Share

18. Pagi Yang Indah

Mata Airin langsung membelalak.

Sakha meminta sesuatu yang sangat mustahil.

"Airin?" panggil suaminya itu dengan suara rendah yang terdengar semakin serak. Tangan Airin di celananya ia tuntun, memegang miliknya yang telah menegang sempurna.

"Tu-Tuan ...!" Wajah Airin memerah padam dan sudah tidak bisa dikendalikan. "Ini sungguh memalukan jadi lepaskan saya!" katanya, setengah merengek.

Namun Sakha seolah tidak mendengar permintaannya. "Kamu menyukai ini tadi, kenapa sekarang menolak?" Napas Sakha semakin memburu dan tatapannya perlahan ditutup kabut gairah.

Dan Airin yang tidak bisa mengalihkan pandangannya dari pria itu menatap wajahnya dengan cermat, entah kenapa dia menyukai ekspresi yang tercipta di sana saat ini oleh apa yang tengah dilakukan tangannya di bawah sana.

Dahi Sakha berkerut-kerut, alisnya yang tebal itu nyaris dibuat menyatu, dan matanya menatap Airin sayu seka

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status