

"Loh, kok mengejek? Aku ini nanyak! Bedakan dong, bertanya dan mengejek!" balasku tak kalah sewot.

Aku masih sangat dendam padanya karena dia mendorong tubuhku dengan keras waktu itu, untung saja Allah masih menjagaku dan juga anakku. Kalau tidak? Aku sudah tidak bisa membayangkannya.

Bisa saja aku kehilangan anakku saat itu, sesuatu yang amat aku takuti.

"Sya!" Mas Farhan berujar tegas, dia memperingatkan adiknya yang kurang ajar itu agar tidak lagi mendebatku.

Cukup bijak! Karena kalau tidak, aku akan melumatnya.

"Dek, ayo kita perbaiki hubungan kita!" ujar Mas Farhan dengan lembut. "Bagaimanapun juga kamu tengah mengandung anakku, anak kita. Dia harus lahir dengan memiliki orang tua yang lengkap!"
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status