Setelah mendengar pertanyaan Andre, Tommy hanya mendengus sinis, dia sama sekali tidak berniat menjawab.Keluarga Setiawan yang lebih dulu menyentuh orangnya, Tommy masih belum membuat perhitungan dengan mereka, tapi Andre yang kesal?Tommy berjalan ke mobilnya sambil menggendong Juanita tanpa melihat ke yang lain. Dia memasukkan Juanita ke dalam mobil dengan pelan-pelan. Sikap penuh kasih sayang seperti itu membuat Nanda yang melihatnya seketika mulai cemburu.Sialan! Sebenarnya apa yang menarik dari Juanita hingga Tommy rela melakukan semua itu untuknya?!Setelah melihat Tommy sudah berjalan ke mobilnya, Andre mengira kalau pria itu akan pergi. Dia segera mengejar dan berkata, “Tommy, kamu pria bukan, sih? Kamu mau pergi begitu saja?”Tommy awalnya juga tidak berencana melepaskan Andre dengan begitu saja. Begitu mendengar perkataan Andre, dia segera memutar badannya. Pada saat yang sama, terdengar suara klakson di luar. Kemudian, mobil-mobil mewah satu per satu berhenti di depan gerb
Tommy sudah tidak ingin terlibat lagi dengan orang-orang itu. Dia hanya menatap dingin ke arah Jerry yang terbaring di tanah, sama sekali tidak bisa bangun. Setelah itu, Tommy berbalik dan kembali ke mobilnya.Tommy menutup pintu mobilnya pelan-pelan, seakan-akan takut mengganggu Juanita yang masih tidak sadarkan diri. Sorot mata Tommy pun menjadi gelap.Seandainya bukan karena Jerry kebetulan menggunakan pengacara itu, mungkin saja Tommy tidak akan tahu kalau Juanita telah mengalami hal seperti ini.Kelihatannya mulai sekarang Tommy harus mengatur orang untuk melindungi Juanita. Perempuan ini benar-benar membuatnya khawatir.Meskipun Tommy berpikir demikian di dalam hatinya, tentu saja dia tidak akan pernah menyalahkan Juanita. Dia hanya sangat marah terhadap keluarga Setiawan dan keluarga Sandoro. Semua penderitaan yang Juanita alami hari ini, kelak Tommy akan mengembalikan semuanya kepada mereka.Dengan kesaksian pengacara serta tindakan lainnya, Jerry tidak hanya dipukul dengan kej
“Nggak bisa diandalkan lagi? Jadi maksud kamu keluarga Setiawan bisa diandalkan? Sekarang situasi keluarga Setiawan kurang lebih sama seperti kita, juga nggak sebagus dulu!” bentak Santi dengan kesal.Nanda menarik tangan ibunya dan menjelaskan, “Ma, coba pikir baik-baik. Kita sama sekali nggak bisa mengalahkan Tommy. Sekarang kita hanya bisa melihat Juanita menikah dengan Tommy. Kalau kita nggak lakukan sesuatu untuk hentikan hal itu, kelak dia pasti nggak akan lepaskan kita begitu saja!”Santi menyipitkan matanya sedikit. Setelah merenung sejenak, dia baru berkata, “Jadi maksud kamu? Tapi keluarga Setiawan juga nggak bisa lakukan apa pun pada Tommy. Waktu itu keluarga Setiawan takut setengah mati pada Tommy. Kamu sendiri juga lihat, kan!”“Nggak, aku justru merasa Andre orang yang mungkin bisa mengalahkan Tommy. Mama kira aku benar-benar nggak punya otak?” ujar Nanda sambil tersenyum misterius.Santi menatap Nanda dengan ragu-ragu, tapi untungnya amarah di hati Santi akhirnya mereda
Yolanda menghela napas pelan, “Omong-omong, kamu mendadak punya cucu yang gemuk!”“Apa maksudmu? Kenapa aku sama sekali nggak mengerti apa yang kamu katakan?”Mata Yolanda melebar karena kaget, lalu dia tertawa seolah memahami sesuatu, “Sepertinya Tommy nggak berani beritahu kamu. Akhir-akhir ini dia terobsesi sama seorang perempuan. Sekalipun perempuan itu sudah punya anak, dia juga sayang dan sangat melindunginya. Ck ck ck, bahkan aku sebagai tantenya juga nggak berani apa-apakan perempuan j*lang itu di depan Tommy.”Seketika, langkah kaki Soraya berhenti. Ada perubahan di sorot matanya. Dia hanya berkata oh dengan senyum tipis, tapi suaranya terdengar sedikit menakutkan. Raut wajahnya menjadi dingin, kentara sekali Soraya sudah tersulut emosi.Yolanda sangat gembira melihat reaksi Soraya. Seolah takut api amarah Soraya tidak cukup besar, dia pun semakin menambahkan minyak ke dalamnya.Begitu Yolanda membawa Soraya kembali ke rumah keluarga Ador, raut wajah Soraya sudah sangat tidak
