"Berapa harganya ini? Bolehkah aku membelinya Onty?"Bianca dan Cloud saling melempar tatapan, begitu juga perempuan yang datang bersama Embun ke kantor Cloud hari itu. Perempuan itu bernama Bening, pekerjaannya sama seperti Cloud, seorang pengusaha. "Kala ingin membeli ini?" Tanya Bening. Tanpa rasa was-was mengambil satu cincin berlian yang sengaja dia bawa ke sana lalu memberikannya ke tangan Kala."Berapa harganya onty?" Bening kaget karena berniat hanya bercanda, dia pun menoleh Cloud agar mau membantunya menjawab pertanyaan Kala. "Itu harganya lima ratus juta," jawab Cloud. "Kembalikan ke onty Bening! Itu bukan mainan, kalau sampai rusak, Mama tidak akan mau menggantinya."Kala tak lantas menuruti larangan Cloud dan malah bertanya," "Lima ratus juta nolnya delapan 'kan? Tabunganku nolnya sembilan."Cloud mendelik, refleks memukul pelan lengan putranya. Sedangkan orang lain yang berada satu ruangan dengannya tampak tertawa menyadari Kala berhasil membuat Cloud berubah menjadi s
"Sudah aku bilang pakai baju seksimu." Baru saja masuk setelah kembali dari kamar Kala, tapi Nic langsung mengeluh mendapati Cloud duduk di depan meja rias sambil sibuk mengusap serum ke wajah. "Bagaimana? Apa sudah bicara ke Kala?" Bibir Nic maju tiga senti. Dia gemas karena Cloud tidak menjawab pertanyaannya tapi malah melempar pertanyaan lain. Nic menghempaskan bokong ke tepi ranjang, kemudian memandang wajah Cloud dari pantulan cermin meja rias. Tak lama Nic membuang napas kasar lewat mulut, merebahkan tubuh dan memandang langit-langit kamar. "Kala bilang diundang Nala ke acara pentas biola, anakmu ingin pergi membeli boneka dulu sebagai hadiah," ucap Nic. Cloud merasa geli, nada bicara suaminya itu terdengar sangat malas, mungkin karena berpikir dia tidak mau menuruti keinginan memakai baju seksi. Lewat pantulan cermin di depannya, Cloud bisa melihat Nic berbaring dengan kaki menggantung. Dia pun buru-buru mengenakan rangkaian perawatan wajah agar bisa cepat mendekat ke Ni
"Dokter bilang kamu terlalu lelah, hingga mengalami sedikit pendarahan. Sudah! Biarkan Tasya yang mengurus acara fashion show itu, lagipula ada Bening 'kan? Mama yakin mereka bisa bekerjasama dengan baik."Ucapan Bianca yang panjang itu tidak Cloud dengarkan secara seksama. Duduk di ranjang pesakitan, Cloud sibuk memandang layar ponselnya berharap Nic segera menghubungi. Semalam, Nic panik dan membawa Cloud ke UGD karena takut terjadi hal buruk ke kandungan sang istri. Cloud yang syok pun sampai jatuh pingsan hingga dokter memutuskan memberikan penenang agar dia bisa istirahat. Cloud memang terindikasi kelelahan. "Dia pasti merasa sangat bersalah, sampai tidak mau menampakkan diri. Padahal aku sangat ingin dia menjadi orang pertama yang aku lihat saat bangun tadi." Cloud harus rela menelan kekecewaan. Dia ingin mengirim pesan lebih dulu ke Nic, tapi takut jika malah bertambah semakin sedih. "Ini makan buahnya dulu!" Bianca menyodorkan potongan apel ke Cloud yang masih termenung. Wa
"Jadi, Nic merasa bersalah karena setelah mereka hiya hiya Cloud mengalami pendarahan, padahal tak serta merta karena alasan itu. Dokter bilang Cloud terlalu lelah."Seperti biasa, Bianca melakukan pillow talk bersama Skala sebelum tidur. Semakin bertambah tua usia pernikahan mereka, semakin hangat dan erat hubungan yang terjalin. "Aku melihat Nic seperti selalu merasa berdosa atas perbuatannya di masa lalu, jadi wajar kalau dia sampai ketakutan begitu. Tapi aku penasaran, dulu saat hamil Kala apa mereka juga sempat .... "Skala menjeda lisan lantas menoleh Bianca, istrinya itu mencebik lalu memukul pahanya."Ish ... Papa. Nanti aku tanya ke Cloud."Skala tertawa mendengar balasan Bianca. Dia pikir wanita itu akan memarahi atau menasihatinya untuk tidak berpikir macam-macam, tapi ternyata Bianca tetap saja Bianca, tak peduli berapa usianya sekarang wanita itu tetap sama di matanya."Lalu, apa malam ini Nic dan Kala menemani Cloud di rumah sakit? Aku belum sempat menjenguk, masih haru
