Nina sedang duduk santai di apartemennya sambil membalas beberapa pesan yang masuk dari beberapa perusahaan dan rumah produksi — yang ingin bekerja sama dengan Kala.Setelah Cloud meminta bantuannya untuk memantau media. Gadis itu mulai bertanya ke beberapa temannya yang bekerja di stasiun TV, mungkinkah ada gosip tentang Ibunda Kala.Awalnya semua teman Nina menjawab tidak ada, hingga saat dia hendak mandi tiba-tiba ponselnya berkedip. Nina buru-buru mengecek dan panik saat temannya mengirim gambar tangkapan layar salah satu media sosial akun gosip."Benar-benar, admin akun ini memang harus diberi pelajaran," gerutu Nina.Ia yang awalnya hendak mandi pun mengurungkan niat, dengan hanya berbalut handuk Nina duduk di tepi ranjang. Tangannya tampak menuliskan pesan dan mengirimnya ke Cloud.[ Sudahlah, Kak! Tidak perlu terlalu berbaik hati dan tak enakkan pada orang. Laporkan saja akun gosip itu biar tau rasa ]Nina menyertakan juga foto yang dikirimkan temannya. Setelah melihat tanda b
Arkan yang tidak siap sampai jatuh tersungkur terkena pukulan Nic. Semua orang yang ada di sana terang saja kaget. Mereka hanya bisa tercenung, karena tidak tahu kenapa suami direktur mereka tiba-tiba datang dan memukul Arkan seperti ini.Belum juga rasa syok mereka hilang, dari arah luar sudah terdengar suara orang berlari. Tak lama pintu studio itu terbuka lebar. Mereka menoleh hampir bersamaan, melihat sosok Cloud yang masuk dan terlihat panik. Cloud membeku mendapati pemandangan di hadapannya saat ini. Ia tak peduli dengan kru dan staff yang sedang menatap penuh pertanyaan. Cloud buru-buru meninggalkan ruang kerja, setelah dikabari oleh Tasya bahwa Nic datang dan mencari keberadaan Arkan di kantornya."Apa kamu tahu pukulan itu untuk apa? Berhenti mendekati istriku dengan dalih menolongnya," ketus Nic. Arkan terkesiap, dia memegang sudut bibirnya yang terasa perih. Cloud sendiri mendekat dan langsung menahan lengan Nic. Pria itu masih menatap tajam sang sepupu meski tahu dirinya
"Apa kamu sudah tidak marah?" "Bagaimana aku bisa marah kalau kamu merayu seperti ini." Nic menciumi pundak Cloud. Tatapan mereka bersirobok dari pantulan cermin ruangan itu. Tangan Nic beralih dari pinggang ke bagian atas tubuh Cloud untuk membuka kancing kemeja wanita itu. Meski dia ada di belakang Cloud, tapi dengan mudah jemarinya meloloskan anak kancing dari lubang baju sang istri. Nic menyasar ceruk leher Cloud lagi, menciuminya hingga membuat wanita itu geli. Cloud menggeliat, dia berbalik dan Nic tanpa membuang waktu langsung meraup pipi dan mencium bibirnya. Cloud meloloskan jas yang dikenakan Nic masih dengan bibir saling mencumbu, dia membuka kancing kemeja milik pria itu dengan cara meraba-raba lantas mengusap dada bidang Nic mesra.Beberapa menit kemudian, Nic melepas tautan bibir mereka, meraih pinggang Cloud dan mendudukkannya di atas meja yang biasa dipakai oleh MUA meletakkan make up. Pria itu kembali melumat bibir ranum Cloud sambil melepaskan kemeja, lalu bra b
"Tidak perlu dibuka! Biarkan saja, mereka juga paling pergi sendiri nanti," ucap Cloud dengan nada suara lirih. Ia menempelkan telunjuk ke depan bibir, mendekat ke pintu mencoba mendengarkan percakapan dari dalam.Nic sendiri geli melihat tingkah sang istri. Ia pun menoleh ke kaca untuk memperbaiki penampilan. Rambutnya tampak masih sedikit kusut karena perbuatan Cloud mengacak, meremas dan menjambaknya beberapa saat yang lalu."Apa kita harus panggil OB? Bagaimana kalau ada orang yang bunuh diri di dalam?"Dugaan orang yang berbicara di luar itu membuat Cloud tersentak, begitu juga Nic yang langsung menoleh dan tertawa menyadari istrinya kaget."Kamu yakin tidak mau keluar? Bisa-bisa mereka mendobrak pintu ini." Nic malah tersenyum bahagia melihat istrinya grogi.Cloud gemas, secara impulsif wanita itu mencubit lengan Nic dan membuatnya berteriak mengaduh kesakitan. Cloud semakin panik tak karuan, dia malah menyalahkan Nic yang tiba-tiba saja datang ke kantornya."Ini gara-gara kamu,
