"Kau tahu di mana Luna sekarang, Key? Mungkin kau belum mendengar kabar ini, tapi Luna pergi dari rumah dan aku belum menerima kabar apa pun darinya."
Keyra tak segera menjawab pertanyaan dari penelepon yang merupakan ibu kandungnya tersebut, karena dia sudah tahu alasan ibunya menelepon, pasti mencari Luna.
Yah, di mata ibunya, Luna sudah seperti anak kandung, bahkan menggeser posisi Keyra yang sebenarnya putri kandungnya sendiri.
Miris.
Itulah kenapa Keyra enggan menerima telepon darinya, karena bukannya menanyakan bagaimana kabar putri kandungnya, ibu Keyra menelepon untuk mencari Luna.
Keyra bisa membayangkan bagaimana paniknya sang ibu selama seminggu lebih ini, dia pasti sudah mencari Luna ke mana-mana dengan panik. Luna, kan, 'putri' kesayangannya.
Sayangnya, Keyra tak merasa kasihan sama sekali, malah dalam hati merasa sedikit menertawakan ibunya itu, yang begitu naif menyayangi seseorang sampai mengabaikan putrinya sendiri.
P
Keyra bertanya dengan suara gemetar, rasa marah karena dibohongi oleh Luna membuat dadanya menggelegak."Hamil? Dia tidak hamil sama sekali!" tegas Keyra, yakin seratus persen.Luna tidak sedang hamil, mana mungkin seorang perempuan yang sedang hamil tanpa muntah-muntah bahkan begitu aktif keluar malam setiap hari?Perutnya juga langsing-langsing saja. Dalam cerita yang dia bagikan pada Keyra, Luna sama sekali tak menyebut kata hamil.Dia meminta Keyra menampung dirinya untuk tinggal di sini karena menghindari dikejar Haris, tapi kenapa ibunya malah mengatakan bahwa sebenarnya Haris ingin menyelesaikan hubungannya dengan Luna sejak lama?Keyra mencoba mengingat kembali apa yang telah diceritakan Luna padanya malam itu sambil menangis tersedu-sedu sehingga membuat Keyra tak tega dan mengizinkan dia tinggal di sini."Haris terus memaksa aku menikah dengannya, Key. Padahal ak
"Hah? Kenapa juga aku memikirkan si berengsek itu? Benar-benar menyebalkan."Keyra bersungut-sungut sendiri ketika menyadari bahwa sedang mengharapkan di saat seperti ini untuk menghilangkan stress nya."Ini pasti karena si berengsek itu terus menerus mengirimiku pesan," rutuk Keyra seraya bangkit dari sofa dan berjalan menuju kamarnya sendiri.Miguel memang masih terus setia mengirim pesan beruntun pada Keyra, tak ada yang penting dari pesannya, hanya menanyakan keadaan wanita itu sehari-hari dan mengingatkan untuk makan.Dan Keyra masih seperti biasa tak membalas semua pesan-pesan itu, hatinya memang tak sakit lagi, tapi berubah menjadi jengkel tiap kali mengingat Miguel.Ibu mertua Keyra tak patah semangat untuk mengembalikan hubungan pasangan muda tersebut, tapi baik Keyra ataupun Miguel sepertinya belum sama-sama siap untuk kembali seperti dulu."Berapa lama dia menginap di hotel? Apakah dia nyaman dengan tempat tidurnya?"Keyra
Wajah Keyra yang semula sumringah seketika berubah menjadi masam saat melihat siapa yang berdiri di depan pintu.Bukan Miguel seperti yang dia harapkan, tapi sepupunya yang sangat menyebalkan, Luna.Kenapa, sih? Dia butuh Miguel saat ini, bukan malah ditambah stres dengan harus menghadapi Luna.Kenapa Miguel tak pulang-pulang ke sini? Meski Keyra masih menolak membalas chat darinya, setidaknya dia pulang sesekali, bukan?Menyebalkan.Semua orang menyebalkan.Luna yang berdirinya sedikit sempoyongan karena mabuk sehingga harus menyandarkan bahunya di dinding dekat pintu, tersenyum dengan ekspresi mencemooh."Kau menyambut kedatanganku, saudari. Baik sekali," ucapnya, dengan mata sedikit tertutup.Keyra mendengus kesal mendengar ucapan seseorang yang telah terang-terangan membohongi dirinya tersebut, menatap jengkel pada Luna yang berani-beraninya pulang ke rumahnya dalam keadaan mabuk.Untung saja dia yang membukakan pint
