Mengetahui Juanita sudah siuman, Yosef pun bergegas datang untuk memeriksa keadaannya. Mau bagaimanapun juga, Juanita adalah istri dari teman baiknya selama bertahun-tahun, jadi sudah sewajarnya dia menjaga Juanita dengan baik.“Gimana perasaan kamu sekarang?” tanya Yosef.Juanita menganggukkan kepalanya sedikit, tapi detak jantungnya masih terasa berdebar agak kencang. Kalau saja waktu itu Jacky tidak datang tepat waktu, mungkin dia sudah …. Sontak sekujur tubuh Juanita langsung gemetar membayangkan apabila hal itu terjadi padanya. Semua reaksi yang ditunjukkan oleh Juanita tentu tak luput dari pengamatan Yosef. Sepertinya … kejadian ini menyisakan trauma yang sangat mendalam padanya.“Bu Juanita, sekarang sudah nggak apa-apa, jangan takut,” ujar Yosef menghibur.“Iya ….”Setelah kondisi psikis Juanita sudah membaik dan mulai stabil, Yosef pun memberikan sebuah pertanyaan padanya, “Bu Juanita, kita masih harus menjalani satu pemeriksaan lagi untuk memastikan kondisinya. Bisa kita jala
Tommy baru saja tiba di bandara dari luar negeri, dan Jacky sudah di sana untuk menjemputnya. Raut wajah Tommy tampak muram, sepertinya suasana hatinya sedang buruk. Namun hal itu wajar saja terjadi, istrinya baru saja mendapat musibah. Siapa pun itu pasti tidak akan merasa senang.“Gimana kondisi Juanita sekarang?” tanya Tommy.“Sudah cukup stabil. Kemarin Yosef baru saja melakukan pemeriksaan, seharusnya nggak ada masalah yang serius.”Salam perjalanan menuju rumah sakit, Jacky menceritakan seluruh kejadian kemarin kepada Tommy, termasuk Yolanda yang sudah dijemput dari kantor polisi oleh keluarganya. Tommy yang mengetahui kabar itu tentu saja jadi makin tidak enak dilihat raut wajahnya. Walaupun dia ingin membuat perhitungan dengan Yolanda sekarang juga, tapi … yang terpenting untuk saat ini adalah memeriksa keadaan Juanita di rumah sakit.Sesampainya Tommy di rumah sakit, Juanita sedang beristirahat ditemani oleh Jingga di sampingnya. Begitu mendengar suara pintu yang terbuka, Jing
Mendengar Tommy bertanya seperti itu kepada dirinya, Juanita tidak bisa berkata-kata. Dia hanya menunduk dan terdiam.Melihat sikap Juanita, Tommy yang merasa tidak berdaya menggeleng. Dia tidak tahu harus berkata apa kepada Juanita. Apa dia harus menyalahkan Juanita karena tidak memercayainya?Namun ... Tommy tahu sebenarnya Juanita merasa tidak aman. Jadi, wajar saja kalau Juanita memiliki pemikiran seperti ini. Ternyata, Tommy yang tidak bisa membuat Juanita merasa tenang sepenuhnya.Tiba-tiba, Tommy memanggil dengan lembut, "Juan."Juanita langsung menatap Tommy dan menyahut, "Um?""Kamu harus mencoba untuk lebih percaya padaku," ucap Tommy sembari mengusap kepala Juanita. Suaranya sangat lembut.Juanita tertegun sejenak, lalu hatinya luluh. Tommy sudah berkata seperti ini, jadi untuk apa Juanita merasa khawatir lagi?"Um," sahut Juanita. Kali ini, dia mengangguk dengan yakin. Matanya berbinar-binar.Tiba-tiba, Jingga yang berdiri di samping mengedipkan matanya, lalu memandang Tomm
Tommy tertawa sinis dan berkomentar, "Memangnya kamu pantas menjadi senior?"Yolanda naik pitam setelah mendengar ucapan Tommy. Raut wajahnya berubah drastis. Dia bertanya, "Apa ... apa maksudmu?"Tommy menjelaskan, "Sebagai senior, kamu malah mencelakai seorang wanita lemah dan anak-anak. Bahkan, istriku hampir keguguran. Apa kamu pantas menjadi senior?"Perkataan Tommy menarik perhatian Jordy dan Soraya. Mereka memandang Tommy, lalu Jordy bertanya sembari mengernyit, "Keguguran? Tommy, apa yang terjadi?"Tommy melirik Yolanda dengan dingin. Dia melihat dengan jelas Yolanda tampak ketakutan.Tommy menuturkan, "Coba kalian tanya dia apa yang dia lakukan semalam. Dia menculik anak Juanita dan menyuruh orang untuk menodai Juanita. Sekarang Juanita mengandung anakku dan usia kandungannya sudah 1 bulan. Juanita hampir keguguran karena disiksa olehnya."Soraya terkesiap. Walaupun dia tidak terlalu menyukai Juanita, dia tetap saja tidak bisa menerima perbuatan Yolanda. Lagi pula, sekarang Ju
