"Jacob Hayden Al Jassem?” Aku menatap penuh tanya pria menawan di depanku dengan tatapan seksama, karena setelah melihat wajahnya kini aku ingat, dia adalah pria yang sama yang kulihat saat sebelum aku pingsan di rumah tua itu! Ya, pria inilah yang menembakkan tembakan tepat di kepala pria yang telah menculikku waktu itu.“K-kau yang telah menembak penculik itu?” ucapku terbata, pria itu hanya tersenyum penuh arti padaku. “Apa kau ingat sekarang, Nyonya Noel? Oh, maksudku, Lucy Watts." Pria bernama Jacob itu menyunggingkan senyum penuh artinya padaku“Bagaimana kau bisa tahu semuanya? Siapakah kau sebenarnya?” aku bertanya kebingungan.“Aku tahu lebih banyak dari yang kau kira, Lucy. Lebih tepatnya aku tahu semua tentang Daniel Noel dan kau,” ia menyahut enteng.“Bisa kau jelaskan padaku apa yang terjadi setelah penculikan itu, Tuan? Aku mohon jelaskan semuanya padaku,” mohonku penuh harap.Pria itu semakin mendekat ke arahku, semakin dekat hingga kami saling berhadapan kini.“Apa un
Kepergian Lucy dan anak yang sudah Daniel tunggu telah membuat luka yang begitu dalam bagi Daniel Noel. Ia merasa frustasi, selama beberapa hari setelah Lucy dinyatakan hilang dengan tanpa jejak, sejak itulah Daniel menyendiri sepanjang waktu. Tahu akan hal itu Helen Noel mencoba mendekati suaminya untuk menghiburnya. Karena inilah saat yang tepat Helen melakukan sesuatu untuk mendapatkan simpati dari suaminya kembali. Walaupun Helen sempat marah pada Daniel karena telah menikah lagi, namun ia menyadari jika dia sendiri tidak setia selama ini, jadi bagi Helen hal itu adalah impas.Seperti malam ini, Helen Noel sengaja menggunakan lingerie seksi warna merah yang mencolok mata untuk mendekati Daniel yang menyendiri di balkon mansion yang ada di kamar pribadi miliknya. Sudah berapa botol wine Daniel habiskan malam ini untuk melepas rasa frustasinya, dan tahu itu kesempatan yang baik Helen tak akan menyia-yiakannya begitu saja.“Akan sampai kapan kau akan seperti ini, Daniel Noel? Apakah
Selama aku berada di dalam kastil ini, aku tak tahu waktu dan hari. Karena setiap hari aku hanya bisa menghabiskan waktu di dalam kamar yang disediakan untukku. Seorang pelayan wanita setengah tua memberikanku kebutuhan yang aku butuhkan, termasuk makanan, pakaian dan obat-obatan dan para pelayan itu juga tidak banyak bicara. Entahlah, sepertinya Tuan mereka sengaja membuatku terkurung di sini dengan tanpa informasi sedikit pun, seakan Jacob Hayden membuatku tidak mengenal dunia luar dan lebih pantas aku disebut seorang tawanan. Ya, aku adalah seorang tawanan dari pria asing yang mengaku mengenalku dan Daniel Noel. Pria misterius itu tahu banyak tentang kami, dan yang jelas hanya dialah satu-satunya kunci yang tahu tentang kejadian yang menimpaku setelah penculikan.Bagaimana anakku yang masih dalam kandungan harus meninggal dan di mana Willyam Dormen di makamkan? Aku tak memiliki pilihan lain selain menuruti perintahnya, karena bagiku anakku dan Willyam adalah hal yang paling penti
Esok hari pun tiba, hari ini tepat di mana aku akan menikah untuk ke dua kalinya. Beberapa pelayan datang lebih pagi dari biasanya dan mempersiapkan segala sesuatunya, termasuk meriasku dengan mengenakan gaun pengantin yang diberikan Jacob Al Jassem kemarin lewat Debora.Sepanjang waktu itu aku hanya diam dan tak bersuara, karena di sini aku hanyalah seorang tawanan. Apa yang direncanakan Jacob sebenarnya aku juga tak tahu, namun ia sudah berjanji padaku jika akan mengungkap semuanya setelah aku menikah dengannya, dan aku hanya berharap kalau dia tak akan mengingkarinya.“Sudah siap, Nyonya. Setelah ini kami akan mengantarkan Anda ke tempat upacara pernikahan," ucap seseorang yang bertugas meriasku.Aku menghela nafas dalam-dalam dan menatap lekat bayangan diriku sendiri dalam cermin, melihatnya aku bagai merasakan deja-vu karena tentu saja hal ini mengingatkanku pada pernikahanku dengan Daniel Noel beberapa bulan yang lalu.“Miris sekali hidupmu, Lucy Watts. Karena kau selalu menika
