'Aku hayalah karakter sampingan yang tidak akan kau lihat. Tetapi aku merasa sangat bahagia hanya karena mencintaimu
Aku hanya berharap jika suatu hari nanti kau bersedih. Kau tidak perlu mencari siapa pun karena kau masih memilikiku yang tidak akan hilang ... di sini'
~ Aditya Kafka ~
Dio mendadak tidak mau makan. Anak berusia lima tahun itu marah karena Cara pergi meninggalkan mansion keluarga Mahendra. Dia ingin sekali bertemu dengan gadis itu.
"Ayo, makan dulu, Sayang." Alexandra mengulurkan satu sendok nasi tepat di depan mulut Dio. Namun, anak itu masih setia menutup mulutnya rapat-rapat.
Alexandra menghela napas panjang. Rasanya dia nyaris menyerah membujuk Dio agar mau makan.
Anaknya Cara dan Alvaro cowok apa cewek? Ada yang bisa nebak? 👀
Setelah dari rumah sakit, Cara dan Alvaro mampir ke sebuah pusat perbelanjaan karena ingin membeli perlengkapan bayi untuk calon buah hati mereka. Cara terlihat begitu senang melihat baju, popok, bahkan mainan untuk bayi yang lucu-lucu. Rasanya dia ingin sekali membeli semuanya. Namun, dia masih cukup waras untuk tidak menguras kantong Alvaro. "Baju ini lucu ya, Roo?" Cara menunjukkan baju bayi model ikan badut alias Nemo pada Alvaro. Kening Alvaro berkerut dalam melihat baju bayi yang Cara tunjukkan pada dirinya. Baju model ikan itu malah mengingatkannya dengan Romeo dan Julliet. Ikan koi peliharaan mereka di rumah. "Kalau anak kita pakai baju ini pasti kelihatan lucu. Kita beli ini ya, Roo?" Cara menatap Alvaro dengan penuh harap. "Yang ada anak kita nanti malah mirip Romeo dan Julliet. Aku nggak mau beli baju yang ini!" Cara mengerucutkan bibir kesal karena Alvaro
Maldives merupakan tempat yang sangat romantis dan sempurna untuk berbulan madu karena memiliki banyak pantai yang indah. Negara kepulauan tersebut berada di selatan-barat daya India. Tepatnya 700 km sebelah barat daya Sri Lanka.Setelah kondisinya membaik, Allendra langsung mengajak Angela ke Maldives untuk berlibur karena dia sudah terlalu bosan tinggal di apartemen. Dari Singapura butuh waktu kurang lebih sekitar empat setengah jam untuk tiba di sana.Allendra memilih menginap di Lux South Ari Atol yang ada di Pulau Didhoofinolhu, Maldives. Resort tersebut menawarkan pengalaman Resort Luxe tanpa alas kaki dengan properti rumah pantai yang sangat apik. Dengan 194 vila, menjadikan Lux sebagai salah satu resort Maldives yang unggul dalam menciptakan pengalaman intim bagi setiap tamu yang menginap. Di sana juga ada delapan macam restoran kelas atas yang menyajikan makanan buatan koki ternama."Bagaimana menurutmu tempat ini
"Kamar yang terbatas tentu saja membuat kita kesulitan untuk mengatur barang yang diinginkan. Apa lagi bagi orang tua yang menginginkan menaruh meja belajar di dalam kamar anak mereka. Untuk itu perusahaan kami ingin meluncurkan meja belajar portable untuk anak-anak." Alvaro menekan remote untuk mengganti slide power point. Pada layar LCD seketika muncul desain meja belajar portable khusus untuk anak-anak yang akan diproduksi oleh Perusahaan Dinata. "Kami sengaja memilih bahan metal agar kuat dan tidak mudah patah. Selain itu bahan metal juga tidak mudah berkarat." Sudah menyelam di dunia bisnis selama kurang lebih tujuh tahun membuat Alvaro begitu tenang dan lugas saat mempresentasikan produk terbarunya. Dia memang terkenal memiliki tangan dingin dalam memimpin perusahaan. "Untuk menarik perhatian anak-anak, kami
Alvaro tidak pernah bosan memandangi Cara yang tertidur lelap di dalam dekapannya. Wajah gadis itu terlihat begitu polos dan apa adanya. Seperti bayi. Sangat menggemaskan.Alvaro pikir, dia tidak akan bisa jatuh cinta lagi setelah menikah dengan Angela. Namun, Cara perlahan-lahan menghapus nama Angela dari hatinya sejak gadis itu masuk ke dalam ke hidupannya. Dia bahkan sudah tidak peduli lagi pada Angela karena yang ada di pikirannya sekarang hanya Cara, Cara, dan Cara. Apa lagi gadis itu sedang mengandung buah hatinya sekarang.Padahal Alvaro sudah berusaha keras menahan diri agar tidak jatuh hati pada Cara. Namun, sekeras apa pun dia berusaha, perasannya malah semakin sulit untuk dikendalikan. Dia tidak bisa lagi menahan perasaannya karena sudah telanjur jatuh hati terlalu dalam pada Cara.Gadis itu selalu bisa membuat perasaannya nyaman dan merasa tenang. Alvaro seolah-olah menemukan rumah dal
