“Aku sungguh tidak sengaja melakukannya, aku benar-benar tidak sengaja,” ucap Aurora, terlihat sudut bibirnya menahan untuk tidak menangis.“Lalu kenapa kau mendorongnya, kau tau itu sangat berisiko untuk dia. Bisa saja dia tidak terselamatkan,” ucap Alex, dengan nada sedikit lembut.Aurora sudah tidak bisa menahan air matanya lagi, mutiara bening itu mengalir di pipinya yang imut dan halus tersebut. Alex tidak tau dia harus berbuat apa sekarang, ingin sekali ia memarahi Aurora namun, melihat dia yang sepertinya menyesal membuat Alex tidak tega.Alex mengeluarakan sapu tangannya yang berada di saku depan jasnya, lalu memberikan kepada Aurora untuk menghapus air matanya.“Ini hapuslah air matamu, tidak usah mennagis lagi. Semuanya sudah terjadi dan kau tidak bisa menyesali apa yang sudah terjadi,” ucap Alex, memberikan sapu tangan tersebut kepada Aurora.“Lain kali, sebelum melakukan apapun, pikirkan terlebih dahulu apa risikonya,” jelas Alex, agar Aurora mengerti.Aurora membalut luk
“Untuk apa kau bersujud seperti itu Aurora, kau juga tidak bisa membuat adikmu seperti semula!” ucap Victoria dengan nada yang di tekan.“Berdirilah, jangan membuatku malu dilihat oleh orang lain Aurora. Sungguh aku sangat menyesal karena sudah mempunyai anak sepertimu!” ucap Alano, merasa jijik melihat Aurora, putri kandungnya sendiri.Air mata terus mengalir di pipi Aurora, ia terus berusaha meminta maaf. Namun, semakin ia meminta maaf semakin semua orang membencinya. Mereka semua tidak peduli dengan apa yang telah Aurora lakukan, bahkan mereka merasa Aurora itu memang harus benar-benar di lenyapkan.Operasi Gabriel berhasil dilakukan, Victoria dan jugaa Alano sediikit merasa lega. Setelah menunggu hampir tiga puluh menit, akhirnya Gabriel di pindahkan di ruangan rawat inap kelas VVVIP.“Pa, Gabriel masih ada. Dan dia juga akan baik-baik saja kan,” ucap Victoria, kepada suaminya dengan memegang erat tangan Alano.“Iya Ma, dia akan baik-baik saja. Jadi kita tidak perlu khawatir lagi
“Aku harus apa sekarang, jangan panik Aurora… jangan panik….” ucap Aurora pada dirinya sendiri.“Lebih baik aku berjalan santai saja, setelah sedikit berada di tempat yang keramaian aku akan lari,” ungkapnya, menyusun rencana.Mobil Jeep Wrangker Rubicon berwarna hitam tersebut masih terus mengikutinya. Bahkan jika Aurora berlari maka kecepatan mobil itu bertambah, jika Aurora berjalan pelan maka kecepatannya berkurang.Aurora sungguh tidak tau harus berbuat apa lagi, dia benar-benar tidak tau dan sudah kehabisan akal. Ia sekarang hanya pasarah dengan apa yang akan terjadi padanya.“Aku tidak boleh seperti ini terus, jika aku lolos darinya maka aku akan mendapatkan bahaya,” pikir Aurora, menghilangkan niatnya yang ingin pasrah.“Aku harus menghubungi Alex kembali, tidak ada orang lagi yang akan membantuku,” cecarnya, lalu mengambil ponselnya.Aurora memeriksa ponselnya kembali berharap ada jawaban dari Alex, tetapi apa yang dia tunggu-tunggu tidak ada dan tidak akan datang.Dia hanya
“Kemana dia, apa benar dia tersesat lalu di culik. Tapi itu tidak mungkin, siapa juga yang mau menculik dia,” guman Alex.“Apa kalian yakin nona Aurora belum pulang, karena ini sudah hampir malam,” tanya Alex memastikan.“Benar tuan muda, nona Aurora tidak pulang sama sekali,” jawab pelayan tersebut.Alex naik ke atas untuk memeriksa kamar mereka, kemungkinan Aurora pulang diam-diam sehingga para pelayan dan penjaga tidak ada yang melihatnya. Namun, lagi-lagi nihil semua kamar sudah di masuki tetapi, tetep saja Aurora tidak di temukan. Alex mulai panik dan juga khawatir tentang Aurora yang entah kemana sekarang.“Apa dia akan baik-baik saja di sana, bagaimana jika dia terluka atau di sakiti,” ucap Alex, yang mulai berpikir negative.“Aku harus memberitahu papa dan juga mama masalah ini, jika tidak semuanya akan semakin runyam dan akan sulit untuk di perbaiki,” ucap Alex pada dirinya sendiri, lalu pergi meninggalkan lantai atas dan menuju ke parkiran mobil.Alex masuk kedalam mobil la
