Pagi itu seperti yang dijanjikan Helen menghentikan mobilnya di sebuah villa terpencil di tepi danau yang biasa ia habiskan waktu jika bersama dengan Jason Morean, kekasih gelapnya. Penampilannya yang selalu cantik sempurna selalu ia tampilkan di mana pun tempat. Seperti sudah sangat mengenal tempat itu, Helen berjalan masuk ke dalam villa tanpa sedikit pun ragu, dan di dalam sana, sudah menunggu seorang pria tampan dengan jambang tipis sebagai ciri khasnya menyambut kedatangan Helen Noel. Senyumnya lebar dan begitu menawan terbit di wajah tampan pria bertubuh atletis itu. Siapa lagi jika bukan Jason Morean, seorang aktor dari Spanyol yang cukup memiliki nama besar di dunia perindustrian film Hollywood.Tatapan mereka bertemu satu sama lain dalam senyum cerah yang tak lepas di wajah sepasang dua manusia berbeda jenis yang saling memendam rindu. Mereka berpelukan dan saling berciuman menuntaskan hasrat sesaat yang lama terpendam. “Bagaimana kabarmu, Helen sayang? Lama kita tak bertemu
8 bulan kemudianHari-hariku berlalu begitu saja tanpa terasa, dan masih tetap berada di tempat yang sama, yaitu berada di kastil Jacob Hayden Al Jassem. Selama itu pun aku hanya melakukan rutinitasku berada di dalam kastil. Sikap Jacob padaku yang masih tetap sama, hanya menganggapku sebagai tawanan dan bukan seorang istri. Atau lebih tepatnya, aku hanya sebagai budak sex dari seorang Jacob sendiri. Tugasku selama ini hanya melayani kebutuhan ranjang Jacob, sang pria blasteran timur yang bagiku tetaplah misterius.Selama beberapa bulan aku berada di kastil, selama itu pun aku berusaha mencari tahu informasi tentang Jacob Hayden, namun aku masih harus bekerja keras untuk hal itu karena sepertinya Jacob memang sengaja menyembunyikan masa lalunya padaku dengan sangat baik. Sekali waktu Jacob sering bepergian entah ke mana untuk waktu yang cukup lama. Entah apa yang ia lakukan, dan pekerjaan apa yang selama ini ia lakukan di luar sana sehingga memiliki kehidupan yang mewah di kastil ini,
“Bersiaplah untuk malam ini, kita akan menghadiri pesta besar dan bersikaplah sebagai layaknya seorang istri," Jacob memerintah dengan memberikan gaun malam berwarna merah yang begitu elegan dan terkesan mewah.“Pesta? Kenapa kau tiba-tiba mengajakku ke sebuah pesta?” tanyaku bingung.“Kau akan tahu setelah tiba di sana. Tugasmu hanya mendampingiku. Sebagai wanita cerdas kau pasti mengerti itu," tutur Jacob tanpa ekspresi.“Baiklah aku mengerti," aku menjawab singkat.Setelah mengucapkan itu, Jacob pun pergi begitu saja meninggalkan kamar, dan aku kini hanya menatap gaun warna merah yang mencolok mata itu dengan seribu tanya yang memenuhi pikiranku.Karena ini untuk pertama kalinya, Jacob mengajakku ke luar kastil setelah berbulan-bulan aku terkurung di dalam kastilnya. Hal itu membuatku yakin jika Jacob pasti memiliki sebuah alasan untuk melakukannya....Aku menatap pantulan bayangan diriku dalam cermin. Riasan yang aku sesuaikan dengan warna gaun, dan kali ini kubuat rambut panjan
Daniel Noel dan Helen Noel menatap ke arahku dan Jacob yang masih tampak sibuk berbincang dengan para undangan pesta. Dapat kulihat tatapan keterkejutan di mata mereka berdua sekarang saat melihatku. Jacob yang melihatnya dan menyadari kehadiran Daniel dan Helen tersenyum penuh arti, kemudian berpamitan kepada para pria berjas yang mengerumuninya bagai lalat. “Ayo, kita menyapa ke sana. Aku yakin Noel begitu terkejut karena mantan istrinya yang telah lama hilang kini muncul dan menjadi pendampingku di pesta," bisik Jacob dengan senyum penuh artinya dan aku hanya diam mengikuti permainan apa yang akan dibuat Jacob pada Daniel dan Helen Noel.“Hallo, Daniel dan Helen Noel. Aku sebagai orang tertua dengan penuh rendah hati datang menyapa pemilik perusahaan besar Noel dan istrinya yang populer," sapa Jacob seraya tersenyum smirk di depan kedua orang yang serasa tak berkedip menatap kehadiranku dan Jacob yang kini tampak nyata di hadapan mereka.“Aku yakin kau sudah merencanakan ini sejak
