Suasana ruang rapat sejenak menjadi gaduh, dengan bisik-bisik para karyawan yang mulai penasaran dengan sosok Clarice. Namun, tidak sedikit orang yang juga langsung mencibir ketika meneliti penampilan Clarice.Jika saja ada Brian yang ikut rapat hari ini, mungkin ia bisa langsung mengendalikan situasi di ruang rapat. Namun, sayangnya Sekretaris Brian tidak hadir dalam ruang rapat, sebab ia memiliki pekerjaan penting di luar sana."Apakah kamu tidak pernah sekolah? Hanya membaca saja tidak bisa!" sarkas Reynand kesal, padahal Reynand tadi sudah mengatakan, agar Clarice bergegas menuruti semua perintahnya. Tapi, sekarang Clarice sedang mencoba menolak lagi.Clarice mendengus, hal ini pun tidak luput dari pandangan semua karyawan. Sedangkan Mauren yang juga ikut kesal melihat tingkah Clarice, ia pun segera berdiri dan mengatakan, "Tuan Muda, biar saya saja yang membaca laporannya." Mauren mengakhiri perkataannya dengan senyuman manis, ia sedang menunjukkan dirinya sebagai seorang sekretar
Rapat akhirnya selesai tepat sebelum waktu makan siang tiba, lalu kemudian semua orang kembali ke tempat kerjanya masing-masing, begitu juga dengan Reynand, dan juga Clarice.Namun, baru saja Reynand dan Clarice keluar dari lift, keduanya langsung disambut Erlena yang sedang berdiri menunggu mereka berdua dengan senyuman cerianya."Kak Reynand, Kak Clarice," sapa Erlena seraya melambaikan tangannya. Erlena tampak begitu bersemangat seperti cahaya mentari pagi yang menyinari bumi."Erlena," gumam Reynand bingung, begitu juga dengan Clarice, namun Clarice hanya membalas sapaan Erlena dengan senyuman ramahnya, sebab ia belum merasa akrab dengan Erlena, apalagi jika mengingat bahwa kemungkinan kedua orang di hadapannya ini saling memiliki perasaan. Jadi, lebih baik Clarice menjaga diri sendiri untuk tidak terlibat lebih jauh dengan urusan mereka."Tumben kamu datang ke sini?" tanya Reynand di saat Erlena datang mendekat."Iya, aku ada hal penting yang ingin dibicarakan. Oh ya, bagaimana k
Gedung Wirata Group.Akhirnya jam makan siang tiba, Clarice yang sudah mulai kelaparan, ia sengaja meninggalkan ponselnya di atas meja kerjanya Reynand, agar nantinya bisa digunakan sebagai alasan bahwa ponselnya tertinggal, jika seumpama Reynand nanti menghubunginya. Sebab, Clarice tidak mau jika nanti tiba-tiba saja Reynand menelponnya, dan memintanya datang ke restoran tempat Reynand dan Erlena makan siang.Rasa trauma Clarice dengan restoran Jepang belumlah hilang, walaupun dia sudah sebesar ini sekarang. Bayangan di mana ayahnya sendiri yang waktu itu datang dengan membawa seorang wanita yang diakuinya sebagai selir, dan juga seorang anak laki-laki yang berusia tiga tahun lebih tua dari Clarice, membuat dada Clarice langsung sesak ketika mengingat kejadian waktu itu.Apalagi di hari itu, ibunya Clarice sedang berulang tahun. Bagi Clarice, hal itu tentu saja adalah hadiah terburuk yang diberikan ayahnya kepada ibunya, jadi Clarice tidak akan pernah bisa melupakan kejadian itu. D
Tadi, setelah Sekretaris Brian menghubunginya, Erlena kebetulan juga sudah keluar dari toilet, jadi tanpa mengulur waktu lagi, Reynand langsung berpamitan kepada Erlena untuk kembali ke kantor terlebih dahulu.Sedangkan Erlena yang melihat Reynand seperti terburu-buru, ia tidak berani bertanya. Erlena hanya mengangguk saja, karena ia juga harus pulang dan bersiap-siap untuk keberangkatannya besok pagi.Di dalam perjalanan, Reynand tidak berhenti mengumpat, rencananya yang hanya ingin bermain-main dengan Clarice, tanpa Reynand duga, malah ada orang yang berani mengganggu Clarice. Padahal Reynand sudah mengumumkan bahwa Clarice adalah asisten pribadinya, jadi tidak akan ada orang yang mungkin akan mengganggu Clarice, namun kenyataannya tidak seperti itu.Sekretaris Brian yang mengatakan bahwa, Clarice sedang ditindas oleh staf sekretaris wanita, di cafetaria kantor, bahkan wanita itu juga sudah membuang makanan milik Clarice, membuat darah Reynand semakin mendidih karena amarah."Brengs