“Apa tidak ada pertanyaan yang ingin kau tanyakan, selain hal itu,” jawab wanita yang lainnya.“Maaf, aku tidak bermaksud berkata seperti itu,” ucap Aurora, menyesel karena sudah bertanya seperti itu.“Lebih baik kau harus keluar dari sini,” ucap wanita tersebut.Aurora memandang mereka semua, ia juga memandang wanita tersebut dengan tajam. Wanita itu bicara seolah-olah memberikan peringatan kepada Aurora untuk segera pergi.Ia masih tidak mengerti dengan apa yang diucapkan wanita tersebut, semua orang hanya diam saja dengan saling memandang. Mereka tidak ingin banyak bicara, atau memberikan informasi yang lainnya.“Kenapa? Apa ada hal yang lain yang tidak aku ketahui,” tanya Aurora penasaran.“Banyak hal yang tidak kau ketahui, jadi lebih baik kau pikirkan untuk pergi dari sini saja!” jawab wanita itu dengan ketus.Aurora hanya diam saat wanita itu bicara, ia tidak ingin mengambil risiko apapun lagi sekarang. Ia bahkan tidak tau di mana dia sekarang. Ruangan yang cukup besar, namun t
“Aurora!” teriak Alex, ketika laki-laki lempar pisau dan tepat mengenai tubuh Aurora.Dor! Dor!Dua tembakan mengenai tubuh laki-laki itu, Alex langsung mengambil tubuh istrinya yang hampir terjatuh ke tanah. Ia melihat banyak darah yang mengalir di pinggang Aurora.Para wnaita itu juga berteriak ketika Aurora terkena pisau tersebut, mereka terlihat khawatir kepada Aurora. Anak buah Alex mengurus semuanya sementara Alex membawa tubuh Aurora masuk ke dalam mobil. “Ayo cepat, kita kerumah sakit sekarang,” perintah Alex kepada supir tersebut.“Aurora kau harus bertahan, kau akan baik-baik saja,” ucap Alex, yang panik dan juga khawatir.Aurora tersenyum lebar, untuk pertama kalinya seseorang mengkhawatirkannya. Biasanya tidak ada bahkan tidak ada yang peduli tentang dia dan apa yang dia rasakan.Hari ini meskipun ia mati, Aurora tidak menyesal sama sekali. Papa yang seharusnya melindunginya bahkan tidak peduli padanya.‘Alex, aku sangat beruntung mendapatkanmu, kau orang yang selalu ada
“Aurora, terima kasih sudah bertahan, dan sudah mempercayaiku!” ucap Alex, di samping Aurora yang masih belum sadarkan diri.“Cepat pulih, agar kita bisa segera pulang ke rumah,” ungkap Alex.Alex masih tetap menunggu Aurora di rumah sakit tersebut, ia berharap Aurora akan segera pulih dan mereka akan segera pulang ke rumah.Sementara para bodyguard mereka menunggu di rumah sakit, mereka juga masih membantu para wanita yang ikut di culik tersebut.“Terima kasih sudah menjaga kami,” ucap wanita itu kepada para bodyguard tersebut.“Tolong sampaikan kepada Nona muda, bahwa kami menggucapkan terima kasih padanya,” ucap wanita itu, kepada mereka.Mereka semua pergi dari rumah sakit bersama dengan keluarga mereka, semua para bodyguard pergi ke ruangan yang mana Aurora dirawat. Alex masih setia menunggu istrinya tersebut, ia tidak ingin sesuatu terjadi lagi kepada istrinya. Meskipun mereka semua berhasil memenjarakan semua laki-laki brengsek itu.Namun, tetap saja masih ada bos besar mereka
‘Kenapa kau masih berdiri di sini, lihatlah Papa yang sama sekali tidak peduli padaku,’ batin aurora, lalu melangkahkan kakinya masuk kedalam rumah.“Kasian sekali wanita bodoh itu, dia tidak akan pernah bisa mendapatkan kedudukan lagi di hati Papa,” ucap Gabriell.Aurora melangkahkan kakinya dengan perlahan-lahan masuk kedalam rumah yang sudah beberapa hari ia tinggalkan. Dan di sana rumah tersebut masih sama dengan suasana beberapa hari yang lalu.Rumah yang penuh dengan kebecian, rumah yang selalu memandangnya lemah, tidak berguna. Butiran mutiara bening mengalir di pipi cantiknya Aurora, butiran tersebut tidak bisa dihentikan lagi.‘Kenapa semua orang sang membenciku, aku juga bagian dari keluarga ini. Aku putri kandung Papa, kenapa aku seperti orang asing di rumah ini,’ batin Aurora, yang menagis tiak bisa ia pendam lagi.‘M-mama aku sangat merindukanmu, aku ingin bertemu dengan M-mama. Hiks… hiks…’ Aurora menangis di kamarnya, tanpa ada yang peduli padanya.Alano memberikan mobi