"Ayah, kau sudah kembali?" sapa Rain sambil tersenyum melihat wajah sang ayah kembali baik-baik saja."Ya, urusanku sudah selesai." jawab Tuan Parker sambil tersenyum dan mengelus pucuk kepala Rain. Kemudian ia memosisikan tubuhnya untuk duduk di kursi yang seharusnya. Tuan Parker melempar pandangan ke arah Ryan."Kau baik-baik saja, Ryan? Apa yang tadi sudah membuatmu sadar akan kebodohanmu?" tanyanya tegas, "Apa perlu aku sendiri yang menambahkan hukuman itu padamu?" lanjutnya dengan bertanya."Ya.""Tidak!" jawaban singkat Ryan dan penolakan Rain terucap bersamaan."Ayah aku mohon hentikan. Jangan hukum Ryan lagi!" Rain memohon pada sang ayah untuk mengurungkan niatnya."Rain, aku tidak akan mati." jawab Ryan santai. Seakan setiap hantaman di tubuhnya merupakan hadiah yang meringankan rasa bersalahnya pada Rain."Diam kau, Ryan! Tutup mulutmu. Apa kau mati di tangan Ayah?" Rain berucap panik mencoba menghentikan Ryan memprovokasi ayah mereka."Ayah aku mohon hentikan! Aku baru saja
"Jadi, apa yang sebenarnya terjadi pada Rain?" tanya Tuan Parker serius pada Ryan. Akan tetapi yang ditanya masih belum bicara. Begitu juga saat Reed menanyai pertanyaan yang sama."Apa kau menungguku bertanya dua kali, Ryan?" tanya Tuan Parker dingin pada Ryan."Lebih dari siapapun, Ayah. Aku benar-benar ingin bicara padamu tentang Rain, tentang hal ini, dan hal lainnya." jawab Ryan tanpa ragu."Tentang apa? Tanyakan saja sekarang selagi kita semua ada di sini!" ucap sang Ayah."Apa Ayah yakin kalau aku bicara sekarang?" Ryan memastikan dan sang Ayah mengangguk singkat."Ryan, akan kupukul kau kalau masih berbasa-basi lagi!" geram Reed pada adiknya itu."Ya, aku rasa sebaiknya kita bicarakan ini sekarang, agar Ayah bisa menjelaskannya pada kita semua tentang identitas Rain yang sebenarnya dan apa hubungan Rain dengan Ayah!" ucap tegas Ryan di sana.Mendengar ucapan Ryan, Tuan Parker sedikit terperangah, akan tetapi Tuan Parker masih bisa menyembunyikan ekspresi kekagetannya dan kemba
“Aku pergi setelah putus asa dan tidak tahu lagi harus melakukan apa. Setidaknya aku sudah tahu jika putriku berada di lingkungan keluarga yang normal, maka hidupnya sudah pasti tidak dekat dengan darah dan kekejaman dunia mafia.”“Lalu bagaimana dengan hubungan Rain dengan keluarga Hobbs? Rain memiliki bayi dari dari pria bajingan itu, Ayah. Kau juga selalu mengingatkanku untuk tidak menyentuh keluarga Hobbs bagaimana pun kesempatannya kami bertemu. Bagaimana kau menjelaskan ini padaku, Ayah?” Ryan seketika memotong cerita tersebut."Kau mengira apa yang Rain hadapi sekarang karena campur tanganku? Kau salah besar, Nak. Pertemuan mereka murni takdir, Ryan. Aku sama sekali tidak mengira Rain akan menjalin hubungan dengan keluarga Hobbs." Tuan Parker menjawab.“Aku benar-benar pergi dari hidup putriku agar jejaknya tidak menjadi incaran musuhku. Aku pergi ke kota ini dan membangun World Shadow dari nol. Dan setelah belasan tahun berlalu, bisnisku lancar, kelompokku berjaya dan ditakuti
Di kamar Rain, Reed duduk terdiam di sebelah jendela sambil menatap Rain yang tengah tertidur.'Ternyata kau adalah putri kandung ayah, Rain. Aku tidak pernah membayangkan bagaimana nasib sampai menghancurkanmu dan membawamu ke tempat ini. Kau sungguh malang...''Tanpa tahu hubunganmu dengan ayah pun, aku sudah menganggapmu sebagai adikku sendiri. Jadi, aku tidak akan membiarkan kebodohanku yang membiarkanmu menderita lebih dari ini.’Sky bergumam dalam hatinya, bertekad pada dirinya sendiri untuk tidak membiarkan Rain kembali menderita karena pilihan hidupnya. Reed tidak ingin mengulangi kesalahan Tuan Parker yang dulu membiarkan Rain tumbuh menjadi aLexa yang menyedihkan bersama keluarga Abbott. Apapun yang terjadi, adiknya harus bahagia.Saat hubungan yang tersembunyi sekian lama terbongkar di tengah keluarga mafia Tuan Parker, keluarga Hobbs sedang berusaha menstabilkan kembali perekonomian mereka. Setelah kepergian Alexa yang dianggapnya begitu kejam, Aaron bangkit setelah hatiny
