Share

Bab 61. Keberanian yang Terpendam

Memang Dek Hana hanya adik ipar, tapi aku merasa tidak terima. Bibirku bergetar menahan amarah. Dengan mengetatkan rahang, aku mengambil dompet dari tas dan mengambil tiga lembar ratusan ribu.

"Mbak. Maaf, saya tidak kenal dengan kamu. Tetapi, saya kenal laki-laki di samping kamu. Dia suami adik suami saya, dan sekarang istrinya sedang mengandung. Tolong, jangan ganggu dia. Sesama perempuan aku harap kamu mengerti. Ini uang taxi. Pulanglah, sebelum kamu terikut dalam masalah ini. Atau, aku bisa berkata kasar kepada kamu," ucapku sembari memberikan uang kepadanya. Dia menatap Rendra seakan minta bantuan.

"Rendra, kita harus bicara. Sekarang," ucapku dengan menunjukkan wajah datar.

"Tapi, Fika--"

"Aku yakin kamu orang baik. Jangan paksa saya untuk bertindak tegas," ucapku dengan nada berat, menegaskan kalau aku serius. Tanganku yang menggenggam kunci mobil, semakin mengetat, seakan menjadi pelampiasan kekesalan yang mulai membuncah. Kok bisanya dia bersikap berat melepaskan perempuan
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status