"Nenek!" Nathan sedikit berteriak ketika tongkat si wanita menepuk-nepuk pundak kirinya seolah memintanya untuk menjauhi Alicia. Mendapatkan teriakan seperti itu, tentu saja tidak membuat si wanita tua menghentikan tindakannya. "Alicia, Kau begitu murah hati karena telah bersedia menikah dengan pria aneh ini! Ha! Ha! Ha!""Ellena, jangan meledek Nathan di depan Istrinya! Karena dia akan menjadi sangat malu," tegur pria tua yang tidak lain adalah suaminya. "Oh, Pavel! Kau tahu, kan? Saya sangat senang menggodanya!"'Apa maksudnya Nenek dengan kata murah hati?' tanya Alicia mencoba menemukan jawaban. "Selamat siang, Nyonya Ellena! Apa kabar?"Lucky datang menyapa wanita tua yang sedang berbahagia. Kemudian, dia juga menyapa sang tuan besar keluarga Volkov. "Halo, Tuan Besar!"Lucky menetralkan suasana hati Nathan yang semula memanas. Kemudian, dia membungkuk.***"Wow! Ruang tidur ini sungguh sangat luas dan indah!"Alicia sedang berada di sebuah ruangan yang diketahui sebagai ruan
"Nath, kau menyakiti aku!" teriak Alicia hingga membuat kedua pipinya memerah. "Lepaskan tanganku, please!""Tuan, tidakkah Anda merasa melakukan tindakan berlebihan?" tanya Lucky yang merasa kasihan terhadap Alicia. Nathan berhenti di depan pintu ruang tidurnya. Dia tidak langsung membuka pintunya, melainkan menoleh ke arah Lucky. Nathan menghela napas. "Hei, asisten bodoh!" tegur Nathan geram. Dia menggerakkan gigi-giginya. "Jangan ikut campur urusan pribadi Bosmu! Paham?!"Nathan mendelik. Kemudian, dia membuka pintu dengan kasar. Brak!Setelah menarik tangan Alicia untuk masuk bersamanya ke ruang tidur, Nathan lekas membanting pintu. "Ahhhhh!" Betapa terkejutnya Alicia dengan sikap Nathan. 'Apa dia benar-benar marah? Memangnya kesalahan apa yang sudah ku perbuat? Sungguh pria aneh yang kejam!'Ya, itulah julukan baru yang disematkan untuk Nathan dari Alicia. "Apa kau merasa cantik mengenakan pakaian terbuka seperti ini?! Huh?! Di mana harga dirimu, Cia?!"Alicia mengerutkan
"Lucky, apa kau sudah bosan bekerja dengan saya?!" tegur Nathan. Nada ketus itu mulai terdengar lagi sejak dia dan Alicia ke luar dari kamar tadi. Lucky memperlambat langkahnya. Di berseru dari belakang, "Omo! Omo! Omo! Ketampanan Anda akan berkurang 5 poin, Tuan Muda!""Diam dan tutup mulutmu, asisten kurang ajar!"Lagi, Nathan melontarkan kata-kata makian untuk sang asisten. Alicia menghentikan langkah di koridor lantai 2. Dia bertolak pinggang. "Kau yang membuatnya tertawa, Nath! Tidakkah kau menyadarinya? Semua ini karena ulahmu!""Maaf, Nyonya Czarford yang terhormat!" sela Nathan, dia memutar kedua bola mata dengan jengah. "Suami mana yang rela melihat tubuh Istrinya dipertontonkan oleh banyak orang?! Uh?!"'Astaga! Jadi ... itulah alasan Nathan!' pikir Alicia terheran-heran."Omo! Omo! Omo!" Lucky kembali mempercepat langkahnya. "Tuan Muda, Anda benar-benar seorang Suami sejati! Saya bangga dengan Anda!"Lucky menepuk-nepuk bahu kanan Nathan dan tentu saja membuat sang bos na
"Keindahan kota St. Petersburg membuatku terpukau!" Nada rendah itu diungkapkan Alicia ketika dia mengagumi kota St. Petersburg. Meskipun begitu, Nathan tetap bisa mendengarnya dengan jelas kalimat barusan."Apa ini kali pertama kau berkunjung ke St. Petersburg, Cia?"Alicia hampir saja tersedak ketika mendengar kalimat tanya yang ditujukan dari Nathan untuknya. 'Oh, apa ini? Apakah dia barusan memberikan aku sebuah perhatian? Namun, untuk apa?' pikirnya gugup. Alicia meletakkan peralatan makannya. Dia menatap Nathan dengan sungguh-sungguh."Gadis miskin sepertiku tidak memiliki kesempatan jalan-jalan ke luar negeri, Nath. Hmmm ...."Alicia tanpa malu mengakui dirinya miskin di hadapan Nathan. "Tapi kau memiliki darah campuran. Kauー""Ya, aku memiliki darah campuran dari mendiang Ayahku. Namun, aku tidak pernah kembali lagi ke Indonesia sejak beberapa tahun belakangan ...."Alicia menutup kalimatnya dengan nada yang terdengar menyedihkan. Dia menundukkan pandangan. Kemudian, meraih
"Nath, kau berkata kepada mereka untuk membungkus semua barang yang ku sentuh?! Apa kau gila, hah?!"Alicia mengerutkan dahi. Dia mendongakkan wajah menatap Nathan yang hanya melemparkan senyum. "Apa ada yang salah, Nyonya Muda Czarford?"Alicia menyipitkan salah satu matanya dan melemparkan pandangan aneh kepada Nathan. "Ya, salah besar! Aku akan menunjukkan di mana letak kesalahan mu, Tuan Muda pemborosan!"'Hah?! Astaga! Julukan apa lagi yang dia berikan untukku?'Nathan tetap tersenyum. Sikapnya yang tenang membuat Alicia semakin gelisah. "Silakan tunjukkan kesalahan ku, Nona sok pintar!"Tidak ingin kalah dari istrinya, Nathan bertolak pinggang. Suasana di sekitar keduanya begitu canggung. Beberapa pelayan dan pelanggan yang berada di dekat mereka saling melemparkan senyum satu sama lain.Alicia memandangi ke sekelilingnya. Dia merasa ada yang aneh dengan tatapan orang-orang. "Kita hanya pergi berdua dan kau membeli semua barang yang kusentuh. Lalu, bagaimana aku membawanya?
