Lima tahun kemudian.Nathan tersenyum tipis ketika melihat Lucky berjalan ke arahnya. Dia menyapa, "Lucky, kau terlihat lebih berisi dari sebelumnya."Lucky hanya mengedipkan mata. Kemudian, bertanya, "Tuan Muda, bagaimana liburan Anda?"Saat ini, Nathan sedang berada di Bandar udara internasional Heathrow, Inggris. Dia baru saja melakukan liburan tanpa Lucky selama 8 hari. Ya, dia pergi mengunjungi salah satu negara dengan wilayah pantai terindah yaitu Maldives. "Saya ....""Lima tahun ini, Anda telah banyak berubah. Mulai dari fisik dan karakter. Anda tidak lagi arogan. Anda juga banyak menghabiskan waktu dengan membaca," ujar Lucky. Dia melihat sebuh novel di tangan kiri Nathan. "Ya, benar. Saya sungguh tertarik dengan semua karya penulis LovyNa. Saya pikir-pikir, penulis ini adalah seorang wanita ...."Lucky mengambil tas ransel dari tangan Nathan. Dia terlihat senang bertemu dengan Nathan. "Apa gaya hidup seorang backpacker telah mengubah pola berpikir Anda, Tuan?" tanyanya men
"Nona!" panggil Lucky memecah keheningan diantara Nathan dan Alicia. "Ah! Maaf ...."Alicia membalikkan badan. Dia memegang jantungnya yang berdebar dan mencoba mengatur ritmenya. Setelah merasa tenang, Alicia mengajak Greyson pergi. "Ayo, Grey!" "Tunggu, Nona!" panggil Lucky lagi. Dia mencoba menghentikan langkah Alicia yang akan pergi menjauh dari tuannya. Deru napas Nathan memburu. Dia berteriak tertahan, "Tidak! Tidak untuk kedua kali!"Nathan melangkah cepat menyusul Alicia. Dia menarik tangan Alicia hingga tubuhnya berbalik menghadap Nathan. Pandangan keduanya pun bertemu. Nathan membatin sedih, 'Kedua bola mata itu ....' Nathan menatap mata indah Alicia yang kecoklatan. 'Kedua bola mata itulah yang selalu aku rindukan selama 5 tahun ini.'Nathan tidak berhenti menatap kedua mata Alicia. Sedangkan Alicia mendongakkan wajahnya menatap kedua mata tajam Nathan.'Ada apa dengan kedua matamu, Nath? Aku tidak melihat adanya tanda kehidupan!' seru Alicia di dalam hatinya yang berd
"Saya hanya berspekulasi," jawab Nathan asal. "Ha! Ha! Ha!""Anda ini benar-benar terlewat percaya diri!" seru Lucky memuji tuannya sarkas. Lucky mengemudikan kembali mobil menuju Czarford Hotel and Casino. "Saya akan memberitahu Tuan Greyson agar dia bisa bekerja sama dengan baik," ujarnya sambil memginjak rem. Kini, mobil yang membawa Nathan akan keluar dari jalan bebas hambatan. Sementara itu di kediaman Greyson Michael. Wajah Alicia terlihat lelah. Dia beberapa kali mengusap peluhnya. "Cia, mengapa kau tidak berkata jujur kepada Nathan? Padahal dia sudah berusaha untuk berkata jujur padamu."Greyson bertanya tentang perasaan Alicia kepada Nathan. Mereka telah sampai di kediaman Greyson yang berada di London. Greyson berjongkok di samping Alicia yang juga sedang berjongkok. Dia membantu Alicia mengeluarkan isi koper dan menyusunnya di lemari. "Apa perasaanmu sudah berubah?" tanyanya lagi. Alicia menggulung rambutnya ke atas. Dia terlihat begitu rapuh jika mengulang ingatannya
"Dia adalah Amanda Lawrenson, Tuan," jawab Robert sambil memperhatikan Amanda yang sedang memberikan arahan kepada seorang tukang bangunan. "Amanda, kemarilah!"Wanita bernama Amanda itu segera berjalan menghampiri Robert yang sedang bersama Nathan dan Lucky. "Ya, Mr. Robert?" Amanda menatap Nathan yang sedang menatap dirinya. "Perkenalkan, Tuan Muda," ucap Robert sambil menatap Nathan. "Amanda adalah asisten saya. Dia sedang magang di kantor saya. Maaf jika saya tidak memberitahu Anda."Robert terlihat menundukkan kepalanya. Dia terlalu takut menyinggung perasaan pria terkaya nomor satu di Inggris Raya ini. "Oh, asisten? Oke, saya tidak masalah dengan hal itu," jawab Nathan yang berhasil mengejutkan semua orang. "Ayo pergi ke lantai atas!"Setelah menaiki beberapa anak tangga, akhirnya mereka tiba di lantai atas. Nathan terkejut ketika menemukan satu tempat bermain anak dengan konsep terbuka di balkon."Oh, apa ini?"Nathan berjalan keluar dari sana. "Bukankah ini adalah tempat be
