Kini usia kandungan Lisa menginjak trimester kedua dan selama itu pula hubungan Lisa dan Ari terasa hambar tidak ada gurauan apalagi bermesraan, yang ada di pikiran Lisa saat ini hanyalah anak dan kehamilan nya dia tidak ingin sampai merasa depresi hanya untuk memikirkan hal yang sampai membuatnya pusing tapi tetap saja dirinya hanya manusia biasa yang terkadang menangis jika teringat tentang masalahnya.Saat ini Ari juga sedang berusaha untuk bisa benar-benar terlepas dari Zoya karena semakin lama Zoya semakin meresahkan meski perkataannya hanya omong kosong belaka yang ingin melaporkan Lisa ke polisi atas tuduhan pencemaran nama baik tapi nyata nya dia tidak berani melakukannya karena sebenarnya dia yang salah.Dia juga merasa sangat sulit untuk mendapatkan Ari karena Ari tetap akan bersama Lisa dan anaknya, itulah yang membuatnya ingin sekali menghancurkan keluarga itu.Tapi di saat ingin melakukan nya, dia tidak bisa seperti ada sesuatu yang menghalang
Kini akhirnya Lisa dan Ari bersama anaknya tinggal di rumah orang tua Ari, di sana terdapat dua saudara perempuan yang sudah menikah dan tinggal satu atap bersama anak-anak mereka.Sebenarnya dalam hati Lisa tidak mau tinggal di situ karena pasti akan ada saja ke salah pahaman di antara mereka apalagi ibu termasuk orang yang tidak tegaan dan tidak memihak pada siapapun.Tapi mau bagaimana lagi, beginilah yang terjadi karena kekurangan ekonomi juga Lisa yang sedang hamil membutuhkan bantuan nantinya apalagi Laras juga masih kecil, jadi Lisa hanya bisa bersabar dan memasrahkan semuanya pada sang illahi.Mereka berkemas untuk segera pindah dalam waktu yang tidak dapat di tentukan yang hanya Lisa harap semuanya baik-baik saja.Mereka di bantu membawa barang-barang dari kontrakan menuju rumah orang tua Ari yang memang tidak jauh jaraknya.Sedang Lisa membersihkan kamar yang akan mereka tempati dan yang lain membantu mengangkat barang-barang ti
Lisa dan Ari membawa serta Laras pergi mengunjungi makam para ulama untuk berziarah mendoakan mereka juga meminta kepada sang maha kuasa untuk mendapatkan jalan keluar terbaik masalah yang mereka hadapi.Mereka sangat serius dan hidmat dalam melakukan nya segala doa mereka ikuti dari sang pembaca doa, bukan hanya ada mereka saja tapi banyak orang yang juga ikut berziarah dari mana saja, karena penziarahan ini merupakan tempat umum jadi siapa saja boleh datang kesini.Beberapa jam kemudian, Lisa dan Ari keluar menandakan mereka sudah selesai, kini mereka duduk sebentar sambil menikmati suasana taman di tempat itu."Bagaimana Lisa? apa kamu merasa tenang?." tanya Ari menatap teduh istrinya."Untuk saat ini aku belum merasakannya, entah besok atau nanti." jawab Lisa seadanya."Aku harap setelah ini, kehidupan kita bisa berubah mas, berubah menjadi lebih baik bersama dengan anak-anak kita." sambung Lisa penuh harap sambil mengelus perut besar
Oek... oek... oek...Sesuatu yang di tunggu pun akhirnya keluar, Ari bernafas lega sangat lega juga sangat bersyukur anaknya telah lahir dengan selamat.Sebelum itu suster telah memperlihatkan bayi mungil itu pada ibunya terdahulu."Bu, selamat anak ibu laki-laki." kata suster memperlihatkan bayi Lisa.Lisa menangis terharu melihat bayi mungil itu dia mencium pipi tembem bayi nya, Ari pasti sangat senang karena keinginan nya untuk mempunyai anak laki-laki terkabul dan Lisa berharap suaminya bisa menjadi suami serta ayah yang baik untuknya dan anak-anaknya.Sang dokter pun lalu keluar dengan membawa seorang bayi mungil dan tampan yang rupanya bayi itu berjenis kelamin laki-laki."Ayah bayi nyonya Lisa...!" panggil suster sambil membawa bayi yang belum di bersihkan masih ada sisa ketuban di seluruh tubuh bayi itu."Saya.." Ari menyahut panggilan suster."Ini bayi nya laki-laki, tolong di adzan kan." ucap suster it
