Tuhan telah menyatukan kita di bawah langitnya. Masihkah kita terus mengelak. Sementara takdir kita telah terikat jauh sebelum kau dan aku bertemu.
********
Hari ini aku memutuskan pulang lebih cepat, bekerja pun percuma. Jika yang ada dalam pikiran hanya Kayla dan sikapku yang keterlaluan padanya. Aku ingin cepat-cepat bertemu dia dan meminta penjelasan tentang Dimas. Agar aku tak dihantui pikiran buruk.
Aku melihat mobil Umi ada di halaman depan. Buru-buru kulangkahkan kaki memasuki rumah. Saat sampai di ruang tengah, aku melihat Umi, Adiba dan Yani yang sedang bersama Jovan. Lalu dimana istriku?
"Assalamualaikum."
"Waalaikumsalam," jawab mereka bersamaan.
"Kamu tumben, Dit. Sudah
Penentu kesuksesan hidup seorang laki-laki, di lihat dari caranya memperlakukan istri. ******** Aku dan beberapa karyawan baru saja selesai mengadakan rapat dengan investor asal Dubai. Rasanya perjuanganku selalu berangkat pagi dan pulang malam tak sia-sia, karena para investor itu, akhirnya menyetujui kontrak kerja sama yang kami tawarkan. Perusahaan migas asal Dubai ini, bergerak dalam eksplorasi ladang minyak dan gas bumi, produksi, pengolahan, dan pengangkutan minyak, gas dan gas kondensat. pemasaran produk minyak bumi dan petrokimia di pasar domestik dan internasional. Perusahaan ini juga memasok gas alam ke industri dan publik, serta beroperasi di beberapa negara strategis di wilayah Eropa, seperti Azerbaijan, Georgia, Turki, Rumania, Ukraina dan Malta yang juga bergerak di i
Belajarlah mengerti arti keberadaan. Sebelum kamu tahu arti kehilangan.**********Sudah satu minggu semenjak aku pergi dari rumah. Setiap hari pula aku selalu dihantui rasa gelisah. Pasalnya, selama ini juga aku tak pernah menghubungi Mas Adit. Belum lagi kepergianku sama sekali tanpa izin darinya. Sekarang bagaimana keadaannya? Apa dia makan teratur? Apa masih suka begadang? Itu yang sering kukhawatirkan.Sebenarnya aku ingin sekali mengabarinya. Jujur, jauh di dalam hati aku sangat merindukan dia. Tapi masalahnya, Abi tak mengizinkanku mengabari. Beliau bilang, agar Mas Adit bisa belajar mengerti arti keberadaan. Sebelum rasa kehilangan itu benar-benar terjadi.Abi juga ingin Mas Adit tahu, dan menyadari sendiri perasaan apa yang dia miliki untukku. Supaya laki-laki itu tak mengulangi kesalahan yang sama. Tapi tetap saja aku selal
Aku mencintaimu bukan karena kamu pintar memasak atau tidak, tapi karena kebaikan hatimu. Bagiku, kau adalah malaikat tak bersayap yang Tuhan kirimkan untukku. aku menyesal, telah mengabaikan keberadaanmu.**********Aku sampai di depan rumah sekitar pukul sepuluh pagi. Setelah terjebak macet sekitar satu jam dikarenakan ada proyek pembangunan MRT. Tadinya aku ingin lebih dulu ke rumah Abi untuk menjemput Jovan. Tapi jarak rumah Abi lebih jauh. Sementara aku benar-benar menghawatirkan kondisi Mas Adit.Pertama kali melangkahkan kaki, aku langsung mencium bau tak sedap. Kucoba mengecek dan melihatkondisi rumah yang sangat berantakan. Sepertinya, Umi pun jarang menyuruh Bi Inah ke sini untuk membersihkan rumah. Beruntung aku membawa kunci cadangan.Banyak sekali sampah berserakan. Ada bekas minuman bersoda. Juga puntung rokok dan
Mana mungkin aku bisa menolak kehadiranmu. Jika namamu telah tertulis di Lauhul Mahfuzku**********Sudah dua minggu setelah Kayla pulang, selama itu pula hubunganku dan dia menjadi lebih baik. Kami mulai terbuka satu sama lain.Pagi ini seperti biasa, setiap terbangun jam tiga pagi, aku tak pernah mendapati Kayla berada di kamar.Kadang aku bertanya-tanya sebenarnya dia sedang apa di kamar Jovan dini hari begini. Aku memutuskan bangkit dan mengambil wudu untuk melaksanakan salat tahajud. Setelah itu beranjak menuju ke ruang kerja.Merasa penasaran dengan yang sedang Kayla lakukan, aku memutuskan menuju ke kamar Jovan. Kubuka pintu secara perlahan agar tak menimbulkan suara. Tapi kuurung kan masuk begitu melihat di dalam sana, Kayla sedang melaksanakan salat. Aku tertegun dan menatapnya dengan senyum samar.Ini kah sosok
