Alexa tidak kembali ke kantor tapi malah ke apartemen. Ia juga tidak menghidupkan komunikasi apapun sampai pagi. Bos cantik itu baru kembali ke kantor keesokan harinya dan langsung disambut dengan banyak pertanyaan.“Selamat pagi, Kay? Apa ada yang kulewatkan?” Alexa langsung menyapa sebelum duduk dengan santai di kursi kerjanya.“Banyak.” Vin seketika menjawab.Alexa menaikkan sebelah alisnya, “Apa itu?” tanyanya singkat.“Bos, ke mana saja? Aku dan Vin terus mencarimu tapi kami sama sekali tidak menemukanmu. Bahkan alat deteksi lokasimu juga mati, dan itulah masalahnya.” Kay langsung mengeluh.“Apa dunia akan kiamat kalau aku tidak kembali ke kantor? Lalu apa gunanya kalian ada di sini?” si bos cantik kembali menjawab tak acuh dan mulai menghidupkan laptopnya, “Vin, apa jadwalku hari ini?”“Bos, tolong dengarkan kami dulu. Kiamat hampir datang kalau kau tetap santai seperti ini. Kau tidak tahu, kan, kalau Bos Ryan nyaris terbang ke sini kalau saja tidak ada panggilan darurat yang di
“Rumah ini besar sekali. Tapi aku tidak melihat jumlah petugas keamanan yang memadai di sini,” Alexa bergumam, “Ah, aku ingat. Pemiliknya memecat semua petugas keamanan karena tidak becus menjaga anak mereka. Masuk akal.”Setelah menekan bel pintu dan menunggu beberapa saat, pintu terbuka dan seorang wanita paruh baya dengan pakaian rapi berdiri di depan Alexa.Di belakangnya terlihat belasan wanita berpakaian pelayan terlihat memegang benda-benda yang lazimnya di dapur, seakan bersiaga menunggu sesuatu. Alexa tersenyum kikuk melihat pemandangan tidak biasa itu.“Hi, selamat siang. Bisa aku bertemu dengan Tuan Hobbs? Aku utusan dari World Shadow. Namaku Alexa.” Alexa menyapa seorang pelayan yang membukakan pintu padanya.Setelah membaca data Axel, Alexa tergugah hati untuk mendatangi dan melihat bagaimana keadaan Axel saat ini. Naluri keibuannya muncul lagi hanya karena mengingat Axel yang malang.“Maafkan aku, Nona. Tuan kami tidak di rumah. Keduanya baru pergi dan akan kembali dua j
‘Drrrt Drrrt Drrrt’Panggilan diterima ponsel Alexa dan sukses mengalihkan tatapan lembutnya pada wajah tenang Axel yang tertidur. Dahinya berkerut membaca pesan singkat yang dikirimkan Cora padanya.‘Bunny Cafe, perempatan jalan layang besok pukul 2 siang. Pria pilihan Tuan Regan akan ada di sana untuk menemuimu. Jangan buat kesan buruk atau orang tuamu akan malu.’Itu adalah pesan Cora yang mewakili majikannya. Alexa berdecak kesal karena tidak menyangka keluarga Abbott begitu ingin mendorongnya ke jurang penderitaan. Belum lagi kekesalan itu hilang, panggilan dari Kay membuatnya penasaran.“Apa telingamu tuli dan tidak mendengarkanku tadi? Kubilang jangan ganggu aku hari ini!” Alexa menjawab kesal panggilan Vin.‘Bos, maafkan aku. Aku salah, tapi tolong dengarkan laporanku. Barusan aku menerima misi dari Bos Besar untuk melihat situasi di Fresno. Bos Besar meneleponku untuk pergi ke Fresno malam ini, tapi kukira aku akan melaporkan misi ini dulu padamu, Bos.’“Ayahku memberi misi?