Tujuh tahun yang lalu[ Pak, istri Anda baru saja memesan obat penggugur kandungan secara online dan seorang kurir baru saja mengantarnya ke kantor ]Nic terbakar amarah mengingat pesan yang dikirimkan Aditya padanya. Tak peduli dengan rapat yang sedang dia pimpin, Nic langsung pergi mengendari mobil dengan kecepatan tinggi menuju Niel Fashion. Nic melonggarkan dasi, memukul kemudi karena kesal perjalanannya terhambat lampu merah. Dia bahkan menekan klakson berulang-ulang agar kendaraan di depan bergegas melaju saat lampu berubah warna menjadi hijau.“Kalau kamu sampai membunuh anakku, aku tidak akan pernah membiarkanmu hidup Cloud!”Nic bagai kerasukan setan, dia memarkirkan mobil secara serampangan di depan lobi Niel Fashion. Satpam yang hendak menyapa pun sampai mengurungkan niat karena takut melihat wajah suami direkturnya beringas.Nic menekan lift dengan kasar, melempar tatapan tajam ke karyawan Cloud yang hendak menaiki lift yang sama agar mengurungkan niat.Setelah sampai di d
Cloud diam memandangi makanan di piringnya. Setelah kejadian soal obat peluruh kandungan, hari itu untuk pertama kali Nic sengaja menjemput ke Niel fashion dan membawanya ke sebuah restoran Italia.Nic sudah memesankan makanan untuk Cloud. Seporsi pasta yang baru kali ini Cloud lihat warna sausnya sedikit berbeda dari pasta yang pernah dia makan sebelumnya. "Kenapa? Itu menu paling enak di sini," kata Nic.Cloud menelan ludah, jujur saja pasta itu sangat menggugah selera. Cloud tidak ingin berpikiran macam-macam lantas meraih garpu, apalagi Nic sudah memintanya segera makan."Tidak ada racun di makanan itu jadi kamu tidak perlu takut, lagipula mana mungkin aku meracuni wanita yang sedang mengandung anakku," kata Nic. Meskipun nada bicaranya masih ketus dan penuh kebencian, tapi Cloud memilih untuk menganggap Nic sedang memberi perhatian. Dia diam tak membalas, karena berdebat di depan makanan bukan hal yang diajarkan oleh orangtuanya. Cloud pun mulai mengambil pasta itu menggunakan
Entah mimpi atau nyata, tapi Cloud merasa seperti melihat Nic berada di dekatnya. Pria itu meminta maaf berkali-kali, setiap kata yang keluar dari mulut Nic bahkan bisa dengan jelas Cloud mendengarnya.“Apa kamu ingin melihatku sengsara sampai sengaja memakan pasta saus kacang merah itu? Aku sudah bilang Cloud, aku tidak akan melepasmu dengan mudah. Jika kamu ingin mati, mati saja sendiri tanpa membawa anakku karena dia adalah satu-satunya keluarga yang aku miliki, dia harapanku.”Cloud merasa dadanya seperti terhimpit batu besar, dia bangun dengan air mata mengalir deras bahkan Bianca sampai panik dibuatnya.“Cloud, apa yang kamu rasakan? Mama sudah meminta perawat memanggil dokter, mereka pasti akan segera ke sini,” ucap Bianca sambil meraih tangan sang putri.“Mama!”“Iya, Mama di sini apa ada yang kamu mau?” Bianca membelai rambut Cloud dengan air mata yang mengalir membasahi pipi. Satu tahun yang lalu dia juga pernah mengalami kejadian persis seperti ini, melihat putrinya berbari
Hari itu, Nic menjemput Cloud di sela kesibukan wanita itu setelah peluncuran koleksi terbaru perusahaannya sukses digelar. Seperti sebelumnya permintaan akan produk baju tidur Niel Fashion masih tinggi dan bahkan naik dibandingkan tahun lalu. Cloud sendiri meski harus berdebat dan memohon, tapi akhirnya berhasil mendapatkan izin dari Nic untuk bisa mengambil bagian dari acara itu. Malah kejadian lucu sempat terjadi setelah acara, tepatnya saat sesi wawancara. Seorang wartawan melempar pertanyaan konyol menghubungkan kehamilan Cloud dengan design baju perusahaan wanita itu. “Apa kehamilan Anda ini efek dari baju tidur koleksi sebelumnya?” Cloud yang mendapat pertanyaan itu hanya bisa tertawa geli, sedangkan Nic terlihat canggung dan malu. “Kalau untuk yang satu ini saya tidak berani berspekulasi, karena harus ada penelitian dulu minimal ke para pecinta produk Niel Fashion. Iya ‘kan sayang?” Semua orang tidak bisa menyembunyikan senyuman saat mendengar jawaban dari Cloud, apalagi