Para pekerja datang saat matahari baru saja terbit. Upah yang mereka terima jauh lebih banyak daripada bekerja sebagai pekerja kasar di kota. Mereka juga tidak perlu berjalan kaki selama dua jam untuk perjalanan pulang pergi ke kota. Pekerjaan ini sangat membuat hati mereka senang!Li Mei menatap lima belas pria yang bertubuh kekar di hadapannya. Menurut Bai Changyi, mereka adalah orang desa yang tidak mencari nafkah dari berburu. Beberapa merasa trauma karena pernah terluka parah saat berburu, ada juga yang memang terlalu takut untuk pergi berburu. Misalpun mereka pergi berburu, mereka hanya akan berburu kelinci ataupun ayam pengar di kaki gunung hanya agar keluarga mereka bisa sesekali memakan daging.Dia lalu melihat tiga orang wanita di hadapannya, salah satunya adalah Xia Jianli. Wajah dua wanita lainnya terlihat sangat ramah dan itu memberikan Li Mei perasaan nyaman saat bersama mereka.Setelah Li Mei menjelaskan pekerjaan para bibi, dia segera pergi menyusul Bai Changyi."... d
Keduanya berdiri di depan Restoran Meiwei. Meski pun tampak tenang, Bai Changyi sebenarnya merasa gugup. Namun demi istri kecilnya dia harus terlihat tenang. Kebetulan mereka sampai di saat waktunya makan siang, jadi keduanya memutuskan untuk masuk dan makan di dalam dulu.Seorang pelayan muda terlihat datang dengan wajah penuh senyuman ke arah mereka berdua."Selamat datang di Restoran Meiwei, silahkan ikuti saya," kata pelayan itu ramah seraya menunjukkan arah kepada mereka.Li Mei dan Bai Changyi mengangguk ringan dan mengikutinya menuju sebuah meja. Setelah keduanya duduk, pelayan itu menyerahkan dua buku menu masing-masing kepada Li Mei dan Bai Changyi.Li Mei terlihat biasa saja, sedangkan Bai Changyi menahan nafasnya saat melihat harga-harga yang tertera di buku menu. Satu set makanan paling murah di Restoran meiwei seharga sepuluh tael perak!Bai Changyi tiba-tiba merasa dirinya tidak lapar lagi. Dia malah merasa seperti dicekik sesuatu yang tak terlihat!Sepuluh tael perak un
"Kamu??!" Bai Changyi terkejut ketika melihat sosok yang pernah ditemuinya."Apakah restoran ini milikmu?" tanya Li mei tak kalah terkejut.Shen Fengying menatap kedua orang tamunya dengan tatapan terkejut. "Apakah kamu yang membuat Bola Cahaya?" "Ya," jawab Li Mei seraya mengangguk ringan. "Kalau begitu, silahkan duduk."Begitu keduanya duduk, seorang pelayan memasuki ruangan dan menyajikan teh untuk mereka. Setelah itu Guo Liang dan pelayan tersebut keluar dari ruangan dan menutup pintu yang ada di belakangnya."Jadi kamu meminta dua ratus lima puluh tembaga untuk harga perkilo Bola Cahaya?" tanya Shen Fengying tidak banyak berbasa basi.Dia menatap wajah gadis cantik yang ada di hadapannya. Baru beberapa hari tidak bertemu saja, kecantikannya sudah bertambah dari sebelumnya. Shen Fengying melirik ke arah Bai Changyi yang menatapnya dengan tatapan permusuhan. Dia sedikit bergidik."Betul.""Bagaimana kalau kamu menjual resepnya saja kepada kami?" tanya Shen Fengying. "Aku akan me
Musim semi telah datang. Semua hal berjalan dengan sangat baik. Ladang sudah dibersihkan, Li Mei menggunakan tujuh ribu meter dari tanah mereka untuk ladang, dan sisanya mereka persiapkan untuk membangun rumah.Bisnis dengan Restoran Meiwei berjalan dengan lancar, bahkan teramat lancar. Awalnya mereka meminta sepuluh kilogram Bola Cahaya perhari. Namun di hari pertama saja, Bola Cahaya habis terjual bahkan sebelum jam makan siang. Restoran Meiwei bahkan semakin mendapat reputasi yang bagus karena kehadiran Bola Cahaya.Hanya ada satu Restoran Meiwei di Kota Shengcan. Namun keluarga Shen memiliki Restoran Meiwei di tempat lain. Satu di Kabupaten Jinxi, dan dua di kota lain.Shen Fengying menginginkan Bola Cahaya juga tersedia di Restoran Meiwei lainnya, namun Li Mei hanya menyetujui Restoran Meiwei Kota Shengcan dan Restoran Meiwei Kabupaten Jinxi. Restoran di dua kota lainnya memiliki jarak enam jam perjalanan, jadi menurut Li Mei itu hanya akan menjadi sia-sia. Jadi Li Mei menjanjika
