Share

Surat Dari Pengadilan

Suara burung berkicau saling bersahutan di antara gemericik air sungai yang mengalirkan kejernihan dan keteduhan. Melenakan wanita itu dalam meditasinya. Sinar mentari pagi yang lembut menyapu wajah cantik itu hingga terlihat laksana emas yang berkilauan.

Pengantar surat itu terpana menatap pemandangan itu dari depan pagar kayu, hingga lupa tidak memencet bel karena terpukau dengan apa yang dilihatnya.

“Mau apa?” suara itu membuat sang pengantar surat terkejut.

Hehe, anu—anu, Pak. Wonten surat saking baai desa kangge bapak Elyas. Leres njih niki Pak Elyas?”  

Elyas bukan  orang keturunan jawa asli. Jadi tidak paham dengan bahasa pria itu.

“Bisa Bahasa Indonesia?” tanya Elyas pada pria itu. Di atas  saku kemejanya ada name tag dengan tulisan Waluyo.

“Oh, bisa, Pak!” sahut pria itu.

“Baiklah Pak Waluyo, tolong ulangi kata-kata yang tad

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status