Share

Mengambil Hati Ibu

Aku sebenarnya takut saat melepas Mas Zaidan masuk ruang operasi. Namun, aku berpikir positif dan terus berdoa agar diberikan kelancaran operasi Mas Zaidan. Aku ingin yang terbaik untuknya. Apalagi, sudah ada benihnya dalam rahimku.

Belum lama aku duduk di depan ruang operasi, ponsel milik Mas Zaidan yang kubawa berdering. Telepon dari Ibu. 

Ingin rasanya untuk membiarkannya, tapi hati ini melawan. Mau bagaimanapun, beliau adalah Ibu dari suamiku. Tidak mungkin aku mengabaikannya. 

"Assalamualaikum, Bu," sapaku. 

"Waalaikumsalam, mana Zaidan!" tanyanya penuh penekanan. 

"Ma--Mas Zaidan sedang di ruang operasi, Bu. Mas Zaidan kena usus buntu."

Aku terpaksa mengatakan keadaan Mas Zaidan dan rumah sakit tempatnya dirawat pada Ibu meskipun sudah dilarang. Mas Zaidan tidak mau ada orang yang tahu tentang keadaannya, tapi aku tidak pandai berbohong. Apalagi pada seorang ibu. 

Tak disangka, Ibu memakiku dengan kata-kata yang membu
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status