"Teーterima kasih," balas Alicia dengan senyum manis. 'Kurang ajar! Berani sekali dia melemparkan senyum ke orang lain!' pekik hati Nathan. Nathan buru-buru membayar semua tagihan dan mengambil es krim pesanannya. "Maksim, enyahlah!" seru Nathan ketika tiba di hadapan Alicia. Maksim membungkuk. Dia ke luar dari kedai es krim dan kembali memperhatikan Nathan dan Alicia dari jarak jauh. Nathan duduk berhadapan dengan Alicia. Dia segera memasukkan suapan es krim pertama ke mulutnya. "Astaga!"Alicia tidak merasa terganggu sama sekali dengan kehadiran Nathan. Dia asyik menikmati es krim di tangannya. "Bagaimana?"Nathan terpaku mendengar suara Alicia yang lembut. 'Diーdia ... dia bisa berbicara lembut? Oh, wanita ini selalu mengubah kepribadian! Dasar siluman rubah!'Tanpa disadari, Nathan menggigit sendok es krim. Hal itu tentu menarik perhatian Alicia. "Kau menggigit sendok es krim. Apakah senikmat itu rasa es krimnya? Ha! Ha! Ha!"Nathan buru-buru melepaskan sendok tersebut dari mu
"Saya mengerti," jawab Maksim. Dia menatap sang dokter, lalu mengangguk. "Mari ikut saya untuk menunggu di luar, Tuan!" ajak Maksim yang tidak dipedulikan oleh Nathan."Kau yang ke luar dan aku berhak untuk tetap di sini karena aku adalah Suaminya."Maksim tidak ingin berdebat panjang lebar dengan bosnya. Dia mendekati diri ke arah sang dokter. Dia berkata, "Dok, tolong pahami keinginan Tuan saya! Tolong biarkan Tuan saya tetap di sini karena dia begitu mencintai istrinya."Dokter pun mengerti dengan mudahnya. "Ya, Tuan," jawab sang dokter. Maksim ke luar. Seorang perawat tadi segera menutup pintu ruang pemeriksaan. Nathan berdiri dengan wajah memucat. Nathan mencoba mengatur emosinya ketika sang dokter memeriksa Alicia. "Suster, buka pakaiannya!""Ya, Dokter Sheva," sahut si perawat. Nathan membuka kedua mata. "Jangan!" teriaknya tiba-tiba. "Jangan buka pakaiannya!"Dokter bernama Sheva dan seorang perawat wanita menatap Nathan. "Saya membiarkan Anda memeriksanya dan bukan membia
"Omo! Omo! Omo!"Lucky hampir tersedak minumannya. Dia menatap Nathan yang masih meneguk minumannya. "Saya lupa memberitahukan Anda, Tuan Muda," ujar Lucky. Dia lantas mengeluarkan ponsel dan mencari-cari fitur sosial media."Lihatlah, Tuan! Seseorang telah merekam Anda dan Nona." Lucky memperlihatkan sebuah rekaman video yang sama. Lucky kebingungan ketika Nathan tidak bereaksi apa-apa. Kemudian, dia kembali berkata, "Tuan, apa Andaー"Nathan menatap Lucky sebentar. "Saya sudah melihat video itu," ujarnya ketus. "Mengapa kau membiarkannya, Lucky?"Lucky gugup. "Oh, Tuan ... bukan seperti itu. Saya terburu-buru memberitahu Nyonya Ainsley dan Beliauー""Simpan saja alibimu! Temukan pemilik akun tersebut dan segera hapus postingan itu." Nathan berdiri. Dia melemparkan kaleng minuman yang telah kosong ke tempat sampah. "Kau paham?"Nathan melangkah pergi meninggalkan Lucky yang terbengong-bengong. "Tuan Muda, tunggu saya! Anda akan pergi ke mana lagi?"***"Hati-hati, Alicia!"Ainsley b