Sedangkan di luar ruangan pribadi Reynand, saat ini Reynand sedang menundukkan kepalanya, karena sedang dimarahi Deffin. Ayahnya itu sedang berbicara panjang lebar, yang intinya juga mengejek Reynand karena dinilai tidak becus melindungi istrinya sendiri."Kamu itu seharusnya belajar dari Ayah, belajar bagaimana cara mencintai Istri dengan benar. Sekarang mungkin kamu memang masih bisa mengatakan tidak mencintainya, tapi ketika nanti dia sudah pergi darimu, kamu baru akan tahu rasa sakitnya penyesalan itu seperti apa. Jadi, akan lebih baik mencegah daripada mengobati."Reynand mencibir ketika mendengar ini, sebab dia tidak akan pernah jatuh cinta kepada Clarice.Melihat anaknya seperti meremehkan perkataannya, Deffin melanjutkan perkataannya. "Reynand, terkadang cinta itu hadir tanpa kita sadari, bahkan perasaan kita yang awalnya sangat membenci seorang wanita. Namun, tiba-tiba saja kita bisa merasa sangat kehilangan, ketika wanita itu tidak ada di sisi kita.""Iya, Ayah. Reynand tahu
Beberapa hari kemudian, tidak ada kejadian apapun yang membahayakan nyawa Reynand, jadi Reynand hanya menganggap Clarice sok tahu saja, ia pun juga semakin kesal, karena waktu itu Clarice sudah membuat martabatnya jatuh di depan CEO GNMax, sebab bisa-bisanya Clarice membungkam mulutnya ketika ia sedang menunjukkan siapa dirinya yang sebenarnya di hadapan CEO tersebut.Sedangkan Clarice sendiri, setelah ia merasa khawatir dan ternyata tidak terjadi apa-apa kepada Reynand, ia merasa lega. Namun, kekhawatiran Clarice jadi beralih ke kakeknya, sebab kemarin ia sempat mendengar pembicaraan di antara Reynand dan Sekretaris Brian, bahwa pengadaan RUPS di Jepang harus diundur, karena tiba-tiba saja kesehatan Tuan Takahiro memburuk. Dan, Daisuke yang sebagai orang kepercayaan Takahiro, meminta maaf atas kejadian ini."Hei, kenapa kamu melamun saja?" teriak Reynand seraya membanting sebuah berkas di atas meja dengan cukup keras.Clarice yang tengah melamun, ia tentu terkejut. "Kamu! Mengagetka
Reynand yang berada di dalam mobil sempat panik, saat ada seseorang yang ingin memaksa membuka pintu mobilnya menggunakan senjata tajam. Sedangkan di depan, sang sopir pun juga ikut panik, ia sudah mengarahkan pistol ke arah orang tersebut, sedang bersiap-siap, jika saja orang itu berhasil membobol pintu mobil ini. Dan, andaikan saja mobil ini bukanlah mobil anti peluru, pasti sopir tersebut sudah terlebih dahulu menembak orang tersebut.Namun, mereka langsung bernapas lega, ketika mereka melihat Clarice datang dan melawan orang tersebut. Lagi-lagi Reynand juga bersorak, ketika Clarice berhasil membuat orang itu terkapar tak berdaya.Akan tetapi, sesuatu hal yang tak terduga telah terjadi, tiba-tiba saja dari arah belakang Clarice, ada seseorang lagi yang kemudian langsung memukul kepala Clarice menggunakan batu yang cukup besar."Clarice!" teriak Reynand panik, begitu juga dengan sang sopir yang ada di depan, lalu kemudian mereka berdua sontak keluar dari mobil tersebut."Clarice ..
Keesokan harinya. Saat ini Clarice sudah dipindahkan di rumah sakit milik Wirata Group. Kemarin setelah dokter mengecek kondisi Clarice yang sudah lebih baik, dan memungkinkan untuk dipindahkan, maka Reynand dan keluarganya langsung membawa Clarice pindah ke rumah sakit Wirata Group.Namun, setelah Clarice siuman. Ia tidak ingin bertemu dengan orang lain, hanya Alvin saja yang boleh masuk ke dalam ruangannya, hal ini tentu membuat Reynand kesal, namun ia juga tidak bisa protes, sebab bagaimana pun juga, kondisi Clarice yang menjadi seperti ini, dikarenakan Clarice telah menyelamatkan nyawanya."Kenapa dia di dalam lama sekali?" gerutu Reynand yang kesal karena Alvin tidak keluar-keluar dari ruang rawat inap Clarice."Sudah, biarkan saja dia di dalam menemani istrimu. Lagi pula untuk apa kamu mempedulikan mereka?" sahut Deffin seraya tersenyum mengejek.Melihat wajah Reynand yang semakin suram, Deffin jadi semakin ingin tertawa. Deffin merasa terhibur dengan sikap anaknya itu, setelah