“Kenapa kau sejak tadi diam, apa kau merasa berdebar kembali saat bertemu dengan mantan suamimu itu?” Jacob bertanya memancingku yang memang sejak dalam perjalanan pulang dari pesta hanya diam dan tak banyak bicara. “Tidak, kenapa aku harus berdebar?” sahutku dusta. “Kau pikir aku bodoh, Lucy. Kau tak berbakat untuk berbohong di depanku." Dengan sikapnya yang mendominasi Jacob mendekatkan wajahnya tepat di wajahku begitu dekat. Aku yang merasa belum siap dengan keadaan hanya bisa mengalihkannya tatapannya karena merasa gugup. “Aku akan mandi, permisi,” aku berkata mencoba mengalihkan topik kemudian berjalan cepat masuk ke dalam kamar mandi. Setelah melepas gaun malam warna merah yang mencolok mata itu, segera aku mengguyur seluruh tubuhku dengan air di dalam shower. Aku tak ingin berendam kali ini karena aku ingin cepat-cepat mandi dan membersihkan diri. Guyuran air hangat dan suara air mengalir entah kenapa dapat membuatku tenang. Karena memang benar yang dikatakan oleh Jacob, aku
Mansion Noel's“Berikan aku informasi segala hal tentang Jacob Hayden Al Jassem! Semuanya tanpa terkecuali!” Daniel memerintah pada Marvel dengan geram. Emosinya masih tersulut amarah dan dendam yang besar. Sudah berbotol-botol minuman beralkohol ia minum malam itu sepulangnya dari pesta. Dengan masih mengenakan setelan jas pesta yang masih melekat di tubuhnya yang bidang, Daniel kini terduduk dengan wajah frustasi di meja ruang kerjanya. Sungguh ia masih seperti mimpi jika mengingat pertemuannya dengan Lucy Watts dan Jacob Hayden malam tadi. Ia merasa terkejut, marah, syok dan cemburu dalam waktu bersamaan! Ya ada rasa cemburu di hatinya yang paling terdalam. Ketika ia harus melihat wanita yang pernah mengisi hatinya itu kini telah menjadi istri dari musuh besarnya yang tak lain adalah saudara tirinya sendiri, Jacob Hayden Al Jassem! Dan sialnya setelah menghilang tanpa jejak selama berbulan-bulan, kini Lucy tampak begitu cantik dan menawan dalam balutan gaun merah yang menggoda m
Seperti biasa jika semalam suntuk Jacob menyentuhku, tubuhku terasa remuk redam, terutama di daerah selangkangan rasanya sakit dan untuk berjalan saja begitu menyakitkan. Kenapa pria itu selalu kasar jika menyentuhku? Tak bisakah dia memiliki sedikit hati nurani untuk memperlakukanku sedikit lembut? Namun, sepertinya itu hanya mimpi, karena pernikahan kami tidaklah didasari dengan cinta sama halnya dengan saat pernikahanku dan Daniel terjadi. Ironisnya perasaan cintaku pada Daniel tumbuh setelah kami banyak menghabiskan waktu berdua setelah pernikahan. Berbeda dengan Jacob, ia tak pernah berlama-lama bersamaku. Kami tak pernah menghabiskan waktu berdua seperti selayaknya pasangan suami istri yang sebenarnya. Karena memang aku bukanlah istri, namun sebagai tawanan atau lebih tepatnya budaknya saat berada di ranjang. “Selamat pagi, Nyonya. Saya akan menyiapkan air hangat dalam bathub agar Anda bisa mandi dan membersihkan diri. Dan ini obat untuk segera Anda minum pagi ini,” Debora berk
Hari itu pun tiba di mana aku akan keluar dari kastil ini dan pindah ke tempat lain yang aku sendiri belum tahu ada di mana. Ya, Jacob mengatakan jika ia akan menyiapkan tempat tinggal baru untukku selama aku tidak tinggal di kastilnya, namun ia akan tetap terus mengawasiku dari jauh. Aku tak peduli akan hal itu, karena saat ini yang aku pikirkan adalah aku bisa keluar dari kastil yang bagiku seperti penjara dan membalas perbuatan jahat Helen Noel padaku. “Ini tempat tinggal Nyonya yang baru,” tutur Charlie, tangan kanan Jacob yang ditugaskan mengantarkanku ke tempat tinggalku yang baru, di sebuah penthouse mewah di pusat kota Los Angeles. “Apa ini tidak terlalu berlebihan? Aku ingin tinggal di tempat biasa saja yang tidak terlalu mencolok,” aku berkomentar tak suka. “Ini perintah dari tuan sendiri, Nyonya. Dan saya yakin Anda akan merasa nyaman dan aman tinggal di sini,” Charlie membujuk. “Sejak kapan pria menyebalkan itu peduli padaku?” desisku sedikit kesal. “Dan mulai besok A