Bab 35Awalnya Kristal tampak tegang saat mendengar ucapan pengacara bahwa ia harus melakukan tes DNA antara Bianca dan Andre. Namun, sejenak kemudian ia menghela napas, lalu menyetujuinya. Hari itu juga mereka pergi ke rumah sakit untuk melakukan tes DNA, lalu setelah itu mereka pulang, karena hasil tes baru bisa diambil 2 hari ke depan. "Sebelum hasil tes DNA itu keluar, kami masih belum bisa menerima Bianca di rumah kami," ujar Melati setelah keluar dari rumah sakit."Oke, saya juga ngerti," ujar Kristal lalu mengajak Bianca menuju mobilnya.Sementara itu Andre langsung meraih tangan Melati lalu mereka bergegas menuju mobil."Sayang, sebenarnya mas gak yakin kalau Bianca anak mas," ucap Andre saat mereka telah masuk mobil."Kenapa kamu bisa berkata seperti itu?""Entahlah, tapi aku sama sekali gak merasakan ikatan batin dengannya.""Kita tunggu saja hasil tes DNA, jika ternyata hasilnya positif, maka kamu harus menyayanginya. Karena bagaimanapun dia berhak mendapatkan kasih sayang
Melati masih terus menatap Andre hingga membuat tubuh Andre bergetar hebat karena ketakutan. Tiba-tiba Andre membaca ayat kursi dengan tubuh menggigil."Allauhu la ilaha illa hual hayyul qayyum, laa ta huduhu sinatu wa la naum.." Namun, tiba-tiba ia berhenti karena lupa. Rasa takut membuatnya gugup hingga tak bisa membaca lanjutan ayat kursi tersebut. Sementara itu Melati langsung tersenyum, lalu duduk di sampingnya."Lahu maa fis samaa wati wa ma fil ardi." Melati melanjutkan bacaan ayat kursi tersebut sembari membulatkan matanya pada Andre."Aaaaaaaaaaak! Kenapa Kunti bisa baca Al-Qur'an!" teriaknya sembari menutupi wajah."Hhahahaha ini aku Melati, Mas." Ia tertawa terpingkal-pingkal saat melihat raut wajah suaminya yang ketakutan."Melati? Kenapa kamu jadi kuntilanak?"Melati langsung menghilangkan semua riasan di wajahnya, bahkan ia juga kembali mengikat rambutnya."Ternyata benar, kamu istriku. Memangnya kamu ngapain sih pakai cosplay jadi kuntilanak segala?""Tadi si Kristal m
Melati dan Bu Farah janjian bertemu di restoran, lalu mereka makan sembari berbincang-bincang."Oma seneng banget bisa makan bareng sama Aurora," ujar Bu Farah sembari mencubit pelan pipi gadis kecil itu yang sangat menggemaskan."Aurora juga seneng, kenapa Oma gak tinggal di rumah kami aja?" celotehannya membuat Bu Farah semakin merasa gemas."Oh, ya, Tante. Ada apa Tante mengajak aku bertemu di sini?" tanya Melati sembari menyedot jus mangga yang ia pesan."Rencananya tante mau mengembangkan butik yang sekarang sedang tante kelola, barangkali kamu mau invest saham?""Boleh, tuh, Tante. Setahuku butik Tante kan sangat laris, ya, pemasukannya juga oke.""Alhamdulillah kalau kamu setuju, nanti kamu dapat bagian 40 % dari penghasilan bersihnya.""Ngomong-ngomong, Tante butuh berapa?"Bu Farah menyebutkan nominal yang ia butuhkan, lalu Melati langsung menyetujuinya. Saat tengah asyik mengobrol, tiba-tiba ponsel Melati berdering."Mbak Mel, Mbok Jum sekarang sedang pingsan gara-gara ngeli
Bab 38"Apa jangan-jangan Bianca bukan anak kamu ya, Mas?" "Gimana bisa? Bukankah hasil DNAnya positif kalau dia anakku?""Iya, juga, sih. Tapi...""Sebenarnya mas juga gak pernah yakin kalau dia anakku. Soalnya mas gak pernah merasakan ikatan batin sama sekali sama dia. Tapi jika mengingat hasil DNA yang ternyata positif, maka mau tak mau mas harus mengakuinya sebagai anak.""Dulu, apakah Mas yakin kalau Kristal beneran hamil?""Iya, malah dia nunjukin testpack juga hasil pemeriksaan dari dokter kandungan."Melati dan Andre tampak meragukan bahwa Bianca bukanlah anak Andre. Namun, mereka membutuhkan banyak bukti untuk mengetahui kebenarannya.Keesokan harinya, setelah pulang sekolah, Yono menjemput Aldi dan Arka, lalu setelah itu mereka ke sekolah Bianca. Saat di perjalanan, tiba-tiba mereka melihat pedagang telur gulung dan aneka jajanan jalan lainnya."Jajan dulu, yuk, Kak!" ajak Arka."Boleh juga, tuh, udah lama, ya, gak makan telur gulung, bakso ikan, cimin, makaroni pedas dan j
