Share

11. Aku Membencimu

Aarav melangkahkan kakinya masuk ke dalam kamar hotel nyaris pagi hari. Ia masuk dengan keadaan mabuk berat. Ia bahkan harus dibantu Pak Ian, sopirnya yang tadi ia telepon untuk menjemputnya. Aarav berjalan gontai.

"Sudah, kau pulang saja!" seru Aarav ketika ia sampai di depan pintu kamarnya.

Pak Ian mengangguk paham. "Baik, Tuan!" katanya patuh tanpa banyak bertanya. Meskipun dalam hati, Aarav tahu pria itu juga bertanya-tanya kenapa ia malah pergi dimalam yang seharusnya ia habiskan bersama Serena.

Ketika Pak Ian sudah membalikkan badan dan masuk ke dalam lift, Aarav mengetuk pintu. Tidak ada jawaban. Sial! Ia sudah begitu pusing. Ke mana Serena? Apa wanita itu tuli?

Aarav meraih ponselnya, untuk menelepon wanita itu. Hanya dalam sekali nada dering, Serena sudah mengangkat teleponnya.

Belum sempat wanita itu mengatakan sesuatu, Aarav sudah bersuara. "Hei, kau tuli? Aku mengetuk pintu berulang kali tapi kau tidak dengar!" katanya.

Serena yang tadinya setengah tertidur, kini lang
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status