"Jangan alihkan pembicaraan! Apa yang kau lakukan hingga perusahaan menjadi seperti ini? Hukum tidak akan mengambil tindakan kalau perusahaan kita tidak menyalahinya? Bukankah selama ini Big Electron baik-baik saja?" Harley terus bertanya dan mencari jawaban yang dirasa masuk akal."Itulah kesalahanmu. Kau tidak pernah tahu apa yang terjadi pada perusahaan. Ya, memang benar aku melakukan kecurangan dan menyalahi aturan. Aku memperdagangkan produk elektronik ilegal merek lain dan menggantinya dengan merek dagang Big Electron. Dan usahaku mendapatkan izin dengan bantuan orang dalam kementrian.”“Kau kira aku melakukan itu untuk apa, ha? Untuk mempermaju perusahaan yang kau sama sekali tidak membantu!”“Untuk apa lagi? Untuk meraup keuntungan besar agar keuangan perusahaan stabil. Kalau tidak seperti itu, bagaimana keuangan kita masih lancar padahal bisnis kita sedang terpuruk?" jelas Regan yang akhirnya mengakui perbuatan kotornya."Kau luar biasa. Tanpa bicara apapun padaku, kau mengha
"Hei, Produser! Berikan amplopmu padanya atau kau ingin membawa pulang itu dan menunjukkan pada istrimu? Aku yakin, kau akan menerima gugatan perceraian." Aaron tertawa mengejek pada sang Produser yang sedari tadi terdiam melihat sisi hitam bos besarnya. Produser itu menyerahkan amplop miliknya dan pergi setelah Aaron menyuruhnya keluar beserta kru yang lain. Hanya tertinggal Robert, Megan, dan Regan di hadapannya. "Sayang, jangan dibuka aku mohon!" Megan membujuk. Ketakutannya sungguh terlihat. "Biarkan aku melihat apa yang ingin dia perlihatkan padaku. Kenapa kau sangat ketakutan seperti ini?" Robert berucap serius pada Megan yang menghalanginya membuka amplop tersebut. "Dia benar, biarkan saja dia melihat hadiahmu. Aku rasa ayahmu juga penasaran apa yang ada di dalam amplop itu!" Aaron semakin memanasi situasi. Megan semakin panik dan memaksa merampas amplop dari tangan Robert hingga amplop tersebut jatuh dan menumpahkan isinya, "Tidak. Jangan melihatnya! Aku mohon jangan meli
"Ryan, aku ingin keluar kamar. Apa aku sudah bisa belajar berjalan lagi?" tanya Rain pada Ryan yang sedari tadi menungguinya. "Apa kepalamu tidak sakit? Apa tubuhmu sudah benar-benar kuat berjalan?" Ryan bertanya untuk memastikan keadaan Rain. "Sepertinya aku sudah sehat. Jika aku sudah bisa berjalan lancar, aku yakin aku bisa menghajarmu karena kau terus menyumpali mulutku dengan makanan seperti aku seekor babi saja." omel Rain pada Ryan yang terus memaksanya makan walau dirinya tidak mau. "Hei, bodoh. Semua yang kulakukan demi kebaikanmu dan juga calon-" ucapan Ryan terhenti saat dia menyadari mulutnya terlalu banyak bicara. "Calon apa? Kenapa kau bicara terputus-putus begitu?” “Tentu saja calon suamimu dan itu aku!” Ryan segera menjawab asal, tapi jawabannya itu seketika membuat Rain kehilangan kalimat. “Omong kosong. Dasar aneh. Ayo, angkat aku. Aku sudah bosan di kamar terus!" omel Rain lagi. "Baiklah, Princes Rain Parker. Semua akan kulakukan untukmu karena aku adalah pel
Lebih lengkap dari yang dikisahkannya pada Reed dan Ryan sebelumnya, Tuan Parker menceritakan awal mula pertemuannya dengan sang kekasih, yaitu Amara yang merupakan ibu kandung Rain.Wanita yang mahir bertarung bebas dan terampil menggunakan senjata api, yang kini gen tersebut menurun pada putri tunggalnya—Rain. Tuan Parker begitu mencintai Amara dengan segenap jiwanya. Ia juga sangat mengagumi dan menghargai Amara sebagai partner sejatinya untuk mengembangkan bisnis World Shadow sejak awal.“Ibumu adalah wanita sempurna yang pernah kumiliki di hiduoku yang gelap ini. Dan setelah kehilangannya, aku bahkan tidak sempat memikirkan akan ada wanita lain yang sesempurna Amara di sampingku. Aku bersumpah selalu mencintai ibumu bahkan sampai hembusan napasku yang terakhir nanti.”"Begitulah kisah pertemuanku dengan Amara, Rain. Wanita hebat yang tetap menyayangiku dengan memberikan putri berharga sepertimu, Rain." ucap Tuan Rafael setelah menceritakan panjang lebar awal pertemuannya dengan A