Setelah melepaskan pelukan kerinduan yang seakan tidak pernah terpuaskan, Tuan Parker mengajak keluarga Hobbs untuk duduk dan bicara serius. Sambil mendudukkan Axel di pangkuannya, Tuan Parker bicara dengan tenang."Sebelumnya aku ingin mengenalkan diriku pada kalian sebagai ayahnya Rain, atau yang biasa kalian sebut dengan Alexa. Ya, dia adalah putriku. Untuk kejelasan hubungan kami, aku akan menceritakan semuanya pada kalian, termasuk saat aku menyerahkan bayi Axel dulu pada pasangan Hobbs.” Tuan Parker mulai bicara lagi dan menceritakan semuanya dimulai dari awal hingga saat ini.Waktu berlanjut dengan suasana yang terus berjalan dengan keheningan karena semua yang ada di sana terdiam mendengarkan kisah yang Tuan Parker ceritakan. Bahkan Axel saja sampai sudah tertidur, tidak lama setelah pangkuannya berpindah dari sang kakek ke mamanya.Mungkin melebihi kerinduan yang Tuan Parker rasakan pada cucunya, Alexa jelas merasakan hal itu. Memeluk Axel seakan terus saja membuatnya kehausa
“Itu tidak mungkin.” Alexa menjawab singkat dan berusaha melepaskan pelukan pria yang dirinduinya itu. Munafik jika ia tidak merasa rakus ingin tetap di pelukan Aaron saja, tapi saat ini hubungan seperti itu mustahil.Kenyatannya, Aaron dan Alexa akan bercerai dan Karina juga sudah resmi menjadi tunangan Aaron. Saat ini, Alexa lah yang menjadi orang ketiga di hubungan pertunangan itu.“Mungkin saja jika kau sangat peduli pada anak-anak kita.” Aaron menjawab setelah melepaskan pelukannya dengan rela.“Anak-anak?”“Ya, anak-anak kita. Memangnya anak siapa lagi? Apa aku salah mengira kalau kau sedang mengandung bayiku? Kenapa tidak katakan saja padaku kalau kau sedang mengandung bayi kita? Itu akan sangat membuatku bahagia dan melupakan dendam ini, Alexa...” Aaron sepenuhnya menyerah untuk marah. Ia menundukkan kepalanya dan bersimpul di lantai sambil memegangi tangan Alexa.“Anak di kandunganmu adalah buah cinta kita, kan? Tolong katakan padaku kalau itu benar...” ucapnya lirih lagi. Ta
Sesuai apa yang sudah diteguhkan olehnya, Aaron memang langsung bicara pada Tuan Parker. Tapi sayangnya, keputusan dan jawaban Tuan Parker sama seperti yang Reed katakan padanya sebelumnya. Sebagai ayah Rain dan juga kakeknya Axel, Tuan Parker hanya ingin yang terbaik untuk mereka semua. Ia menyerahkan semuanya pada Alexa.“Tapi sepertinya aku akan meninggalkan Rain di sini untuk beberapa hari. Setelah urusanku selesai di New York, aku akan kembali menjemput putri dan cucuku. Kuharap kau bisa mengambil keputusan matang dan tidak menyakiti semua pihak.” Tuan Parker bicara, dan saat ini ada Alexa juga di sana.“Pulang? Memangnya ada apa, Ayah? Dan, apa yang disampaikan Ryan padamu itulah yang membuatmu bergegas pulang? Apa yang kalian sembunyikan dariku?” Alexa langsung bertanya setelah kebingungannya memuncak.“Tidak ada yang ingin kami sembunyikan darimu, Nak. Ini hanya masalah kecil yang Ryan tidak bisa selesaikan tanpa ayah. Tenang saja, kami kan segera menjemputmu pulang, tentunya
Hari berganti membawa suasana baru dalam kepelikkan hubungan Alexa dan Aaron. Cuaca yang sangat segar di pagi hari di daerah sekitar danau, membuat orang tua Aaron bersemangat sekali membawa Axel berjalan-jalan. Bukannya bermaksud tidak acuh dengan situasi rumah tangga anak mereka saat ini, tapi tidak ada salahnya menikmati liburan daripada harus diam dengan kecemasan menunggu kabar Aaron dan Alexa tentang semuanya di rumah.Atas izin Aaron maupun Alexa, Tuan Daniel dan istrinya ingin membawa Axel bermain tanpa pengawasan berlebih. Itu terasa sesak bagi mereka saat ingin berlibur tapi harus tetap merasa was-was. Mereka hanya ingin diawasi oleh orang mereka sendiri. Tapi sebenarnya kedua orang tua itu ingin mental Axel tidak terbebani dengan percakapan orang tuanya yang tidak ia mengerti dan rumit.Tuan Daniel yang sudah pernah dan beberapa kali ke tempat itu, sudah lumayan hafal dan mengenal spot yang bagus untuk jalan-jalan bersama istri dan cucunya. Tak lupa mereka mengambil foto pe
