Bab 30 Fitnah Hanya dua malam saja Gemi menginap di rumah Paklik Man untuk mengobati kerinduannya akan kampung halamannya. Saat di kampung, Gemi menyempatkan diri untuk ziarah ke makam ibunya, Mbah Tum, dan Bu Gayatri. Tiga perempuan yang selalu berada di dalam hatinya dan ia sebutkan namanya dalam setiap doanya.Gemi terkejut saat tiba di rumah Sadewa dalam keadaan sepi. Pukul tujuh lewat tiga puluh menit, Sadewa pasti sudah berangkat kerja. Gemi tidak menemukan keberadaan Devita di kamarnya yang terbuka. Biasanya istri siri Sadewa masih tidur.Saat membereskan kamar, Gemi mendapati lemari pakaian Devita telah kosong. Tidak ada satu baju pun tertinggal di sana. Semua alat kosmetik dan skincare yang biasanya memenuhi meja rias juga bersih, tidak ada satu pun yang tertinggal."Ini aneh. Devita mungkin pergi dari rumah. Pasti terjadi sesuatu saat aku pulang kampung," gumam Gemi. Gemi tidak mengetahui bahwa Sadewa sudah menceraikan dan mengusir Devita. Pagi ini, saat Gemi sampai di rum
ISTRI PILIHAN IBUBab 31 Sebuah Harapan Membuatnya Bertahan"Mbak Gemi tenang saja, sekarang sudah bisa memiliki Pak Dewa seutuhnya." Siti memberikan dukungannya."Iya, meskipun sudah tidak ada lagi Devita, Mas Dewa belum tentu mau menganggapku sebagai istrinya. Mas Dewa mungkin malu memiliki istri yang penampilannya kampungan dan juga tidak menarik sepertiku, Sit. Aku memang tidak sepadan dan tak pantas jadi istrinya. Mas Dewa terlalu sempurna buatku." Gemi tetap insecure dan pesimis, tidak yakin Sadewa akan meliriknya."Mbak Gemi sebenarnya cantik kok, cuma ...." Siti sengaja menggantung ucapannya untuk menggoda."Cuma apa?" Gemi melotot."Sedikit gendut aja, hehehe ...." Siti orangnya terlalu polos dan jujur. Dibilang gendut membuat kepercayaan diri Gemi langsung nyungsep.Sulitnya menurunkan berat badan, hampir membuat Gemi menyerah. Sudah diet ketat tiap hari menahan lapar. Pas tiba giliran nimbang hanya berkurang tiga kilogram saja. Rasanya usahanya menurunkan berat badan terasa
Bab 32 Jogging Bareng [Gemi, besok jogging bareng, yuk!"]Sebuah pesan dari Haris baru saja dibaca oleh Gemi. Kebetulan sekali Gemi memang sedang menjalani program diet untuk menurunkan berat badan. Jogging, ide bagus juga untuk membakar kalori, pikir Gemi.[Oke.] Tanpa berpikir panjang, Gemi menyetujui ajakan Haris.Keesokan harinya, saat hari masih remang-remang menjelang pagi, Haris sudah menunggu Gemi di depan pintu pagar. Pemuda dari desa itu selalu antusias setiap akan bertemu dengan Gemi."Mas Dewa, aku mau jogging sama Haris," pamit Gemi yang sudah berpakaian olahraga lengkap dengan sepatu kets-nya.Sadewa yang baru selesai sholat Subuh melipat sajadah. "Gemi, kamu sudah punya suami. Kurangi sering pergi sama Haris. Aku tidak suka. Lagipula bisa timbul fitnah nantinya," ucap Sadewa mengingatkan. Pria tampan itu merasa tidak suka setiap kali melihat Gemi bersama Haris. Meski ia belum mau menganggap Gemi sebagai istrinya dan belum mengenalkan Gemi sebagai istri sahnya. Namun
ISTRI PILIHAN IBUBab 33 Menolong Gadis Kecil"Sampai kapan kamu akan bertahan, Gemi?" tanya Haris sedikit emosional. Ia tidak habis pikir sahabatnya akan senaif itu, tetap berharap dan mencintai lelaki plin-plan seperti Sadewa. Bagaimana ia bisa cepat move on bila Gemi tidak merasakan kebahagiaan dengan pernikahannya. Sementara kebahagiaan Gemi adalah prioritas utama dalam hidup Haris."Sampai Mas Dewa sendiri yang menceraikanku, Ris," jawab Gemi dengan mantap. Tidak ada keraguan sedikit pun dari ucapannya itu. Gemi masih kukuh memegang keyakinan untuk terus bertahan berada di sisi Sadewa, pria yang menjadi cinta pertamanya dan tetap dicintainya hingga kini."Keras kepala sekali kamu, Gemi! Aku aja sakit dan tidak terima kamu hanya dimanfaatkan Mas Dewa. Hanya dianggap sebagai pembantu saja. Aku tidak habis pikir. Cinta membuatmu begitu lemah tak berdaya. Hah!" Haris masih kesal melihat betapa bodohnya Gemi. Keduanya kembali berlari, saling diam, sibuk dengan pikirannya masing-masi