Lisa dan Ari kini kembali ke rumah orang tua Ari setelah sebulan lamanya di rumah orang tua Lisa, sebenarnya Lisa merasa tidak betah meski di rumah orangtuanya sendiri di karenakan ibu nya yang merasa tidak nyaman juga adiknya yang belum menikah.Ibu Lisa juga seperti mengusir secara halus tidak mau menerima kehadiran Lisa juga Ari, Ya Lisa mengerti dan memaklumi hanya saja dia merasa seperti di sisihkan padahal dia pun sama anaknya namun mungkin karena kehidupan Lisa yang sangat menyedihkan sekali membuat ibu Lisa merasa sedikit kecewa.Dan masih teringat kata-kata ibunya yang sangat menusuk di hati bahwa ibunya tidak akan membantu Lisa jika persalinan Lisa tidak normal mungkin karena ibunya merasa lelah saat kelahiran Laras yang memang menguras tenaga maklum karena itu kehamilan pertama.Tapi meski begitu, Lisa tetap merepotkan ibu nya dengan menginap kelahiran anak kedua nya ini tetapi beda cerita karena kali ini Lisa bisa melakukan nya sendiri dan ibu
Beberapa bulan kemudian hari-hari Lisa jadi terasa sunyi jika bukan karena kedua anaknya yang menyemangati maka Lisa sudah pasti akan melakukan sesuatu.Karena Ari sikapnya semakin lama semakin tidak bersahabat, pasalnya ketika Lisa menceritakan tentang saudaranya Ari kini tidak berpihak lagi padanya dia malah jadi seperti malas dan kesal meladeni Lisa.Karena pernah suatu ketika kakaknya terlihat pilih kasih padanya dia seperti membedakan antara anaknya dengan anak adik perempuan nya, dia juga terlihat tidak suka dengan apa yang selalu Lisa lakukan.Lisa akhir-akhir ini memang seperti robot yang harus selalu membersihkan rumah dan tidak boleh terlihat santai padahal kakaknya memegang anaknya pun harus di mintai tolong jika diam saja maka dia tidak akan mau menggendongnya.Kadang Lisa kesal kakaknya itu menyuruh nya supaya rumah bersih tetapi tidak mau memegang Saga hanya untuk sekedar mengajak bermain tapi dirinya harus juga melakukan pekerjaan r
Sejak saat itu Lisa memutuskan untuk mencari pekerjaan sambil membawa Saga dan Laras jika ada yang bertanya dia selalu menjawab 'lagi jalan-jalan' karena di pagi hari dia pergi supaya tidak terkena panas dan pulang di siang hari baik dapat maupun tidak dapat."Ibu, kita mau kemana sih! dari tadi jalan terus Laras capek bu.. haus lagi!". keluh Laras karena sudah setengah jam mereka berjalan.Lisa melirik Laras di tatapnya anak itu dengan sendu, kasihan juga Laras lain kali dia tidak perlu mengajak Laras karena anak itu masih kecil juga. Lalu Lisa mengajak Laras untuk duduk kemudian mengambil sesuatu didalam tas."Maafin ibu yah! Laras haus ini ibu bawa persediaan minum". untunglah Lisa membawa air minum untuk jaga-jaga."Ini di minum nak!". Laras pun meminum airnya terasa lega karena tenggorokan nya jadi basah."Ini mah Laras udah ngga aus lagi". dengan riang nya Laras mengembalikan botol minumnya yang masih setengah."Terimakasih
Karena usaha Lisa untuk mencari pekerjaan tidak di bolehkan oleh suaminya lebih tepatnya sih ketauan alhasil Lisa tidak jadi bekerja kembali hanya berpangku tangan pada suaminya meminta sambil memelas seperti pengemis.Dan dia harus bertahan demi anak-anaknya, saat ini dia hanya bisa berdoa semoga ujian ini bisa dia lewati seperti ujian-ujian sebelumnya.Lisa sudah merasa tenang setelah tau penyebab rumah tangga nya rusak telah tiada namun kini menuai imbasnya pada keuangan nya yang benar-benar tidak stabil bahkan bisa dibilang lebih susah dari sebelumnya.Bahkan Ari yang sebelumnya sangat rajin beribadah dan berdoa kini malah jadi kembali ke awal yang jarang beribadah dan terlalu santai pada kehidupan sehari-hari.Jika kesempatan ini Ari sia-siakan maka Lisa berjanji tidak ada ampun bagi nya bahkan kini secara sembunyi-sembunyi Lisa mengumpulkan uang sedikit demi sedikit dari hasil berjualan online di ponselnya, meski hasilnya tidak seberapa namu