Kenyataan membuktikan bahwa Tommy memang orang yang pendendam. Tommy mulai membalas perbuatan Yolanda. Hari ini, Yolanda jalan-jalan ke mal. Baju yang dibelinya minggu lalu sudah dipakai dan dia mengincar beberapa baju model baru."Aku mau semua baju ini," ucap Yolanda. Dia meletakkan 2 potong baju di atas meja kasir dan berujar, "Catat dulu tagihannya."Saat Yolanda berniat untuk istirahat di samping, staf toko memanggil Yolanda, "Nona Yolanda, tunggu sebentar."Yolanda yang agak kesal berbalik dan bertanya, "Ada apa?"Staf toko tahu sifat Yolanda, tetapi dia memberanikan diri untuk menjawab, "Nona Yolanda, kami nggak bisa mencatat tagihan lagi."Yolanda menghampiri meja kasir dan berseru, "Apa?"Staf toko mengulangi ucapannya lagi.Yolanda yang marah memelototi staf itu sembari membentak, "Apa kamu nggak kenal aku? Aku sering belanja di toko kalian, apa kamu nggak tahu? Kalian nggak mau aku datang ke toko ini, ya?"Staf toko agak ketakutan saat berbicara, "Nona Yolanda, bukan kami ya
Juanita teringat saat dia mengandung Jingga dulu, dia sangat kesusahan dan tidak ada seorang pun yang bisa diandalkannya. Namun, sekarang Tommy sangat protektif kepada Juanita. Setiap tindakan Tommy membuat Juanita tersentuh. Rasanya sungguh bahagia disayangi oleh seseorang.Sekarang, Tommy sudah membuat rencana. Juanita sedang hamil, jadi situasinya pun berbeda. Tommy ingin segera mengadakan resepsi pernikahan, keesokan harinya Tommy langsung menyuruh bawahannya untuk mempersiapkan urusan pernikahan. Tommy ingin mengadakan pernikahan yang paling mewah di dunia untuk Juanita.Entah bagaimana caranya orang tua Tommy mengetahui hal ini. Soraya langsung mendatangi rumah Tommy setelah mendengar kabar ini."Ma, kenapa kamu tiba-tiba datang?" tanya Tommy. Dia agak terkejut melihat kedatangan Soraya.Soraya memandang Tommy dengan sinis seraya bertanya balik, "Kenapa? Kamu nggak menyambut kedatanganku?"Tommy melanjutkan pekerjaannya sembari menjawab, "Mana mungkin aku nggak menyambutmu?" Dia
Setelah mendengar ucapan Tanya dengan serius, raut wajah Lisa berubah drastis. Lisa tampak ketakutan saat berucap, "Kamu ... kamu mau ... anak dalam kandungan itu. Tapi ... Pak Tommy begitu hebat. Kalau ketahuan, aku pasti mati!"Tanya melirik Lisa sekilas, dia tidak peduli dengan ketakutan Lisa. Tanya berkata dengan tegas, "Aku nggak menyuruhmu untuk melakukannya secara terang-terangan. Kalau nggak mau ketahuan, tentu saja kamu harus memutar otakmu."Lisa tertegun sejenak, lalu bertanya, "Memutar otak? Maksud Nona Tanya ...."Tanya tertawa dan menjelaskan, “Gampang sekali, kamu bisa mengambinghitamkan orang lain atau ... buat seolah-olah semua itu terjadi secara nggak sengaja. Dengan begitu, Tommy pasti nggak akan mencurigaimu. Dia hanya akan menganggap Juanita terlalu sial.”Lisa mengatupkan bibirnya, dia tetap terlihat ragu-ragu. Lisa tidak yakin dirinya bisa menjalankan rencana ini dengan lancar. Lagi pula, Juanita adalah orang baik, apa dia harus melakukan hal ini?Ekspresi Tanya
Asisten Juanita menjamin, "Jangan khawatir. Serahkan saja padaku. Aku pasti akan menanganinya dengan baik.""Oke. Aku percaya dengan kemampuanmu," ucap Juanita sambil mengangguk.Meskipun perekrutan asisten tidak dilakukan oleh Juanita, dia sangat memahami kemampuan asistennya karena telah bekerja bersamanya begitu lama. Kemampuan para staf di kantornya memang tidak dapat diremehkan, terutama mereka yang mampu menjadi asisten."Oke. Aku pamit dulu." Usai berkata demikian, asistennya langsung pergi.Tak lama kemudian, Lisa membuka pintu dan berjalan masuk. Juanita mengangguk ke arahnya, lalu menyapa sambil tersenyum, "Bi Lisa."Lisa juga mengangguk dengan penuh hormat sebelum berkata, "Bu, ini adalah sup sarang burung walet yang khusus kubuat untuk menutrisi tubuhmu."Belakangan ini, Juanita telah muak mengonsumsi suplemen. Namun, mengingat anak di dalam perutnya yang membutuhkan nutrisi, dia terpaksa mengulurkan tangan dan mengambil mangkuk itu dari Lisa. Setelah itu, Juanita langsung