Share

Hampa!

"Nita harus banyak sabar, Sayang. Ini bukan kehendak kita, tapi Tuhan yang merencanakan semua." Mama mendekat setelah tak kuasa menahan tangisnya.

"Nggak! Nggak mungkin!" teriaknya sambil menutup telinga.

Aku semakin merasa bersalah dan tak kuat mendengar tangisan Nita yang semakin terdengar menyakitkan.

~

Nita melamun menatap langit-langit rumah sakit dengan perasaan hampa.

Sudah semalaman, sejak kepergian Damar untuk bekerja. Tak ada makanan yang masuk ke perutnya. Setiap di suruh makan, Nita selalu menolak dengan alasan tak berselera. Bahkan yang berada di dalam ruangan pun bingung tak tau bagaimana cara agar Nita mau makan.

Katakanlah Damar tega karena meninggalkan Nita yang masih terbaring sakit. Mau bagaimana lagi, jika tak dikendalikan, bisa saja perusahaannya hancur berantakan.

"Nita, ayo dimakan dulu buburnya, Sayang," ucap Aida, mertua Nita.

"Nita nggak lapar, Ma. Nita pengen ikut anak Nita aja," ucap Nita tanpa sadar.

"Nggak boleh, Mama nggak mau menantu kesayangan Mama men
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status