Share

66. Pengakuan Sulis

Suara muadzin dari masjid rumah sakit yang menyuarakan azan Subuh menyempurnakan kesadaranku, pagi ini. Baru jam lima, tetapi di luar sana rona fajar pagi sudah mulai terlihat.

Ayah Fajrin yang menjagaku sudah bangun lebih dulu. Beliau sengaja membuka jendela kamar, membiarkan angin pagi yang segar mengembus dan menyapu wajahku.  Setelah menungguku bertayamum sebelum sholat Subuh, Bapak meninggalkanku untuk sholat di mesjid. Beliau pun sempat meminta izin pada perawat ruangan, yang datang untuk mengecek keberadaan pasien dan mengantarkan segelas susu hangat.

Bapak belum kembali ke kamar begitu aku selesai sholat. Di luar sana, aktifitas rumah sakit di pagi menjelang siang ini sudah kembali ramai. Sesekali, lalu-lalang perawat yang membawa pasien disertai rombongan keluarganya terlihat melalui jendela kamarku. Namun, hiruk-pikuk itu makin tak membuatku nyaman. Aku kian merasa tak berteman. Sendiri. Hampa.

Kuraih ponsel yang kutaruh di bawah bantal. Tak tahan

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status