Alvaro ingin melepaskan Cara dari dekapan karena ponselnya yang ada di dalam saku celana bergetar. Namun, gadis itu malah memeluknya semakin erat. Seolah-olah enggan melepaskannya dari dekapan.Entah kenapa Cara hari ini ingin terus memeluk Alvaro dan berada di dekat lelaki itu."Sayang, lepas dulu, ya? Aku mau menerima telepon, nih."Cara mengerucutkan bibir kesal. "Nggak mau, nerima telepon kayak gini kan, bisa."Alvaro terkekeh geli melihat tingkah Cara yang begitu manja pagi ini. Gadis itu benar-benar menggemaskan, seperti anak kucing. Dia mengecup puncak kepala Cara sekilas sebelum menerima telepon dari Gabriella."Ya, Gab?" ucapnya.'Selamat pagi, Mr. Alvaro. Saya hanya ingin mengingatkan kalau jam sepuluh pagi nanti Anda ada rapat penting. Saya harap Anda untuk segera datang ke kantor. Cukup sekian terima gaji.' Gabriella langsung memutus sambungan teleponnya setela
Minggu ini saham Perusahaan Dinata naik sepuluh persen. Para investor merasa sangat puas dan tidak menyesal sudah menanam modal pada perusahaan yang didirikan oleh ayah Alvaro tersebut. Perusahaan Dinata sekarang bahkan semakin berjaya sejak dipimpin oleh Alvaro. Alvaro mengempaskan tubuhnya di kursi setelah selesai memimpin rapat dengan para petinggi perusahaan. Untung saja dia masih sedikit mengerti materi yang dibahas pada rapat jam sepuluh tadi, jika tidak para investor pasti ragu untuk mempertahankan saham mereka di perusahannya. "Gabriella, jangan lupa kirimkan laporan rapat tadi padaku secepatnya." "Baik, Mr. Alvaro." Gabriella mengangguk patuh. "Apa lagi jadwalku setelah ini?" Gabriella pun membuka buku agenda Alvaro. "Anda ada janji makan siang dengan pemimpin Alex Coorporation. Setelah itu meninjau pembangunan mall sekaligus arena bermain bagi anak-anak di jalan Sudirman sam
Napas Jafier tercekat, jantungnya seolah-olah berhenti berdetak selama beberapa saat. Tanpa sadar dia menahan napas mendengar suara gadis yang selama ini dia rindukan. Suara Caramell.'Maaf, Anda siapa, ya? Kalau ada hal penting yang ingin Anda sampaikan tolong jangan diam saja.'Kedua tangan Jafier tanpa sadar mengepal kuat hingga buku-buku jari tangannya gemetar. Detak jantungnya semakin berdentam-dendam di dalam rongga dada. Begitu liar, riuh, dan tidak terkendali. Napasnya tersengal. Suara itu terdengar sangat merdu di telinganya. Melumpuhkan seluruh syaraf di dalam tubuhnya. Dia amat sangat merindukan Cara.'Saya akan menutup teleponnya kalau Anda tetap tidak mau bicara.'Jafier tidak menyahut. Kedua matanya terlihat berkaca-kaca, rahang pun mengatup rapat menaha
"Mommy-nya Dio tadi bilang apa saja sama kamu?" Cara dan Alvaro sekarang sedang berada di restoran ayam cepat saji karena Cara tiba-tiba saja ingin makan ayam goreng tepung. Padahal Cara sudah banyak membeli jajajan saat berda di taman. "Kak Alexandra tadi nanyain kabar aku," jawab Cara seraya mengambil sepotong paha ayam goreng lalu mencelupkannya ke saos sebelum dimakan. "Hanya itu?" Alvaro menatap Cara dengan lekat karena mustahil jika Alexandra hanya menanyakan kabar. Cara menyedot Ice Latte Brulee-nya sebelum menjawab pertanyaan Alvaro. "Kak Alexandra memintaku untuk tinggal kembali di mansion keluarga Mahendra." Alvaro terenyak, jantungnya seolah-olah berhenti berdetak selama beberapa saat mendengar jawaban yang keluar dari bibir mungil Cara. Dia benar-benar tidak menyangka kakak sepupu Jafier itu meminta Cara untuk kembali ke mansion keluarga Mahendra. Apa gad