"Tentu saja ada, Tuan. Anda bisa memberikan kekasih Anda cincin berlian. Berlian sendiri adalah jenis batuan yang sejak dulu dijadikan simbol kesakralan dan cinta sejati."Pelayan toko itu mempersilahkan Nic menuju etalase lain, tapi sebelum itu Nic lebih dulu menoleh Cloud yang masih sibuk mencarikan perhiasan untuk hadiah staffnya.Nic berdiri memandang deretan cincin berlian yang berkilauan. Ia mengamati satu persatu sampai menemukan satu model cincin yang membuatnya terpaku. Nic menatap cincin itu sambil berpikir. Ia bahkan tidak ingat bagaimana bentuk cincin pernikahannya dan Cloud dulu. Ia tidak pernah memakainya begitu juga dengan sang istri. Nic bahkan lupa di toko mana dia membeli cincin untuk pernikahannya. "Apa aku bisa lihat yang itu?" Nic menunjuk sebuah cincin yang menarik perhatiannya. Cincin itu menurut Nic tmsederhana, tapi elegan. Sangat cocok untuk kepribadian Cloud yang rendah hati dan tak suka menonjolkan diri.Nic menoleh istrinya lagi, dia buru-buru meminta ci
Aditya tentu saja tidak langsung mengakui tuduhan Doni. Dia berpura-pura bodoh meski sadar nyawanya sedang terancam."Saya benar-benar tidak mengerti apa yang Anda bicarakan."Doni tersenyum masam mendengar sangkalan dari Aditya. Dia mendekat ke pria itu dan memberikan tatapan membunuh."Ibumu seharusnya sudah mati jika bukan aku yang memberi uang sampai dia bisa mendapat donor ginjal. Apa sekarang kamu ingin aku membuat ibumu kembali ke keadaannya saat itu?" Doni mengancam Aditya, menyeringai jahat sebelum mencengkeram dagu anak buahnya itu."Sekarang pilih! Ibumu atau keponakan bodohku."Pertanyaan Doni membuat Aditya sedikit gemetar. Ia benar-benar diambang dilema. Bagaimana mungkin dia membiarkan ibunya celaka, tapi apa jadinya jika wanita yang melahirkannya tahu dia berbuat jahat lagi. Padahal dia sudah berjanji untuk memperbaiki kesalahan dan berdiri di jalan yang benar."Kenapa kamu tidak menjawab? Apa kamu menantang? Aditya, meski kamu sudah bertahun-tahun menjadi orangku, tapi
Aditya merasa beruntung karena Doni tidak melakukan hal di luar nalar kepadanya. Ia mungkin saja bisa kehilangan nyawa di tangan pria itu tadi. Kini Aditya merasa dilema, karena tidak bisa dengan leluasa menghubungi Nic. Dia tahu saat ini dan sampai mendapatkan apa yang diinginkan, Doni pasti akan terus memantau gerak-geriknya.Aditya pun bergegas pergi dari perusahaan Doni. Sepanjang perjalanan dia sadar ada seseorang yang sedang mengikuti di belakang. Untuk saat ini Aditya hanya takut jika Doni melakukan hal yang buruk ke sang Ibunda. Bagaimanapun juga sebagai anak dia tidak ingin sampai wanita yang melahirkannya celaka.Meski tahu sedang berada di bawah pengawasan Doni, tapi Aditya tetap berusaha sekuat tenaga bersikap biasa. Dalam perjalanan pulang, dia memutuskan berbelok ke sebuah supermarket guna berbelanja kebutuhan rumah untuk ibunya. Aditya mencoba tak peduli, walau sesekali masih sambil melirik ke belakang dan waspada. Aditya mengambil keranjang belanja kemudian berjalan l
'Paman Anda tahu bahwa saya membantu Anda. Untuk saat ini saya tidak bisa menghubungi Anda seperti biasa. Pak Doni jelas terbaca akan merencanakan hal buruk lagi. Saya takut yang menjadi sasarannya adalah putra Anda — Kala. Dia juga meminta orang memata-matai, jadi sebaiknya Anda waspada'Nina menelan saliva membaca pesan Aditya. Ia masih tertegun di belakang kemudi saat kaca mobilnya diketuk dari luar. Nina menoleh dan berjengket kaget. Ternyata satpam supermarket ingin memintanya memindahkan mobil karena ada mobil barang yang terhalang."Maaf ya Mba, mobil depan di rem tangan, sudah diumumkan tapi pemiliknya belum muncul juga." Nina membuang napas lega, dia buru-buru memindahkan mobil lalu berhenti sejenak untuk mengambil foto pesan Aditya itu dan mengirimkannya ke Nic. Nina tak tahu bahwa membantu pria itu sama saja dengan membahayakan keselamatannya sendiri.Namun, untuk saat ini dia aman karena tidak ada orang kepercayaan Doni yang sadar Aditya meninggalkan pesan untuk Nic lewat