Aku melangkah pelan menuju ke dapur berniat mengambil minum. Untuk bahagia ternyata sesederhana ini. Ketika bangun di pagi hari, dan bisa melihat senyum orang yang kucintai itu sudah cukup. Kulihat Kayla sedang menyiapkan sarapan, dengan Jovan yang duduk di Baby carenya. Seperti sedang ikut merasakan kebahagiaan kami, jagoanku terus mengoceh sambil tertawa sesekali. Istriku sepertinya sedang belajar memasak sesuatu dengan Yani. Aku memutuskan mendekatinya yang sedang serius berkutat dengan bahan-bahan memasak. Kayla bahkan sama sekali tak sadar jika aku sudah berada di belakangnya, hingga Yani yang lebih dulu menyadari kedatanganku. Aku memberi kode dengan meletakan jari telunjuk ke depan bibir. Sebagai tanda agar Yani tak memberi tahukan kedatanganku, aku berniat mengagetkannya.Suster putaku mengangguk, kemudian langsung pergi membawa Jovan. "Jadi bumbunya cuman seperti ini saja, Sus?" ta
Kulangkahkan kaki memasuki rumah, hari ini adalah hari yang sangat melelahkan. Setelah menghadapi masalah perusahaan, aku juga harus berurusan dengan teror misterius. Siapa pun yang mengerjai aku seperti ini harus dapat ganjarannya. Berani sekali dia mengusik kebahagiaan kami."Assalamualaikum." Aku mengucap salam dengan suara lirih. Tenaga ini rasanya sudah terkuras habis."Waalaikumsalam." Kayla menyambut ku dengan senyuman.Aku langsung memeluknya tanpa mengindahkan Yani yang juga ada di sana.Setidaknya aku harus menenangkan perasaan yang berkecamuk. Istriku diam tanpa bertanya apa pun. Dia berusaha menepuk punggungku dengan lembut agar lebih tenang. Ini lah salah satu hal yang aku sukai dari Kayla. Dia pandai menempatkan dirinya dalam semua situasi tanpa merengek."Biarkan seperti ini sebentar. Rasanya lelah sekali hari ini," gumam ku tanpa melepas pelukan kami."A
Aku melihat pantulan diriku di dalam cermin. Gaun berwarna biru dengan model bruket menjuntai indah di tubuhku. Di padu padankan dengan hijab bermodel simpel, dan berwarna hitam, menambah kesan anggun.Tak ada lagi gaun selutut tanpa lengan, atau rambut yang di gelung tinggi. Sebab mulai hari ini, aku memutuskan akan menjadi Muslimah yang sebenarnya. Aku sudah memantapkan hati untuk berhijrah di jalan-Mu, semoga KAU meridai keputusan ini dan menjadikanku selalu Istiqomah.Aku tersenyum lebar, menyadari hari ini Mas Adit akan mengajakku makan malam bersama, sementara Jovan aku titipkan di tempat Umi.Kulangkahkan kaki menuruni tangga, kulihat Mas Adit sedang serius dengan phonsel di tangannya.Beberapa hari ini, suamiku itu sangat sibuk sekali dengan gawai nya. Seperti sedang menunggu pesan yang entah dari siapa. Dia bahkan tak menyadari jika dari tadi aku telah berdiri menjulang di depannya. Kuput
Setelah acara makan malam itu, Mas Adit berubah menjadi lebih posesif. seperti hari ini contohnya. Bagaimana tak membuatku heran, saat aku bangun di ruang tamu sudah ada Dimas yang duduk santai dengan Mas Adit. Mereka bahkan terlihat sangat akrab seolah-olah teman lama yang baru dipertemukan. Yang membuatku merasa geram, Mas Adit bilang jika aku ingin pergi ke mana pun harus ditemani Dimas. Tentu saja itu aneh, mengingat bagaimana dulu dia begitu membenci mantan kekasihku. Mau tak mau aku harus bicara secara langsung padanya. “Kenapa mesti Dimas? Apa Mas nggak khawatir dia akan memintaku kembali?” tanyaku pada Mas Adit saat dia beranjak masuk ke dalam kamar. “Aku percaya pada cintamu untukku, dan aku juga percaya pada cintanya untukmu, makannya aku menyuruh dia menjagamu. Sebab tak akan ada yang berani melindungimu sebaik dia melindungimu.” “Tapi, Mas? Aku ini bisa menjaga diri, nggak harus di