"Mom, mengapa Anda menghubungi saya di larut malam seperti ini?" Nathan menerima panggilan telepon masuk dari Ainsley. Dia langsung menghujam Ainsley dengan pertanyaan.Nathan menghela napas sembari memejamkan mata. 'Apa terjadi sesuatu pada Alicia?' tanyanya lagi, tetapi di dalam hati. 'Aku terlalu gengsi untuk menanyakannya.'"Nath, kau ingat pesan yang saya katakan ketika kau masih berada di St Petersburg?" Ainsley bertanya balik. Dia mendengar desah napas panjang Nathan dari seberang telepon."Tentang apa? Bersikap baik kepada Alicia?" "Ya," jawab Ainsley singkat. "Kau tahu dia sedang hamil anakmu, kan?"Nathan memijit keningnya. "Saya mengerti."Ainsley menggertakkan gigi. Dia memegang ponsel dengan tangan kanannya. Sedangkan tangan lainnya memegangi beberapa foto yang dicetak oleh Andrei. "Apa kau tidak ingin mengatakan sesuatu?" tanya Ainsley lagi. 'Apa kau tidak ingin menjelaskan tentang kebersamaanmu dan Xaquila di semua foto ini? Kau tahu? Mama sangat terkejut ketika And
"Nath!"Xaquila memanggil Nathan yang sudah melangkah hampir mencapai pintu kamar. Nathan meraih pegangan pintu. Tanpa menoleh ke belakang, dia berkata, "Pakai kembali bajumu!"Kemudian, Nathan menutup rapat pintu kamar dan berjalan menuju sofa. Dia duduk di sana sambil memandangi suasana di luar apartemen. Nathan duduk menyembunyikan wajahnya dengan kedua tangan. "Apa yang kupikirkan?" tanyanya. "Bagaimana jika Alicia melakukan hal yang sama sepertiku? Bercumbu dengan pria lain, bahkan tidur bersamanya!"Nathan mengacak-acak rambutnya. Dia memandangi foto dirinya dan Xaquila yang menggantung. "Oh, apa ini?!"Nathan bangkit dan menarik paksa foto tersebut. "Aku tidak akan membiarkan Alicia melihatnya!""Nath, ada apa?" Xaquila bertanya, dia terlihat cemas. Namun beberapa detik kemudian, kedua kelopak matanya membesar. "Apa yang kau lakukan, Nath?!"Xaquila berjalan sambil memegangi perutnya. Dia hendak meraih bingkai foto di tangan Nathan. Namun, pria itu terlalu tinggi untuk digapai
"Nath!" panggil Xaquila ketika melihat Nathan melangkah meninggalkannya. "Nath, apa kau tega meninggalkan aku yang sedang hamil besar?"Teriakan Xaquila memecahkan keheningan kedai teh. Suasana berubah tegang.Nathan menghentikan langkah. Dia menoleh ke sekelilingnya. "Kurang ajar!" Nathan mengepalkan tangan."Anda pergi saja, Tuan! Saya akan mengurus Nona Xaquila."Nathan bernapas lega. Dia melangkah pergi meninggalkan kedai teh Perancis bersama satu bodyguard. "Tunggu saya di mobil, Tuan!" Lucky membungkuk begitu melihat Nathan pergi. Kemudian, dia membalikkan badan menatap Xaquila."Nath!" Lagi, Xaquila tanpa malu memanggil nama Nathan. "Nona, tidak bisakah Anda bersikap sopan ketika berada di ruang publik seperti ini?" tegur Lucky dengan kemayu. Lucky meniup ujung kuku-kukunya. Dia tidak peduli dengan tatapan Xaquila yang mengarah kepadanya."Hei, pria jadi-jadian! Kau tahu apa tentang hubungan saya dengan Nathan? Jangan ikut campur urusan orang lain! Atau kauー""Daripada mengg
"Iーini? Iーini?"Nathan terperanjat melihat video dirinya bersama Xaquila beredar di sosal media. Namun, berbeda dengan Lucky yang terlihat lebih tenang. Usai melihat reaksi Nathan, sang Philip segera menarik kembali tangannya. Dia berdiri di samping Lucky menunggu perintah selanjutnya dari Zachary."Bagaimana bisa kau bermesraan di tempat umum bersama wanita yang bukan Istrimu, Nath?! Hah?!" Sekarang, Zachary mulai emosi. "Mengapa kau mencoreng nama baik keluarga Czarford?!"Tidak ada yang melihat Nathan mengepalkan kedua tangannya di atas paha. Dia mencoba memutar kembali ingatannya selama bersama Xaquila.Bersamaan dengan itu, Thomas menyudahi makannya. Dia menatap Nathan, lalu bertanya, "Apa kau masih mencintai Xaquila?" "Bagaimana bisa kau mencintai wanita yang telah menduakan cintamu dan memutuskan tali pertunangan begitu saja, Nath?!" Zachary bertanya dengan kedua mata birunya yang memerah. "Jangan konyol, Thomas!""Barangkali Xaquila telah membutakan mata dan hatinya sehingga
"Saーsaya baik-baik saja, Ma. Terima kasih sudah bertanya," jawab Alicia dengan memaksakan senyum. Ainsley berdiri, lalu membungkuk. "Kalau begitu, Mama akan keluar. Sleep tight, Sayang."Ainsley mengecup kening Alicia dengan hangat. Dia melukis senyum tipis di bibirnya. Kemudian, mematikan lampu utama. "Mama akan menghidupkan lampu tidur. Kau tidurlah sekarang, Cia!"Ainsley berjalan menuju pintu. Dia melangkah keluar, lalu menutup pintu. Namun, tidak rapat."Nathan!" panggil Alicia lemah. Dia kembali tenggelam dalam lautan kesedihan. "Aku merindukanmu ...."Alicia sengaja tidak mengusap air mata yang terjatuh dengan tidak tahu malu. Dia tidak tahu bahwa Ainsley berdiri di balik pintu kamarnya.Alicia memejamkan mata. Dia berkata, "Aku sangat yakin kau akan kembali pada Mantan tunangan mu, Nath. Hatiku sangat terluka melihat videomu yang beredar di sosial media tadi sore.""Aku ... aku mulai jatuh cinta padamu, Nath. Aku tahu itu salah! Namun, aku tidak bisa mengendalikan hati ini!