Alexa dan Kay segera mendatangi lokasi kejadian. Tapi sudah tidak ada kedua pertuanya di sana karena mereka sudah langsung mendatangi kantor polisi untuk membuat laporan.“Kay, bagaimana?” tanya Alexa yang sedari tadi mengawasi sekitar sambil menunggu Kay mendapatkan informasi."Semua CCTV di gedung ini sudah diretas, Bos. Dan anehnya, ada beberapa bagian rekaman berdurasi belasan menit hilang. Dan itu di sekitar toilet umum." lapor Kay pada Alexa."Ya Tuhan... Apa yang harus kulakukan?" Alexa sangat bingung dan terlintas wajah Aaron di benaknya. Baru saja Alexa ingin menelepon Aaron, ponselnya sudah berdering lebih dulu dan menampilkan panggilan dari deretan nomor yang tidak dikenal."Halo?" jawab Alexa singkat.‘Kalau kau ingin anakmu selamat, datang sendirian ke alamat yang akan kukirimkan. Jangan mencoba melapor ke polisi atau anakmu yang tampan ini akan kubuat diam selamanya!’Alexa terdiam kaku. Sepertinya ia mengenali suara wanita yang mengancamnya saat ini."Kau si Jalang itu,
"Bos!" Kay menyapa singkat."Apa Ryan dan anak buahnya sudah berangkat?" tanya Alexa."Sudah, Bos. Dan aku langsung ke sini setelah Bos Ryan mengabariku." jawab Kay, "dan ini alat komunikasi milikmu, juga ini." lanjut Kay seraya memberi jam tangan komunikasi yang tersambung dengan earphone kecil di telinga serta senjata api miliknya yang sudah disiapkan Kay.Alexa terlihat mengaktifkan jam tangan miliknya dan langsung menghubungi seseorang, "Let’s go, Ryan. I’m ready.”‘Lakukan yang terbaik dan ayo kita pulang.’"Yes, we'll be home soon," jawab Alexa singkat sebelum menutup panggilannya.Mata Alexa terpejam sejenak, berusaha mengatur pikirannya yang bertambah kacau setelah mendengar ajakan pulang dari Ryan. Satu tepukan di bahu Alexa membuatnya kembali membuka mata."Bos, ayo kita berangkat. Axel menunggu kita." ucap Kay tenang."Ya, kau benar. Tidak ada waktu untuk memikirkan perasaan sekarang. Axel menunggu kita." jawab Alexa setuju, "Kay, bersiaplah karena permainan ini sudah di mu
Dari atas langit terdengar dan terlihat sebuah helikopter berulang kali melintas di atas tempat Alexa dan para mafia itu berada. Tidak ada yang tahu kalau itu adalah Aaron yang meminta bantuan kepolisian."Kau mengingkari kesepakatan kita. Kau sudah meminta bantuan, kan?" ucap Karina yang mulai waspada."Tidak. Aku tidak menghubungi siapa pun. Bukannya kalian sudah menyadap ponselku? Kalian akan tahu kalau aku menghubungi orang lain." balas Alexa tenang tanpa melepaskan bidikannya ke Karina.‘Bos, sepertinya itu helikopter kepolisian.’ Kay memberitahu.Alexa tidak menanggapi, tapi hanya tersenyum karena yakin bala bantuan datang dan akan mempermudah urusannya. Kalau saja tidak ada bom di tubuh anaknya, sudah pasti sejak tadi Alexa sudah menghabisi mereka semua."Hai, wanita jalang. Lepaskan anakku sekarang juga sebelum kau menyesal karena membuatku marah. Tidak bisakah kau menghadapiku sendirian tanpa melibatkan anak kecil? Apa kau masih marah setelah tidak bisa mendapatkan ayahnya? I
Ryan yang sudah berjuang di ujung napasnya selama seminggu di ICU, ternyata tidak bisa melawan takdir. Pria tampan, hebat, sombong, dan penyayang keluarga itu akhirnya berpulang ke Yang Maha Pencipta. Sosok hebat pemimpin World Shadow itu kini hanya bisa hidup dalam benak setiap orang yang mengenalnya dengan berbagai versi.Hari ini, jenazah Ryan dibawa kembali ke kota tercinta. Rumah besar yang biasanya menjadi tempat yang hangat karena hanya di sanalah keluarga Parker berkumpul dengan penuh kasih sayang, kini menjadi rumah duka yang menyedihkan.Jenazahnya tidak di tempat pemakaman pada umumnya, melainkan di halaman belakang rumah mereka yang luas. Tuan Parker yang begitu terpukul atas kepergian putranya itu memutuskan untuk tidak berada jauh dari Ryan. Ia ingin terus melihat putra yang selama ini terus mendampinginya sekalipun Ryan sudah terkubur di pembaringan terakhirnya.“Kenapa kau melakukan ini padaku, Ryan bodoh? Kau menyuruhku kembali ke rumah hanya untuk menyelesaikan masal