"Iーini?"Alicia berjalan menuju balkon lantai dua. Alicia begitu terkejut. "Mengapa Nathan memasang teropong bintang di sini?" tanya Greyson. Dia berjalan di belakang Alicia. "Nathan?Apa maksudmu, Grey?" Alicia menoleh ke arah pianis muda yang berdiri di sisi kirinya. Kedua mata indahnya terbuka lebar."Ya, Nathan."Alicia masih tidak mengerti maksud perkataan Greyson. "Apa hubungannya Nathan dengan semua ini? Cepat jawab aku, Grey!"Greyson mengusap kumis tipis yang dia cukur setelah mandi tadi. Dia memalingkan wajahnya ke Alicia."Alicia, ketahuilah! Rumah ini dibeli Nathan untukmu dan anak-anak mu." Greyson mengungkapkan rahasia diantara dirinya dan pihak Nathan."Apa?!" Alicia menutup mulutnya disertai dengan pandangan terkejut. Kedua matanya berbinar."Alicia, dengarkan aku!""Mengapa kau menyetujuinya? Mengapa kau tidak bertanya pendapat ku terlebih dahulu, Grey?"Alicia berteriak marah. Saat itu juga, Greyson menyadari kesalahannya. "Cia, akuー"Greyson hendak menarik tangan
"Saya pun terkejut dengan perubahan sikapnya pada anak-anak," jawab Lucky mengakui. "Namun, bukan hanya itu. Sikap Tuan Muda banyak berubah, begitu juga dengan penampilannya."Tiba-tiba Alicia terdiam. Di benaknya muncul sosok Nathan ketika bertemu pertama kalinya sejak 5 tahun terakhir di bandar udara internasional Heathrow. 'Ya. Aku pun terkejut dengan style-nya. Sejak kapan dia menindik telinga dan memakai kalung? Citra Bos elegan berubah menjadi Bad boy!' Tentu saja pikiran-pikiran itu tidak dilontarkan Alicia. Dia menyimpannya sendiri di dalam hati.Alicia tersenyum. Dia berkata, "Ya. Kau benar, Lucky."Alicia duduk di sofa panjang. Dia menyilangkan kakinya sambil menyandarkan kepala. "Grey, jika Alice menangis, tolong beritahu aku!" serunya"Ya, Cia. Kau istirahatlah!"Lucky melihat wajah lelah Alicia. Dia menggigit-gigit ujung kuku tangan kanannya. "Apa Anda ingin saya carikan jasa pijat agar mengembalikan kebugaran tubuh Anda, Nona?"Alicia menggeleng seraya tersenyum. "Tida
"Halo, sayang!" seru Alicia menyapa salah satu buah hatinya. Mendengar Alice menjerit memanggil nama sang mommy, semua orang menoleh ke arah pintu. Alicia berjalan ke arah balkon dengan bertelanjang kaki."Mommy!""Mommy!"Alice dan Ford berlarian ke arah Alicia. Mereka berdua memeluk kaki Alicia. Alicia berjongkok memeluk anak-anaknya. "Maukah kalian berdua mencium pipi Mommy?" tanyanya lembut seraya tersenyum.Tanpa menunggu aba-aba, Alice dan Ford menciumi pipi Alicia. 'Hatiku sungguh damai,' gumamnya lega di dalam hati. Nathan meletakkan hot plate di atas meja. Wangi daging sapi panggang langsung menyeruak masuk ke hidung semua orang yang berada di balkon."Lucky, ingin sekali saya melihat pemandangan seperti ini setiap hari," ujar Nathan kepada sang asisten. "Saya berjanji akan membantu Anda mewujudkannya, Tuan," sahut Lucky dengan suara rendah. Nathan tidak membalas. Dia menegur Alicia dengan bertanya, "Kau sudah bangun, Cia?"Kali ini, Alicia bergantian memandangi Nathan y
"Jangan terlalu percaya diri, Nath!" seru Alicia menyangkal dugaan Nathan. Dia mengangkat tangan kanan Nathan dan hendak pergi.Namun belum sempat melangkah pergi, Nathan menarik tangan Alicia hingga tubuh wanita tersebut kembali ke posisi awal."Ah!" Alicia terkejut. "Kauー"Nathan tidak merespon apapun. Dia mendekatkan wajahnya ke wajah Alicia. Dia semakin menempelkan tubuhnya ke tubuh Alicia."Jika bukan karena itu alasannya, lalu apa? Kau tidak mungkin kembali kepada keluarga Wood, kan?"'Aku pastikan kau tidak akan bisa pergi lagi dariku, Cia!' ancam Nathan di dalam hati. 'Karena aku memiliki segudang cara untuk membuatmu tetap tinggal."'Aku kembali ke Inggris karena pekerjaan ku sebagai penulis,' jawab Alicia di dalam hati. 'Jika aku memberitahukannya padamu, apa kau akan percaya? Aku rasa tidak!' seru Alicia di dalam hati. 'Nathan menghela napas. Dia membuka mulutnya dan bertanya, "Mengapa kau tidak menjawab? Tebakanku benar, kan? Tapi ngomong-ngomong ... bolehkah aku mencium