SEBENING CAHAYA CINTA 18. **PoV Author. Mata Arman membesar melihat sebuah foto yang dikirimkan Cahaya kepadanya. Foto itu adalah dokumen ataupun akta perceraian mereka. Arman sama sekali nggak menyangka kalau mereka bercerai. Arman nggak datang di persidangan dan perceraian itu benar-benar terjadi. Arman ingin menghubungi lagi Cahaya untuk mengkonfirmasi kebenaran hal itu tetapi cahaya sudah tidak mengangkat lagi panggilannya. Sepertinya cahaya kecewa kepadanya. Arman mendesah lalu dia merentangkan tangannya di atas kasur. Rasa-rasanya wajar kalau Cahaya marah padanya. Sekalipun dia nggak pernah datang ke Persidangan dengan Cahaya. Beberapa kali istrinya menghubunginya lewat chat. Cahaya tidak meneleponnya lagi Tetapi hanya berkirim pesan. Arman selalu mengabaikan pesannya bahkan nomor handphone itu pun juga tidak pernah disimpannya. Entah kenapa setelah bercerai dari Cahaya. Arman justru merasa ada yang hilang dari perasaan apa ini. Padahal selama ini Cahaya sudah nggak ada la
Arman terkejut. Dia melihat seorang Bapak yang dia tabrak. Terpaksa Arman dibantu warga segera membawa Bapak itu ke Rumah sakit. Bapak itu sudah diperiksa dan tinggal menunggu hasilnya sepertinya kakinya sakit. Semoga saja tidak terjadi apa-apa yang mengkhawatirkan. Arman mendesah kesal, dia jadi nabrak orang gara-gara memikirkan masalah Cahaya dan anak-anaknya. Beberapa saat kemudian Dokter keluar dan mengatakan kalau kondisi Bapak itu terluka di bagian kaki. Luka masih perlu di observasi. Jadi belum tahu bagaimana kondisi selanjutnya. "Saya mohon maaf ya, Bu atas semua kesalahan yang sudah saya lakukan. Saya nggak sengaja melakukan ini," kata Arman ke istrinya yang datang dengan dua anak mereka. "Kalau ngomong maaf saja enak ya, Mas tapi bagaimana kondisi suami saya suami saya itu harus bekerja untuk memenuhi kebutuhan anak-anak saya kamu tidak bisa lepas tanggung jawab seperti ini. Ingat yang bekerja itu cuma suami saya kalau suami saya nggak bekerja maka saya sama anak saya ma
SEBENING CAHAYA CINTA BAB 19. **PoV Cahaya. Aku tersentak kaget mendengar ucapan Mbak Rahma yang mengatakan kalau dia punya penyakit serius. Tentunya aku terkejut karena penyakitnya itu bukan penyakit main-main ini bisa mengancam nyawanya. "Mbak, punya penyakit seperti itu adalah penyakit serius. Harusnya Mbak jangan dirawat di rumah. Mbak perlu perawatan dan Mbak butuh dokter," kataku ketika aku berkunjung ke rumahnya. "Terkadang saya sering berpikir kenapa ya kadang-kadang Mbak itu melupakan sesuatu. Ternyata ada hal yang benar-benar menyakitkan di bagian kepala."Aku diam mencoba mendengarkan apa yang ingin disampaikan Mbak Rahma. Sepertinya dia butuh teman bercerita untuk mengosongkan beban di dalam hatinya serta pikirannya. "Benar yang kamu katakan kalau sebenarnya saya butuh dokter tetapi berada di rumah sakit lama-lama itu sangat menyakitkan bagi saya. Awalnya mendengar pernyataan Dokter yang mengatakan kalau Mbak itu mengidap penyakit berbahaya ini rasanya nggak terima.