"Kurang ajar!" Tanpa aba-aba, Nathan pergi meninggalkan ruang meeting. Bersamaan dengan itu, ponselnya berdering. "Oh, shit! Kekek pasti menyuruh Philip untuk menghubungiku!" Nathan berjalan sambil menggerutu. Dia tidak peduli dengan banyak pasang mata yang menatapnya. "Tuan Muda, tunggu!" teriak Lucky memanggil tuannya. Sebelum melangkah pergi, Lucky sempat memberi perintah kepada sang sekretaris. "Janice, ambil alih meeting!" Meskipun Lucky tidak menoleh ke arahnya, Janice tetap menyahuti seruan Lucky. "Ya, Tuan Lucky." Brak! Pintu ruang meeting terbuka lebar. Nathan berjalan dengan langkah panjang menuju ke ruangannya. Dia menempelkan ponsel di daun telinga kanannya. "Ya, Philip?" Nathan berjalan di koridor bersama Lucky yang telah berjalan lebih dulu. Setelah berbelok, mereka pun masuk ke lift yang akan membawa keduanya ke ruang kerja Nathan. "Silakan, Tuan!" Nathan melangkah masuk sambil mendengarkan Philip berbicara. "Tuan Muda, Kakek Anda ingin berbicara. Saya mohon
"Nath, apa kau ingat apa yang Mom katakan?"Nathan menghela napas sejenak sebelum mengiyakan pertanyaan Ainsley di saluran telepon. "Saya mengingat semuanya, Mom.""Bagus. Lakukan semua itu demi Istrimu!" seru Ainsley kemudian. Nathan menundukkan kepala seraya memijit pelipis. 'Bahkan acara konferensi pers belum dimulai dan aku sudah sangat gugup,' ungkapnya di dalam hati. Nathan melihat sepasang sepatu hitam pria. Dia menengadahkan kepalanya."Tuan Muda, semuanya sudah siap. Para wartawan telah menunggu Anda," bisik Lucky dengan sedikit membungkuk. Nathan mengangguk kecil sambil tetap mendengarkan ocehan Ainsley. "Saya akan pergi sekarang. Pastikan Anda, Alicia dan semua anggota keluarga melihat siaran langsung konferensi pers saya langsung dari ballroom hotel Czarford London!"Nathan berseru dengan gugup. Dia mencoba untuk tetap tenang walaupun sulit. "Mom selalu mendukung kau, Nathan. Love you," ucap Ainsley di seberang sana. Nathan tidak membalas ungkapan rasa sayang Ainsley
"Yaitu mengenai hubungan saya dan mantan tunangan." Wajah Nathan yang datar membuat semua orang sukar menebak jalan pikirannya. Dia menjeda kalimat sejenak. Kemudian, kembali mendekati mulutnya ke mikrofon. "Seperti yang Anda semua ketahui bahwa Xaquila pergi meninggalkan saya. Dia juga memutuskan tali pertunangan secara sepihak. Tolong jangan lupakan sejarah itu!"Kilatan cahaya kamera menyilaukan pandangan Nathan. Namun, tentu saja tidak melunturkan semangatnya untuk mencapai tujuan. "Hal tersebut membuat saya tidak mempercayai Xaquila lagi hingga detik ini," ungkap Nathan selanjutnya. "Saya telah bersusah payah mempertahankan dirinya selama beberapa tahun. Namun, dia menghempaskan saya begitu saja demi karirnya."Wajah Nathan merah padam. Dalam pikirannya, dia memohon kepada Tuhannya, 'Tuhan, aku mohon ... Alicia harus melihat ini.'Tamu undangan mulai saling berbisik. Wajah-wajah tegang mereka terbaca dengan mudah oleh Nathan. "Padahal jelas-jelas sayalah orang yong paling ber