Share

014. Pagi yang Tak Terduga.

Nasi goreng, telur mata sapi, dan sawi rebus dalam wadah terpisah telah disajikan di meja makan. Adien, Rania, dan Isamu yang turun bersamaan, tidak melihat ada siapa pun berada di dapur.

“Siapa yang masak?” Adien bertanya setelah membuka penutup meja makan. Aroma nasi goreng yang menguar dapat tercium oleh siapa pun. Uap panasnya yang menggulung di udara menandakan masakan langsung disajikan begitu matang. 

“Tami.” Mika muncul dari pintu belakang, “Pagi-pagi dia sudah bangun.”

“Loh!” Adien menunjuk pintu yang baru saja Mika tutup. “Bukannya kemarin pintunya enggak bisa dibuka?”

Adien yakin pintu belakang terkunci karena saat itu ia yang memeriksa. Berkali-kali Adien mencoba bahkan sampai memaksa agar pintu terbuka, sayangnya pintu tetap bergeming.

Isamu mengangguk, ikut memperkuat keterangan Adien. Saat itu ia juga telah mencoba dan pintu sama sekali tidak bisa dibuka.

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status