Pukul sepuluh malam waktu Fresno, California. “Akhirnya sampai juga. Bokongku pegal sekali karena duduk hampir lima jam di mobil.” Kay mengeluh sesaat keluar dari mobil. Ia meregangkan pinggang dan tubuhnya yang pegal, tidak berbeda dengan Vin yang juga merasa kelelahan. “Kau tidak membangunkan bos?” Vin bertanya pada Kay. “Aku tidak berani, sepertinya bos masih sangat marah. Apalagi padamu. Matilah kau.” Kay menjawab tanpa meninggalkan ejekannya. Di tengah perdebatan mereka, suara pintu mobil terbuka-tertutup terdengar. Alexa keluar dari sana. Ia meregangkan tubuhnya juga. Tidur di sepanjang jalan juga membuat tubuhnya pegal. Kini tatapan Alexa tertuju pada sebuah kios kecil yang menjual makanan pinggiran jalan. Ia langsung berjalan untuk menyeberang jalan, tanpa mengajak anak buahnya. “Sepertinya bos lapar. Ayo, aku juga lapar.” Kay mengajak Vin untuk menyusul bos mereka. “Selamat datang, silakan duduk, Nona,” seorang wanita muda menyapa Alexa yang baru saja memasuki kios ma
‘Plak!’ satu tamparan keras diterima si Botak saat berusaha menarik tubuh rekannya yang sudah tidak berdaya dihajar Alexa, dengan tubuhnya yang bergetar takut memandangi wajah wanita mengerikan di hadapannya.“Pergi dan katakan pada bos kalian untuk tetap di tempatnya. Aku akan bertamu ke kantor World Shadow Fresno dan memberi karangan bunga untuk cabang baru kalian.” Alexa berucap dingin hingga Si Botak tidak lagi peduli pada rekannya. Setelah mengangguk ketakutan, ia langsung berlari pergi dari kios penjual makanan tersebut.Tidak hanya para preman pasar itu saja yang ketakutan, nona pramusaji dan juga koki tempat makan itu juga terlihat ketakutan.“Jangan takut, aku akan mengganti kerugian tempat ini,” ucapnya sambil mengibas serpihan makanan di meja yang menempel di hoodynya, “Jika lain kali ada cecunguk seperti mereka datang lagi, katakan saja kalau mereka akan berhadapan denganku.”“L-lalu siapa anda sebenarnya, Nona?” si koki memberanikan diri untuk bertanya pada Alexa.“Aku Ra
Malam panas masih berlanjut. Petugas keamanan hotel berusaha mengeluarkan tamu hotel yang tidak terlibat dalam kerusuhan yang disinyalir adalah pertengkaran antara dua kubu mafia. Tapi anak buah Alexa sudah mengantisipasi semuanya sebelum perkelahian terjadi.Dua puluhan orang bertubuh besar dan marah, tumbang melawan tiga orang, termasuk seorang wanita bertubuh kecil di antaranya. Semuanya kini meringkuk kesakitan menelan kekalahan. Tidak ada korban jiwa karena hal itu sudah Alexa perhitungkan."Sudah kuduga, mereka yang datang malam ini bukan kepala mereka. Syukurlah aku tidak mengeluarkan banyak tenagaku untuk sampai membunuh mereka." Alexa berucap pada Vin dan Kay di luar gedung hotel."Ya, kurasa mereka kabur, Bos. Apa kau mau menyelesaikan mereka juga malam ini? Aku masih banyak tenaga untuk menghancurkan satu pabrik berisi bajingan, Bos." Vin menjawab sambil menunjukkan otot tangannya yang keras."Turunkan tanganmu. Kau bau ketiak. Jorok sekali!" Alexa berkomentar hingga Vin la
“Apa kita akan mengatakan pada bos kalau pria yang mengganggunya barusan adalah Tuan Hobbs, klien baru kita?” Kay bertanya pada Vin.“Kau tidak dengar tadi? Bos masih marah pada kita. Mana mungkin aku mengatakan kalau Tuan Hobbs adalah pria itu. Lagi pula bos tidak mengeluhkan apapun ketika setengah harian bersama anak yang sudah kita selamatnya saat itu. Aku tidak ingin mengganggu moodnya yang sudah baik bersama anak itu, Kay.” Vin menjawab dengan banyak pertimbangan.“Tapi kalau bos tahu kita menyembunyikan tentang pria tadi, apa kau tidak merasa kita bisa dibunuh bos karena kesal?” Kay bertanya lagi, “Aku juga ingin diam dan tidak ingin mengacaukan kesenangan bos bersama anak itu. Tapi entahlah, aku juga bingung.”“Maka dari itu kita diam saja dulu. Biarkan alurnya mengalir dan berharap saja Tuan Hobbs itu tidak membuat ulah pada bos.” Vin menanggapi, “Hei, diam sekarang. Ada bos di depan.” sambungnya memberi kode pada Kay saat Alexa mendatangi mereka.“Dia sudah pergi, kan? Dasar
"Ternyata kau tidak semanis yang kupikirkan sebelumnya, Tuan Travis. Tapi kuakui kau sungguh berani mengusik wanita yang pekerjaannya biasa memukul pria bajingan sepertimu." Alexa berucap tanpa membalikkan tubuhnya."Kenapa harus takut? Bukannya semakin agresif itu malah semakin membuat permainan ranjang semakin panas?" Travis yang tidak menyadari kesialannya di depan mata, malah semakin menguji kesabaran Alexa yang sudah di ambang batas."Kau yang meminta kesialanmu sendiri, ingat itu!" Alexa bergumam sambil berseringai tepat sebelum menyikut keras ke belakang, tepatnya pada perut Travis hingga pria nakal itu merasakan sesak perut dan meringkuk.Setelahnya, bayangkan saja bagaimana kekesalan seorang wanita yang memiliki stamina dan ketangkasan bertarung yang melebihi pria, menghajar pria manja yang hanya bisa memamerkan harta orang tua untuk dihabiskan pada wanita pemuas ranjangnya."Ampun, tolong maafkan aku. Aku tidak akan mengulangi kebodohanku lagi, Nona. Aku tidak akan kurang aj