Aaron mendekat pada Alexa yang perlahan melepaskan pelukannya pada si kecil.Alexa menatap wajah Aaron yang terlihat begitu kacau dan berantakan. Baru beberapa hari ia tidak memandang wajah suaminya itu, bulu-bulu halus di wajah Aaron terlihat memanjang. Mata Aaron juga menjelaskan kalau Aaron tidak tidur dengan baik. Sedangkan rambut yang selalu tersisir dengan rapi, saat ini begitu berantakan.Meski begitu, wajah Aaron tetaplah tujuan utama mata Alexa memandang.Tanpa aba-aba, Aaron langsung memeluk Alexa begitu erat. Aaron menangis di pelukan Alexa, menumpahkan segala kerinduan dan beban yang ia rasakan. Seakan pelukan istri tercintanya itu merupakan tempat ternyaman untuk bersandar.Alexa hanya terdiam dan menangis meski tubuhnya yang penuh dengan luka lebam hasil menganiayaan sebelumnya masih amat terasa sakit, apalagi ditambah dengan eratnya pelukan Aaron. Alexa mengabaikan jahitan setiap lukanya yang belum kering, bahkan bila jahitan tersebut kembali berdarah, ia tidak peduli s
"Ryan, bisakah kau meninggalkan kami bicara berdua? Hanya sebentar saja, aku mohon," pinta Alexa."Tidak. Aku akan tetap di sini. Dan kalau terlalu sulit bagimu untuk berpamitan, aku yang membuatnya mudah!" jawab Ryan tegas pada Alexa dan kemudian menoleh pada Aaron."Terima kasih karena telah memberikan kesulitan untuk Rain selama ini. Kau hanya serangga pengganggu yang merusak Rain-ku. Jadi, biarkan ini mudah baginya. Jangan mempersulitnya untuk pergi dari sini dan membuatnya lebih hancur. Kau lihat, kan? Dia sudah kau hancurkan dengan sifat bajinganmu!" ucap Ryan penuh dengan peringatan."Ryan!" bentak Rain."Diam dan dengarkan saja, Rain! Aku sudah membuat ini mudah untukmu, kan?" balas Ryan tegas."Kenapa kau berkata kasar padanya? Siapa kau dan apa hubunganmu dengan Alexa?" tanya Aaron marah sambil menarik pakaian yang dipakai Ryan."Lepaskan tangan menjijikkanmu dariku, dasar bajingan! Dan satu hal yang perlu kau tahu. Rain milikku, dia tunanganku. Dan saat ini kaulah yang menj
Di lorong tempat mereka berpisah, masih ada Karina yang meringkuk diam sambil berjongkok bersandarkan dinding. Di sana ada Aaron yang juga terduduk tanpa tenaga menghadap ke pintu keluar lorong rumah sakit itu.Dari arah yang berlawanan, Austin dengan tergopoh melangkah, akhirnya bisa menghampiri kakaknya, "Kak, di mana Alexa?" tanya Austin pada sang kakak yang terdiam."Alexa?" ucap Aaron ling-lung menanggapi pertanyaan adiknya."Ya, di mana Alexa sekarang?" tanya Austin lagi. Kali ini Aaron mulai sadar."Alexa!" sebut Aaron sambil bangkit dan mulai berlari mengejar langkah Alexa yang terlihat sudah memasuki mobilnya.Sedikit lagi Aaron sampai, tapi mobil mereka begitu cepat melaju hingga Aaron jatuh tersungkur saat mengejarnya."Alexa! Kembalilah! Jangan pergi!" teriak Aaron putus asa. Berulang kali Aaron memanggil nama Alexa sambil meraung hancur. Sementara itu Alexa melihat bayangan Aaron yang terus menjauh dari dalam mobil, ikut menangis."Jangan menangis untuknya, aku tidak suka
Malam menjijikkan yang dikatakan Karina memang benar, tapi hanya sekitar dua puluh persen. Itu hanya tentang dirinya membawa pulang Aaron dari bar tempatnya mabuk berat. Ia juga yang membaringkan Aaron di kamarnya. Aaron yang mabuk berat dan terus menyebut nama Alexa juga benar, berikut saat Aaron menyangka kalau Karina adalah Alexa pada malam itu.Akan tetap saat mereka hampir melakukan persetubuhan, Aaron yang memang memiliki kulit yang sensitif pada sentuhan wanita lain selain Alexa, seketika merasa tidak nyaman dan memilih tertidur. Dirinya batal melakukan itu pada Karina, hingga Karina yang sudah berharap lebih, batal mendapatkan tubuh Aaron.Karina yang kesal karena tidak bisa melakukan apapun, memilih pergi dari rumah Aaron dan menghabiskan malam di bar untuk mabuk. Dirinya baru kembali ke rumah Aaron lagi saat pagi buta.Dan, semua adegan pergi dan kembalinya Karina berikut Aaron di rumahnya itu, terekam dalam pantauan CCTV rumah tersebut. Dari tempat yang lain, tepatnya di ru
