Share

Membanting Mangkok

Bibi Ulya meliriknya dengan kening berkerut. Namun tidak membalas. Dia menggelengkan kepala dan meninggalkan Candra di meja makan.

Candra memandang punggung Bibi Ulya dengan ekspresi kesal.

“Apa-apaan sih.” Dia merasa ucapan Bibi Ulya sangat menyebalkan seolah mengingatkannya untuk tahu diri.

Candra dengan kesal mengambil piring kosong dan mulai makan malam. Makanannya tidak lagi panas dan tidak enak lagi karena sudah dingin.

“Bibi, tolong panaskan sup-nya,” kata Candra memanggil Bibi Ulya di dapur.

Bibi Ulya tidak merespons.

“Bibi!”

Tetap tidak ada respons. Candra berdiri dan menuju ke dapur sambil membawa mangkuk sup di tangannya ke dapur dan melihat Bibi Ulya tengah mencuci piring.

“Bibi aku memanggilmu, kenapa kamu tidak merespon?”

Bibi Ulya berbalik. “Maaf Nona, saya tidak mendengarmu.”

Candra mengerut kening dan menyodorkan mangkuk sup di tangannya. “Supnya sudah dingin. Aku ingin sup ini panaskan.”

Bibi Ulya menatapnya mencela. “Jika kamu tidak terlambat bangun makan malam, kam
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status