Yolanda tersadar dari lamunannya. Dia segera menyimpan tiket dramanya. Tanya melihat semua gerak-gerik Yolanda, tapi dia hanya tersenyum tanpa mengucapkan sepatah kata pun.“Dia bilang dia masih ada urusan, jadi pergi dulu. Tanya, sini duduk dan ceritakan padaku. Bagaimana kamu bisa kenal dia?”Tanya menatap Yolanda dengan tatapan ambigu sambil tersenyum lebar, “Tante sangat tertarik padanya?”Yolanda tidak malu-malu. Dia pun mengatakan banyak hal baik tentang Ricky. Sedangkan Tanya tahu, kalau Yolanda sudah memakan umpannya.Biasanya Yolanda selalu bersikap arogan, tapi sebenarnya dia justru menyukai pria muda yang bergelut dalam bidang seni dan sastra. Tanya bekerja keras meminta Ricky untuk merayu Yolanda. Bagaimana mungkin bisa gagal?Yolanda memegang nomor kontak yang diberikan Tanya, dia pun mengucapkan sampai jumpa pada Tanya dengan puas dan hati yang senang. Tanya mengantar Yolanda sampai naik ke taksi. Setelah Yolanda pergi, Tanya pun tertawa sinis lalu pergi ke kafe lain.Beg
Si gadis mengambil giok dari tangan Jingga dengan agak linglung. Dia juga tidak memahami nilai dari giok tersebut. Oleh karena itu, dia menerimanya dengan sangat tenang.“Oke, aku mengerti. Kita harus cepat dewasa, dengan begitu kita bisa bersama selamanya,” kata gadis itu dengan penuh tekad.Kata-katanya membuat Jingga langsung tersipu. Dia pun bergumam tidak jelas, tidak tahu harus berkata apa.Para orang tua masih mengobrol dan tidak menyadari bawah kedua anak sudah saling bertukar tanda mata.Setelah Juanita sekeluarga pergi, si gadis baru berlari dengan gembira ke arah orang tuanya. Dia juga mengeluarkan giok dan menunjukkannya kepada mereka, “Papa, Mama, ini hadiah yang tadi Jingga berikan padaku. Cantik banget, kan?”Orang tua gadis itu tercengang ketika melihat giok tersebut. Sekali lihat mereka tahu kalau giok itu merupakan barang yang sangat berharga. Setelah dipikir-pikir, mereka hendak mengembalikan giok itu. Namun, dari ekspresi putri mereka menunjukkan kalau putri mereka
Juanita tidak berbicara. Dia hanya menundukkan kepalanya sehingga tidak ada yang bisa melihat emosi di matanya.“Siapa yang bisa jelaskan apa yang terjadi di sini?” Suara Tommy tiba-tiba meninggi, bahkan membuat Juanita kaget hingga gemetar.Pengurus rumah tangga bergegas masuk ke kamar dan tampak serba salah saat melihat situasi di kamar ganti.“Cepat katakan apa yang terjadi? Kemana perginya semua baju Jingga?!” Tommy mengerutkan kening dan berusaha untuk menahan emosinya yang hampir meledak.“Itu ....” Pengurus rumah tangga menghindari tatapan Tommy, sama sekali tidak berani menjawab.“Cepat katakan!” Emosi Tommy benar-benar meledak. Urat di lehernya menonjol, matanya pun dipenuhi amarah.Soraya memberi perintah untuk tidak mengatakan apa pun. Namun, pengurus rumah tangga tahu seperti apa kalau Tommy sudah marah. Jika di saat seperti ini dia masih menyembunyikan hal ini, maka dirinya pasti akan berakhir dengan tragis.“Barang-barang Jingga semuanya ada di gudang, begitu juga barang
Mereka bertiga mengobrol dan makan bersama dengan penuh kebahagiaan. Kemudian mereka pergi keluar restoran setelah selesai menghabiskan makanan mereka. “Tante aku antar saja, ya,” ujar Tanya sambil tersenyum lalu meraih lengan Soraya. “Boleh,” jawab Soraya mengiyakan tawaran Tanya Lagi pula, Soraya juga merasa cukup kerepotan kalau harus naik taksi sendirian di malam hari seperti ini. Akhirnya, Tanya mengantar Soraya pulang ke kediaman keluarga Ador. “Tante, aku pulang dulu, ya,” ujar Tanya sambil melambaikan tangannya setelah tiba di kediaman keluarga Ador.“Kamu kan sudah di sini, jadi mampir dulu sebentar,” ajak Soraya.“Karena Tante yang ngajak, jadi aku nggak akan sungkan buat gangguin Tante,” jawab Sonia ceria lalu melepas sabuk pengamannya dan turun dari mobil. “Kamu nggak ganggu Tante, kok. Lagi pula, kita kan sudah lama nggak ketemu. Jadi, tante senang kalau kamu mau masuk dan temani Tante ngobrol. Tante tuh bosan banget sendirian di rumah,” ujar Soraya lalu meraih tanga