Saat Alexa tengah menderita dengan kehancuran hati dan kepercayaannya pada pria yang amat dicintainya tersebut, Aaron sendiri tengah berbaring tanpa sadar di rumah sakit keluarganya. Austin membawa kakaknya ke rumah sakit setelah mendapati Aaron terbaring tidak berdaya karena terlalu banyak minum. Aaron terus muntah dan lemas hingga akhirnya pingsan tanpa seorang pun di rumah. Beruntung Austin cepat pulang saat itu."Kak, sebenarnya situasi kacau macam apa yang kita hadapi ini? Aku tidak akan tahan kalau kau terus menghancurkan dirimu sendiri seperti ini. Bangun dan kuatlah seperti dirimu yang dulu, aku dan Axel sangat membutuhkanmu, ..." ucap Austin lirih sambil menggenggam tangan Aaron yang masih terpejam."Papa?" panggil Axel yang berada di depan pintu sambil menggenggam tangan kakeknya. Si kecil datang bersama Tuan Daniel."Kemarilah, Nak." panggil Austin pada Axel yang kemudian mendekat dan duduk di pangkuannya, "Axel, bangunkan Papamu. Katakan padanya, saat ini bukan waktu yang
Ryanlah yang amat tahu seberapa berbahaya obat yang telah diminum oleh Alexa. Karena dirinya sendiri yang meracik obat tersebut untuk Alexa. Racikan obat perangsang yang dicampurkan dengan herbal tertentu hingga menghasilkan efek rangsangan kuat bagi yang meminumnya. Dan itulah yang terjadi pada Alexa setelah meminum obat tersebut.Namun, selain khasiatnya yang begitu kuat, efek sampingnya juga tidak main-main. Orang yang meminum obat tersebut akan kehilangan nyawanya saat hasrat seksnya tidak tersalurkan setelah beberapa saat efek obat mulai terasa.Dan hal itu yang saat ini menjadi ketakutan bagi Ryan. Ia tidak ingin Alexa mati konyol karena perbuatannya. Awalnya Ryan sangat yakin Alexa akan menuruti hasrat yang diminta tubuhnya. Akan tetapi, Ryan salah. Cinta Alexa pada Aaron dan keteguhan hati Alexa terlalu keras untuk dihancurkan oleh nafsu yang bisa membunuhnya saat ini.Walaupun Ryan sudah mengakui kesalahannya dari lubuk hati yang terdalam, dirinya tetap harus membuat Alexa te
"Kak, apa kau ingin seperti ini saja? Kau tidak peduli lagi dengan perusahaan kita? Asistenku masih dirawat, dan aku kewalahan saat ini. Bagaimana kau bisa begitu kejam padaku, Kak? Aku tidak suka melihatmu seperti ini. Kau tidak seperti Kakakku Aaron yang tangguh!" omel Austin lagi."Maaf, Austin. Aku memang tidak berguna. Aku tidak bisa menjaga apapun yang kumiliki. Perusahaan, keluarga, dan istriku. Aku benar-benar pecundang." jawab Aaron pasrah dan putus asa.‘Plak!’"Maaf, Kak! Aku tidak tahan lagi melihatmu seperti ini. Tamparan itu untuk menyadarkanmu kalau kau tidak sedang tidur dan bermimpi. Ini kenyataan, dan kau harus menjalaninya! Jangan terus berputar-putar seperti ini. Ceritakanlah padaku apa yang sebenarnya terjadi pada kalian?!" bentak Austin tidak bisa lagi menahan kekesalannya.'Aku tidak akan membahayakan hidupmu, Austin. Kau akan kecewa padaku karena masalah Karina. Kau juga mungkin akan kecewa pada Alexa karena sebenarnya dia sudah memiliki hubungan lain sebelum p
"Rain, sepertinya kau akan kedatangan tamu," ucap Ryan santai pada Alexa yang baru saja bangun."Siapa?" tanya Alexa singkat."Austin Hobbs. Apa selain saudaranya, dia juga tahu identitasmu yang seorang mafia? Kuharap kau mengatakan tidak," balas Ryan dengan ekspresi serius."Aku tidak yakin, tapi sepertinya dia tidak tahu. Jangan bertindak berlebihan, Ryan. Meskipun dia tahu, aku yakin dia akan menjaga rahasiaku. Austin bisa dipercaya." jawab Alexa yang curiga dengan ucapan Ryan tentang Austin."Kenapa kau begitu yakin orang-orang itu tidak akan membuka mulut mereka lebih lebar setelah semua ini?" Ryan kembali bertanya."Mereka orang-orang yang baik. Aku yakin mereka akan menjaga rahasiaku dan tidak membuat masalah lebih." jawab Alexa dengan perasaan miris."Baiklah, aku akan mengabaikan keteledoranmu kali ini. Tapi, kalau saja di kemudian hari kudengar kau bermasalah karena mereka, jangan salahkan aku, Rain. Aku hanya berusaha melindungimu," balas Ryan tenang."Ayo, kubantu kau memb