"Kau tak perlu tahu alasan kenapa dia tak pulang dan jangan bicara sembarangan tentang Miguel."Keyra akhirnya menurunkan tangan, mengatakan hal itu setelah memejamkan mata beberapa detik untuk menenangkan dirinya.Tidak pernah menang berdebat melawan Luna, itu hanya akan membuat dia semakin lelah dan terpuruk.Luna yang terlihat kecewa karena tak berhasil memancing amarah Keyra, menggunakan cara lain untuk mengintimidasi sepupunya tersebut."Kenapa? Kau mulai mencintainya? Lucu sekali, ya. Begitu mudahnya kau melupakan Milo? Aku tak menyangka kau ternyata bukan perempuan yang setia. Padahal, kan ....""Kau tak berhak berkata apa pun tentang kehidupanku, Luna. Bukankah kehidupanmu jauh lebih menyedihkan?" balas Keyra sengit.Dia mulai muak dengan semua ocehan Luna. Gadis itu tak tahu apa pun!Tidak setia pada Milo? Bullshit. Cintanya pada pria itu tak berubah, tapi apa yang harus dia lakukan saat sudah beda alam?Apakah dia aka
Keyra tak sanggup memberi jawaban pada Luna yang tersenyum penuh kemenangan."Kasihan sekali hidupmu."Setelah mengatakan hal itu, Luna melenggang masuk ke dalam rumah Keyra dan menoleh dengan pongah begitu berada agak jauh dari Keyra yang berdiri terpaku."Aku akan pergi malam ini juga, tak perlu kau berpikir bahwa sudah menaruh banyak jasa padaku karena yang kau lakukan ini pasti akan kubalas suatu hari nanti setelah kau diusir oleh suami kontrakmu," ujar Luna dengan sinis, yang membuat kepala Keyra semakin mendidih saja rasanya.Luna sungguh seperti tong kosong nyaring bunyinya, semakin ditabuh, semakin memekakkan telinga.Tahu apa dia sampai berani mengatakan bahwa Miguel akan mengusir Keyra dari rumah ini?Meski mereka mungkin saat ini tidak saling mencintai, tapi Keyra tahu betul bahwa Miguel tak mungkin begitu saja mengusir dirinya setelah pernikahan kontrak mereka selesai.Namun bodohnya, Keyra tak sanggup mengatakan pembelaan
Dia merasa sangat bersalah karena telah mencurigai Miguel tanpa sebab, hanya karena omongan Luna yang tak berdasar.Di kamar yang kini ditempati Miguel, Keyra bisa melihat dengan jelas bahwa suaminya tersebut tidak tidur malam bukan karena sedang sibuk bercinta dengan perempuan lain.Namun, dia justru benar-benar sedang sibuk dengan pekerjaan melihat banyaknya kertas-kertas yang berserak di samping laptop yang berada di meja Miguel.Miguel bahkan tanpa protes mengarahkan kamera ponselnya ke segala isi kamar saat diminta Keyra.Tindakannya itu sedikit menggemaskan di mata Keyra.Sedang Keyra sendiri bertanya-tanya dalam hati kenapa sampai melakukan semua ini?Bukankah hubungan mereka hanyalah pernikahan kontrak dan mereka sedang tak saling menyapa?Dia menjadi tak waras hanya karena mendengar gosip bahwa Miguel sedang bersama wanita lain.D
Keyra berjalan cepat ke arah tempat tidur, meninggalkan mawar dan pot yang berserakan di lantai, lalu membanting tubuhnya ke atas ranjang yang empuk dengan bersungut-sungut.Kepala Keyra terasa mendidih saat mengingat kembali bagaimana foto-foto Miguel yang tampak akrab memeluk wanita lain padahal baru beberapa menit lalu mengucapkan kata-kata sayang padanya."Kenapa dia sangat menyebalkan! Bohong lagi! Bohong terus!!!" teriak Keyra seraya membenamkan wajahnya ke bantal."Aku benci! Aku benci Miguel!"Dia memukul-mukul ranjang untuk melampiaskan kemarahannya, memaki Miguel sepuas yang dia bisa.Dadanya terasa begitu sesak, rasa kecewa yang begitu dalam membuat Keyra hanya bisa menangis tanpa suara.Bahkan setelah menangis pun, dadanya masih terasa begitu berat."Terserah, aku tidak akan mengharap dia lagi! Main saja sana sama semua wanita, aku tidak peduli!"Satu tangan Keyra yang menggenggam ponsel dia tekan kuat-kuat seakan d
Keyra terus meratapi nasibnya yang begitu menyedihkan tanpa sadar ada seseorang yang sudah berdiri di belakangnya."Key."Panggilan dari pria yang kini memakai setelan jas hitam lengkap di balik kemeja putih, membuat Keyra berbalik.Seketika bibirnya cemberut ketika menatap pria itu. Miguel."Kenapa kau ada di sini?! Pergi!"Namun, bukannya pergi karena usiran Keyra, Miguel malah berjalan semakin maju dan duduk di pinggir ranjang, dekat Keyra.Dia menarik napas panjang dan menyugar rambutnya ke belakang, ekspresi campur aduk antara gelisah, panik dan kesedihan tergambar jelas di wajahnya."Aku tidak bisa bekerja dengan tenang setelah membaca pesan darimu itu, Key, makanya aku nekat pergi ke sini alih-alih berangkat ke kantor. Kenapa kau tiba-tiba marah?"Miguel mengulurkan tangan, menyentuh kepala Keyra dan membelai rambutnya yang lembut."Tidak tahu!"Keyra menjawab dengan ketus, menyingkirkan tangan Miguel dari