"Di mana kedua orang tuamu?" tanya Fu Xingshen.Bai Changyi merasa terkejut ketika mendengar pertanyaan tidak terduga dari Fu Xingshen, dia lalu menjawabnya dengan sedikit linglung, "mereka ... mereka berdua sudah meninggal ketika aku masih kecil."Fu Xingshen mengangkat kedua alisnya. Sayang sekali, andai Fu Xingshen bisa bertemu dengan orang tuanya, mungkin bisa menjawab rasa penasarannya mengapa wajah Bai Changyi begitu familiar.Setelah itu, Fu Xingshen kembali terdiam hingga Li Mei datang dan menyajikan teh dan cemilan untuknya."Apakah Jenderal Besar Fu memiliki keperluan dengan kami hingga membuat Anda repot datang ke desa terpencil seperti ini?" tanya Li Mei. "Sebenarnya Jenderal bisa mengirim orang dan meminta kami datang ke tempat Anda. Anda jadi tidak perlu mendatangi tempat kumuh seperti ini."Fu Xingshen melihat ke sekelilingnya lalu berkata dengan acuh tak acuh, "ini bahkan jauh lebih baik dari barak kami yang penuh dengan mayat dan darah saat kami berperang."Li Mei kem
Tidak lama kemudian, Fu Yi kembali masuk ke dalam ruangan. Dia menyerahkan seekor burung merpati dan juga beberapa benda lainnya."Aku hanya akan berada di Ibu Kota selama dua bulan, setelah itu aku akan kembali untuk menjaga perbatasan Kota Barat Laut," kata Fu Xingshen. Dia memberikan burung merpati berwarna putih polos itu kepada Bai Changyi. "Dia akan mengetahui di manapun aku berada. Kirimlah dia ketika kamu sudah memikirkan jawabannya."Bai Changyi menerima burung merpati itu dengan hati-hati."Kamu bisa melepasnya. Dia sangat terlatih dan pintar, namanya Yun," kata Fu Xingshen. Benar saja, begitu Bai Changyi melepasnya, Yun tidak kabur. Dia hanya terbang dan hinggap di atas lemari dengan patuh."Kamu bisa memberinya sebuah kandang untuk tempatnya tidur. Akan sangat merepotkan kalau dia tertangkap oleh pemburu.""Baik," jawab Bai Changyi.Fu Xingshen kembali memberinya sebuah ben
Bai Changyi mengatur pengiriman Bola Cahaya dan hal lain yang diperlukan untuk membangun rumah baru mereka dengan perasaan melayang-layang. Kakinya terasa sangat ringan seakan-akan dia akan terbang tinggi di awan bila melompat sedikit saja. Senyuman bahkan tidak lepas dari wajahnya yang biasanya datar, membuat orang-orang malah merasa bergidik ketika melihatnya.Apa yang terjadi pada Bai Changyi? Apakah dia terlalu merasa bahagia sampai hampir gila?Sedangkan sang pelaku dan penyebab utama Bai Changyi bersikap aneh malah sedang tertidur nyenyak di atas kasur.Li Mei terbangun ketika matahari sudah berada di puncaknya."Sudah sesiang ini, kenapa Changyi tidak membangunkanku?" celetuk Li Mei terlihat panik. Dia bangun dari kasurnya dan bergegas ke kamar mandi untuk mencuci wajahnya lalu ke dapur untuk membantu ketiga bibi memasak."Maafkan aku karena bangun terlalu siang," kata Li Mei ketika dia memasuki pintu dapur."Kenapa kamu sudah bangun? Tidurlah lebih lama lagi. Yi'er mengatakan
Li Mei membeli sepuluh toples kaca berukuran sedang. Dia ingin membeli lebih banyak toples kaca, namun hanya itu toples berukuran sedang yang toko itu punya untuk saat ini. Tidak banyak orang yang menggunakan toples dari kaca, hanya keluarga bangsawan yang biasanya membeli mereka. Oleh karena itu Li Mei memesan sepuluh toples kaca kecil dan sepuluh toples berukuran sedang lainnya. Pengrajin yang merasa senang itu menjanjikan kalau toples kaca pesanannya akan siap dalam waktu satu minggu.Di zaman ini, orang-orang lebih memilih tembikar yang terbuat dari tanah liat untuk menyimpan makanan, daripada menggunakan toples kaca yang harganya sangat mahal. Li Mei harus membayar sebesar satu tael perak untuk satu toples berukuran sedang, dan lima ratus koin tembaga untuk satu toples kaca berukuran kecil.Setelah membeli toples kaca, Li Mei meminta A Guo untuk membawanya menuju tempat penjualan ayam. Terakhir kali dia datang ke kota, dia mengetahui kalau harga cakar ayam sangatlah murah, bahkan