"Mbak nggak boleh bicara kayak gitu. Kita nggak pernah tahu umur seseorang bisa aja aku lebih dulu yang menghadap Tuhan daripada Mbak. Mbak harus tetap semangat jangan berbicara yang tidak-tidak kalau Mbak ngomong yang seperti itu mungkin suami Mbak juga bakal sedih mendengarnya karena dia sangat mencintai Mbak. Janganlah berpikir yang aneh-aneh, Mbak." "Kamu nggak tahu apa yang dikatakan Dokter. Ternyata penyakit Mbak ini udah serius dan Mbak benar-benar perlu dirawat karena Mbak ngeyel aja Mbak jadi pengen pulang. Mbak menderita kanker ini udah stadium lanjut."Dia mengatakan itu sambil menahan isakannya. Jujur saja aku juga merasa sedih. Aku juga nggak kuasa menahan lelehan air yang keluar dari netraku. Air mata itu begitu saja luruh. Ternyata begitulah menahan kan perasaan sakit sesama wanita. Mungkin karena dia punya beban yang besar dan aku juga dulunya pernah punya beban yang besar dan dia membantuku untuk menyelesaikan masalahku jadi aku juga nggak kuasa menahan sedihku keti
SEBENING CAHAYA CINTA 20. **PoV Author. Cahaya merasa gak enak saat melihat wajah Pras. Dia langsung ingat perkataan Rahma yang menyuruhnya untuk menggantikan posisinya sebagai istri Pras ketika dia lebih dulu pergi untuk selamanya dari dunia ini. Rahma mengaku ke Cahaya memiliki penyakit berbahaya. Hidupnya tidak lama lagi bahkan Dokter sudah memvonis yang bisa dilakukan adalah ikhtiar dengan cara kemoterapi dan dirawat di Rumah Sakit. Namun, apapun itu memang kankernya sudah menyebar ke mana-mana. Apalagi ini kanker otak stadium lanjut. Cahaya kasihan sebenarnya kepada Rahma dan berdoa untuk kesembuhan yang tidak ada pikiran yang aneh dalam dirinya. Dia hanya berharap Rahma sembuh. "Sudah lama, Cahaya?" tanya Pras datar. Lelaki itu berusaha beramah tamah kepadanya. Cahaya melirik sekilas sambil menggelengkan kepalanya. "Enggak, Pak. Baru saja. Udah selesai berbicara sama Mbak Rahma dan sekarang mau pamit pulang," kata Cahaya tersenyum kecut. "Oh, lanjutkan dulu ngobrol seben
"Kamu kenapa, Sayang," katanya. "Sakit, Pa," lirih Rahma. "Kita ke Rumah Sakit segera." Pras segera mengangkat Rahma dia menggendong istrinya sampai ke dalam mobil. Menyuruh pembantu untuk menutup pintu lalu Pras bergegas pergi ke rumah sakit mengantarkan Rahma. Berharap istrinya tidak apa-apa. Pras sangat khawatir sekali atas kondisi kesehatan sang istri tercinta. Sudah lebih dari 10 tahun mereka berumah tangga dan Pras mencintai Rahma. Terlepas mereka sampai saat ini mereka belum memiliki anak. Pras tetap setia mendampingi Rahma. Rahma sebelumnya pernah keguguran di usia pernikahan mereka yang kedua tahun. Dia sempat dititipi seorang anak berusia 2 bulan anaknya itu keguguran. Setelah keguguran sampai saat ini mereka belum juga diberi anugerah anak. Pras serta Rahma terus bersabar dan berikhtiar untuk memiliki anak sampai melakukan prosesi bayi tabung tetapi Allah sampai sekarang belum memberikan jalan agar mereka memiliki anak. Mereka terus berusaha dan sabar. Dan akhirnya Al
SEBENING CAHAYA CINTA 21. **Arman tersentak kaget ketika Ayu mematikan panggilan secara sepihak. Dia nggak tahu apa salahnya. Tiba-tiba Ayu memutuskan hubungan begitu saja dengan dirinya. Wajar kan kalau dia mempertanyakan sikap Ayu yang aneh. Ayu mengaku kepadanya sebagai pemilik toko dan sekarang dia mengaku sebagai karyawan biasa tetapi tiba-tiba Ayu memutuskan hubungan dengan dia tentu saja Arman nggak terima. Bahkan ketika Arman ingin menghubungi Ayu balik. Wanita itu sudah memblokir panggilannya. Benar-benar perempuan yang sangat aneh. Apa sih yang diinginkannya? Kenapa memutuskan hubungan secara sepihak? Padahal Arman sudah merasa cocok dan senang dengan sikap Ayu. Arman bahkan rela meninggalkan Angela pacarnya di kantor demi Ayu. Mereka bertengkar dan Angela marah kepadanya. Angela tidak mau lagi menjalin hubungan dengan Arman yang ketahuan selingkuh dengan Ayu. Apalagi gara-gara Ayu. Arman sama sekali nggak kepikiran untuk datang ke pengadilan agama menyelesaikan percerai
"Begini, Mbak. Kedatangan Kami bertiga ke sini sebenarnya selain mau lihat pakaian-pakaian dan juga barang-barang yang ada di sini. Kami sebenarnya mau bertemu dengan karyawan yang bernama Ayu. Apakah Mbak kenal sama karyawan yang bernama Ayu yang kerja di sini?" tanya Arum. "Oh, kalau itu saya nggak tahu, Bu tapi ... Se-ingat saya karyawan bernama Ayu itu kayaknya ada deh. Sebentar ya mungkin ada di dalam. Saya panggil dulu atau dia sedang live. Nggak tau juga." Mereka menghela napas panjang dan merasa senang karena benar-benar karyawan bernama Ayu itu ada di Butik ini dan Ayu tidak membohongi mereka, dia kerja di sini. "Iya, Mbak. Tolongin kami lagi perlu sekali dengan karyawan yang bernama Ayu. Terima kasih sebelumnya ya, Mbak," sambung Ria. Mereka nggak sabar untuk bertemu Ayu dan meminta barang-barang dari Arman dikembalikan. Mereka nggak bisa lagi berkomunikasi dengan Ayu soalnya Ayu ngeblok panggilan dari Arman dan sepertinya wanita itu mengganti nomornya, sudah tidak bisa