"Bekerjalah sekarang! Aku bukan orang sabar yang bisa menahan diriku, Lucy!” tegasnya kembali.Merasa dipojokkan oleh keadaan, dengan keberanian yang kumiliki aku pun mulai mendekatkan wajahku dan mulai memasukkan milik Jacob yang berdiri tegak dan berukuran besar ke dalam mulutku. Sungguh aneh, ini pertama kalinya aku menelan milik pria. Saat aku bersama dengan Willyam, aku tak pernah melakukannya begitu juga saat menjadi istri Daniel Noel, aku tak pernah sekali pun melakukan oral sex dengannya. Jadi ini pengalaman pertamaku melakukannya dan aku hanya melakukannya dengan instingku saja.Milik Jacob yang besar dan panjang tak bisa sepenuhnya masuk ke dalam mulutku, karena itu aku hanya bisa memasukkannya setengahnya saja. Cukup lama aku melakukannya hingga akhirnya aku mendengar Jacob mendesah dan mulai bergerak gelisah. Pinggulnya bergerak naik turun seolah ingin membuat miliknya itu semakin masuk ke dalam mulutku hingga masuk ke dalam kerongkongan! Aku dengan susah payah mencoba me
Tubuhku terasa remuk redam setelah pergulatan semalam. Entah berapa kali Jacob melakukannya padaku, aku tak tahu. Yang kuingat adalah saat aku setengah tersadar, aku merasa Jacob menyentuh tubuhku kembali hingga ia mengerang keras karena berhasil melakukan pelepasan entah yang ke berapa kali. Sekarang saat aku terbangun sepenuhnya, aku merasakan sakit dan nyeri di bagian inti tubuhku, dan aku tak melihat Jacob lagi di kamar ini. Ada di mana dia? Aku mencoba untuk bangun tapi rasanya sakit sekali dan aku merasa tak memiliki tenaga untuk bergerak. Brutal sekali pria itu menyentuhku, jika aku mengingatnya aku tak habis pikir bagaimana bisa seorang lelaki memiliki stamina dan kekuatan yang besar seperti itu? Secara fisik Daniel dan Jacob hampir memiliki persamaan, namun untuk kekuatan fisik aku bisa melihat jika Jacob lebih unggul dalam hal itu. Apalagi jika melihat ada dua tanda bekas luka memanjang di dada sebelah kanan Jacob, seperti bekas sebuah luka dari benda tajam. Aku tak bisa me
"Putraku? Willyam...?” lirihku dengan kedua netra berkaca-kaca.Nafasku sesak seketika melihat pemandangan yang ada di depan mataku sekarang. Bayangan kejadian saat penculikan itu kembali terlintas dalam pikiranku, saat di mana Willyam datang dengan tiba-tiba dan bermaksud menolongku, namun ia harus di bunuh dengan kejam di depan mataku. Dan anakku, apa yang terjadi sehingga ia jika harus meninggal sebelum dilahirkan di dunia ini?Setelah mengumpulkan mentalku akhirnya aku pun turun dari mobil dan berjalan lemah menuju ke dua makam yang memang masih tampak baru. Kedua makam itu berjejer bersebelahan di sebuah tanah lapang yang indah dekat perbukitan. Dan sejauh yang kulihat, hanya ada dua makam.Melihatnya tentu saja membuat kedua netraku berkaca-kaca, menahan tangis yang ingin keluar. “Aku yang memerintah orang-orangku untuk mengubur mereka bersebelahan agar mereka tidak kesepian berada di sini,” tutur Jacob yang berdiri tak jauh di depanku.“Apa yang terjadi sebenarnya saat itu, J
"Ahhggtt!! Sakit Jacob, kumohon sudah, cukup!!” aku memohon dengan suara gemetar saat Jacob bergerak liar di dalam tubuhku. Sudah ke sekian kalinya Jacob menyentuhku, ia memaksaku untuk melayaninya walaupun tubuhku ini merasa belum siap untuk menerima serangannya yang sedikit kasar dan brutal, seakan staminanya begitu besar dan menggebu untuk bercinta.“Kenapa, kau sudah tidak kuat??” sahutnya santai dengan terus memompa miliknya ke dalam inti tubuhku, kali ini dengan posisi berdiri di belakangku. Tubuhku yang menempel menghadap tembok dinding kamar merasa sudah lelah melayani nafsunya yang menyala-nyala selama aku telah resmi menjadi istrinya yang sah.Kedua netraku memejam kuat menerima pergumulan ini yang lebih tepatnya seperti penyiksaan bagiku. Seluruh tubuhku terasa sudah lemah dan tanpa tenaga, tubuh kami berdua dipenuhi oleh peluh, sudah hampir berjam-jam suasana kamar ini dipenuhi suara desahan dan erangan. Aku yakin jika kamar ini tidak kedap suara, orang di luar ruangan aka