Bab 39"Kamu itu cantik, karir kamu juga bagus, ngapain kamu kebucinan sama suami orang?" Melati mencoba bersikap tenang saat menanggapi ucapan Kristal yang mengatakan tidak bisa move on dari Andre.Mendengar itu Kristal hanya terdiam dan tak berani lagi mengatakan apapun. Tidak berapa lama kemudian dokter keluar dari ruangan operasi."Alhamdulillah operasinya berjalan lancar, pasien juga sudah melewati masa kritis. Tapi masih butuh istirahat dan belum bisa ditemui."Mereka bertiga mengangguk, lalu berpamitan untuk menyelesaikan biaya administrasi."Melati, aku janji, gak akan ganggu Andre lagi. Tapi tolong, izinkan aku dan Bianca sementara waktu tinggal di rumah kamu.""Lah, ngapain aku melihara ular di rumahku? Gak ada faedahnya.""Aku tahu hati kamu sangat baik, please, aku gak mau membuat Bianca kecewa.""Aku bersedia mengadopsi Bianca menjadi anakku. Tapi aku udah gak mau menerima kamu di rumahku.""Aku gak bisa jauh dari Bianca, tapi aku juga gak tega membawa dia pergi. Asal kam
"Dok, kenapa putri saya gak bangun-bangun?" Kristal tampak panik saat melihat Bianca yang tiba-tiba tak sadarkan diri.Setelah itu dokter langsung memeriksa denyut nadi dan detak jantungnya."Putri Anda baik-baik saja, ia hanya pingsan dan butuh banyak istirahat."Kristal menghela napas lega, lalu segera menggenggam tangan gadis berusia 14 tahun itu."Bianca sayang, mama sangat menyayangi Bianca. Meski Bianca tidak terlahir dari rahim mama, tapi kamu adalah anugerah dari Tuhan yang dikirim untuk menggantikan anak mama yang telah tiada sebelum lahir ke dunia."Air mata Kristal berjatuhan membasahi tangan Bianca."Jadi, aku bukan anak kandung Mama?"Kristal tampak terhenyak saat Bianca tiba-tiba sadar."Emmm.. maksud kamu apa, Sayang? Mungkin kamu salah dengar.""Gak apa-apa, kok, Ma, aku sudah curiga sejak mengetahui bahwa Mama dan Om Andre tidak memiliki alergi yang sama denganku.""Sayang, apapun yang terjadi, mama akan selalu menyayangi Bianca.""Bagiku Mama Kristal adalah wanita ya
"Jadi, Fahri itu saudara kembar kamu?" tanya Kristal tiba-tiba."Iya," jawab Melati sembari tersenyum."Mitosnya, kalau orang kembar itu memiliki ikatan batin yang kuat, jika salah satu merasa tersakiti, maka kembarannya akan merasakan hal yang sama. Bener, gak?" Kristal kembali bertanya."Betul. Aku sering merasakan apa yang Melati rasakan." Fahri menyahut."Aku juga bisa merasa gelisah saat sesuatu yang buruk menimpa Fahri, contohnya saat Fahri mengalami penganiayaan hingga masuk rumah sakit, saat itu aku merasakan rasa sakit yang sama.""So sweet banget ya kalian." Kristal tampak tersenyum aneh.Sementara Bianca tampak terus menatap Fahri sembari tersenyum, dalam hatinya ia sangat mengidolakan lelaki itu."Apa Om Malaikat sudah menikah?" tanyanya tiba-tiba."Bagaimana kalau mulai saat ini Bianca panggil Om Fahri aja, karena om tidak sebaik Malaikat.""Oke, Om Fahri sudah menikah?" Gadis itu mengulangi pertanyaannya."Om pernah menikah, tapi sekarang istri om sudah meninggalkan om."
"Kalian semua siapa? Kenapa manggil saya Ibu dan Nenek? Lalu merangkul saya gitu?" Wanita berjilbab lebar itu tampak kebingungan.Andre dan Melati tiba-tiba terdiam, kembali terbayang dalam ingatan saat mereka melihat dengan kepala sendiri bahwa sosok yang mereka panggil Ibu itu telah dikafani dan dimasukan liang lahat."M..maaf, Bu. Kami mengira Ibu adalah Ibu mertua saya." Melati langsung beringsut mundur dan meminta maaf, begitu pula Andre yang langsung menarik keempat anaknya."Iya, Bu. Mohon maafkan kami," ucap Andre saat menyadari bahwa ibunya tak mungkin bangkit dari kubur lalu kembali membeli martabak di tempat langganan mereka dulu."Kalian kenal Ibu itu? Tolong bayarkan martabak yang ia beli, masa pesan dua loyang martabak tapi gak mau bayar," ujar pedagang martabak dengan wajah kesal."Jadi berapa?" tanya Andre."40 ribu."Andre langsung meraih dompetnya lalu memberikan selembar berwarna merah."Nanti kalau Ibu ini datang lagi, kasih gratis aja," ujar Andre lagi."Siap!" sa