Bab 34 Ketakutan GemiSetelah selesai makan malam dan mencuci piring, seperti biasa Gemi langsung masuk ke kamarnya. Gadis desa itu tidak suka menonton televisi. Berbeda dengan Sadewa, saat berada di rumah, lelaki tampan itu kerap ditemukan sering berada di depan televisi yang menyala. Meski kadang tidak ditontonnya bila sudah keasyikan memegang gadget.Sejak tidak ada Devita, hubungan Sadewa dan Gemi mulai akrab. Hubungan mereka sudah lebih mencair. Kadang mereka berbincang akrab saat makan malam bersama. Tidak sekadar obrolan basa-basi.Tok!Tok!Tok!!!Gemi terlonjak kaget setiap mendengar ketukan pintu kamarnya saat malam hari. Pikirannya selalu travelling dan curiga dengan Sadewa. Ia selalu overthinking, berprasangka buruk terhadap suaminya sendiri. "Ada apa Mas Dewa malam-malam mencariku," gumam Gemi resah dan gelisah. Perempuan yang sudah mengenakan baju tidur itu melihat penanda waktu di ponselnya menunjukkan pukul 21.30. Belum terlalu malam."Gemi, buka pintunya! Aku tahu kamu
ISTRI PILIHAN IBUBab 35 Tawaran Kerja "Baik, Pak. Nanti saya bicarakan dulu dengan Gemi." Sadewa hanya bisa pasrah tidak mempunyai pilihan lain selain menuruti permintaan Pak Burhan. Padahal ia sudah mulai merasa nyaman tinggal satu atap dengan Gemi, gadis desa yang sudah ia nikahi hampir empat bulan lamanya, tetapi belum juga pernah disentuhnya. Pria tampan itu sudah mulai tergantung dengan gadis desa itu. Semua kerjaan rumah beres. Sarapan dan makan malam selalu terhidang. Masakan Gemi juga enak pas terasa di lidah Sadewa. Setelah semua kenyamanan itu, ia harus merelakan gadis desa itu jauh dari kehidupannya.Pak Burhan tersenyum puas, keinginannya sudah tercapai. Akhirnya ada alasan baginya untuk bisa menjalin kedekatan dengan Gemi yang diyakininya sebagai putrinya. Lelaki paruh baya itu akan menebus semua dosa dan kesalahannya di masa lalu dengan membahagiakan gadis desa itu.Sadewa keluar dari ruang kerja Pak Burhan dengan langkah gontai tak bersemangat. Hatinya dilanda kere
Bab 36 Melepaskan Pergi"Jadi ... begini. Kamu tahu Pak Burhan yang sering datang ke sini?" Sadewa langsung berbicara ke inti permasalahannya."Iya, Pak Burhan atasannya Mas Dewa 'kan?"Sadewa mengangguk. "Iya. Pak Burhan sedang mencari orang untuk mengasuh cucunya. Mungkin kamu berminat?""Aku mau, Mas. Aku menyukai anak kecil.""Tetapi ... kamu harus tinggal di sana.""Iya juga. Kalo aku tinggal di rumah Pak Burhan. Siapa yang mengurus keperluan Mas Dewa dan membersihkan rumah ini?" Gemi jadi ragu. Berbakti dan melayani kebutuhan suaminya lebih penting daripada pekerjaan."Kamu bisa seminggu dua kali datang ke rumah ini untuk beres-beres dan mencucikan pakaianku." Sadewa mencoba memberikan solusi untuk menyakinkan Gemi.Gemi diam mempertimbangkan. Ia merasa suaminya masih enggan dan malu untuk memperkenalkan dirinya dihadapan semua orang. Sadewa juga tidak ada tanda-tanda menyukainya. Meski wajahnya sudah mulus dan cerah, tetapi tubuhnya masih tampak gendut. Itu masih membuat Gemi i
ISTRI PILIHAN IBUBab 37 Jadi Pengasuh Anak Cherry bersuka cita, berbahagia dengan kehadiran Gemi yang akan menjadi pengasuhnya. Gadis desa itu berhasil mengambil hati cucu tunggal dari Pak Burhan, sejak saat pertama kali mereka bertemu ketika menolong gadis kecil itu terjatuh dari sepeda.Sepanjang hari, pekerjaan Gemi hanya menemani Cherry bermain, bercanda dan tertawa. Dari dulu ia memang menyukai anak kecil. Sewaktu masih tinggal di kampung, dengan sukarela Gemi sering mengasuh anak tetangga maupun anak-anak dari Paklik Man yang berjumlah empat orang. Bermain-main dengan Cherry, sejenak gadis bertubuh pendek dan gendut itu bisa melupakan masalah hidup yang akhir-akhir ini merenggut senyumannya.Gemi juga mengajak Cherry bermain sambil belajar membaca, menulis, dan juga berhitung. Itu yang dilakukan Gemi dalam mempersiapkan anak asuhnya memasuki bangku sekolah. Bulan depan anak perempuan yang berusia lima tahun itu sudah masuk sekolah taman kanak-kanak."Ini foto mamaku, Mbak Gem