Share

Anwar dan Rencana Bodohnya

Malu, hanya satu kata itu yang bisa melukiskan perasaan Anwar sekarang. Karena terlalu malunya, Anwar tidak keluar dari ruang gimnastiknya. Selama hampir satu jam, dia memukuli samsak itu untuk melampiaskan emosi dan rasa malunya.

“Dasar tukang pelet! Berani-beraninya dia memecatku.”

Dianggapnya samsak itu adalah Celo, si tukang pelet. Dia pukuli dan tendang samsak itu. Dia tumpahkan semua emosinya.

“Ini tidak bisa dibiarkan. Aku harus menuntut balas terhadap semua perlakuan yang membuatku malu ini. Si tukang pelet itu beserta gundiknya harus mendapatkan balasan yang setimpal.” Kata Anwar pada dirinya sendiri saat dia berhenti sebentar memukuli samsak itu karena kehabisan nafas.  

“Bagaimana si tukang pelet itu tahu kalau aku mendompleng penggelapan uang Gun, orang bodoh kepala gudang itu? Hanya aku dan Toni yang tahu soal itu. Dan enggak mungkin Toni. Dia terlalu setia sama aku. Enggak mungkin Toni melapor pada si tukan

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status