Share

Adam

“Subhanallah, Sha! Anakmu tampan sekali!” Hanin menimang bayi mungil itu sambil mengagumi keelokannya.  Membuatnya gemas ingin menciuminya terus.

Ayesha hanya tersenyum. Pias lelahnya masih terpancar di wajahnya. Namun setelah melihat putranya yang lucu itu, hatinya terhibur. Lelahnya tiba-tiba tidak terasa, juga rasa sedihnya menguap saja entah kemana. Mudah-mudahan dia tidak lagi mengingat hal—hal yang membuatnya sakit hati dan menderita.

Saat ini dia merasa harus tetap baik-baik saja untuk sang putra. Malaikat kecilnya. Dia tidak akan memperdulikan apapun lagi. Jiwanya serasa harus kembali terlahir namun dengan tujuan yang berbeda. Yakni semata untuk membesarkan anaknya.  

“Kemarikan, Nin. Dia harus nenen!” Ayesha mengulurkan tangannya meminta sang bayi dikembalikan padanya.  Sejak tadi  Hanin yang selalu menimangnya.  Seolah keduanya berebut mainan untuk digendong.

Hanin tertawa lalu memberik

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status