Share

bab 4

Aruhi duduk diatas ranjang yang berhiaskan bunga mawar sembari menunggu suaminya yang masih bertemu dengan teman-teman atau koleganya, ia tidak mengerti. Aruhi melihat ruangan yang penuh dengan bunga mawar begitu kontraks dengan nuansa putih kamar pengantinnya.

Sebelum menikah sang ibu telah memberikan berbagai wejengan untuk bekalnya mengurusi rumah tangganya. Namun, pernikahan mereka diadakan begitu cepat bahkan tidak ada waktu untuk saling berbicara, di tambah lagi orang yang melihatnya dengan baik hanyalah ayah mertuanya sedangkan Ibu dan adik iparnya selalu memasang wajah tidak suka kepadanya. Tatapan mereka membuat Aruhi terasingkan, dia bukanlah bagian dari keluarga Maheswara.

Namun, mengingat hanya satu tahun pernikahan, itu membuatnya tenang Karana ia hanya perlu bertahan sampai kontrak berakhir.

Ceklek

Dada Aruhi berdegup ketika mendengar suara pintu yang terbuka, tidak lama sosok yang menjulang tinggi masuk kedalam kamar pengantin mereka. Rajeandra melihat dekorasi yang masih terpasang dengan sorot yang tidak suka. Itu menyadarkannya bahwa ia telah menikah dengan wanita yang tidak ia inginkan.

Kepalanya menoleh kearah ranjang dan menemukan Aruhi, istrinya yang baru beberapa jam resmi. Aruhi langsung berdiri, suasananya menjadi sangat canggung hingga membuat aliran darah Aruhi berdesir lebih cepat.

" Kau tidak ingin bergantian pakaian?" Tanya Rajeandra.

" Maaf." Saat Aruhi ingin pergi, ia tersandung ke belakang, ia melotot dan tanpa sengaja menarik Rajeandra agar tidak jatuh tetapi sialnya Rajeandra tidak terlalu siap hingga akhirnya ia ikut terjatuh di atas ranjang. Kelopak mawar berterbangan seakan mendukung suasana manis antara kedua suami istri itu. Aruhi melotot begitupun Rajeandra yang tidak bisa menyembunyikan ekspresi terkejutnya. Wajah keduanya begitu dekat bahkan indra penciuman mereka saling menyentuh.

" Aku sudah bosan dengan trik wanita murahan seperti ini." Aruhi terdiam, ucapan lelaki itu sungguh melukainya. Rajeandra bangkit lebih dulu, ia melirik Aruhi sebentar dan langsung memasuki walk in closet untuk berganti pakaian.

Tanpa sadar Aruhi menangis, ia langsung menghapus air matanya dan bangkit.

Tidak lama Rajeandra keluar setelah berganti pakaian, ia melihat istrinya yang tertidur di sofa miliknya dengan masih menggunakan gaun pengantinnya.

" Dia cukup sadar diri." Tanpa peduli, Rajeandra menyingkirkan kelopak bunga diatas ranjangnya dan kemudian membaringkan dirinya dan mengambil ponselnya untuk menghubungi seseorang.

" Hallo sayang.."

*****

Bahkan sebelum matahari terbit, Aruhi sudah bangun dan membersihkan dirinya, sedangkan Rajeandra masih tertidur. Wanita itu segera bersiap dan turun kebawah untuk menyiapkan makanan bagi keluarganya. Meskipun ia tahu bahwa di rumah besar itu tidak kekurangan pelayan tetapi ia merasa bahwa ia juga adalah pelayan dirumah tersebut.

" Nyonya..."

" Aku..aku bukan nyonya. Aku Aruhi." Sang pelayan tersenyum. " Tetapi kau adalah istri dari tuan muda kami, berarti kau adalah Nyonya muda kami."

" Tidak,jangan katakan itu. Apa yang bisa aku bantu?"

" Tidak ada Nyonya.."

" Tolong panggil aku Aruhi." Wanita itu masuk kedalam dapur dan berbincang-bincang dengan beberapa pelayan di rumah besar tersebut. Dirinya juga ikut membantu memasak makanan yang akan di makan pagi ini.

Tidak lama setelah masakannya siap, Aruhi langsung menatanya di atas meja makan yang panjang, hanya sebuah meja makan tetapi begitu mewah. Tidak lama sang ayah mertua datang bersama sang adik ipar.

" Selamat pagi menantu.." Sapa Manov, Aruhi tersenyum kecil.

" Selamat pagi tu..ayah." Manov terkekeh, ia melihat meja yang penuh dengan makanan.

" Kau yang membuatnya?" Aruhi mengangguk.

" Pasti ini sangat lezat."

" Ayah ingin kopi?" Tanya Aruhi.

" Boleh, kopi buatanmu adalah yang terbaik."

" Selamat pagi." Rania datang dan mencium pipi suaminya, begitupun dengan Ibrahim yang mencium balik pipi istrinya, rutinitas seperti itu biasa ia lakukan sejak mereka menikah. Aruhi tersenyum melihat ayah dan ibu mertuanya yang begitu mesra dipagi hari.

" Ma..mama ingin aku buatkan apa?"

" Aku tidak suka makanan berat dan berlemak seperti ini. Suruh pelayan membuatkan salad untukku." Aruhi tertunduk melihat masakan kampung buatannya yang berminyak, ia tidak terlalu mengerti tentang makanan orang kaya yang komposisinya harus terjaga.

" Maaf.."

" Aruhi,bangunkan suamimu agar makan bersama.." Aruhi mengangguk dan berjalan keatas untuk memanggil suaminya. Sejujurnya ia tidak tahu apa yang harus ia lakukan untuk membangunkan suaminya. Namun, ketika memasuki kamar, ia telah disuguhkan dengan pemandangan dimana Rajeandra tengah berolahraga di balkon. Otot-otot lelaki itu mengeras ketika ia mengangkat barbel bahkan punggung lembar itu membuat Aruhi tidak bisa bernafas untuk sementara waktu.

" Wa..waktunya makan," Rajeandra menolehkan kepalanya kesamping, ia melirik Aruhi dan kemudian berbalik. Bulir-bulir keringat membasahi tubuhnya hingga terasa begitu licin. Aruhi mengambilkan handuk untuk lelaki tersebut dan memberikannya kepada Rajeandra, seakan ia tahu apa yang di butuhkan lelaki itu. Setelah itu dengan malu ia meninggalkan Rajeandra.

*****

" Semua ini adalah masakan istrimu. Aku sudah tidak sabar mencicipinya tetapi aku harus menunggumu." Ujar Manov memuji Aruhi. Sedangkan Aruhi tengah melayani keluarganya dengan memberikan apa yang mereka inginkan, tetapi tidak dengan Rania yang tidak menginginkan pelayanan apapun dari Aruhi.

Rajeandra menatap ibunya yang terang-terangan menolak kehadiran Aruhi, setelah itu Layla yang baru menginjak sekolah menengah atas kelas pertama, ia juga tidak menyukai Aruhi seperti dirinya, dan hanya ayahnya yang menyukai wanita itu.

" kau..."

" Aku akan mengambilnya sendiri. " ujar Layla datar. Aruhi tersenyum diatas penolakan mereka, ia kemudian melihat piring suaminya yang masih kosong. Dirinya ragu untuk bertanya kepada lelaki itu.

" Terserah padamu." seakan Rajeandra memberikan perintah untuknya barulah Aruhi mengambilkan lauk pauk dan mengisi piring Rajeandra.

" Duduklah nak,kau tidak perlu melayani kami seperti ini." Aruhi mengangguk dan duduk disamping suaminya. Aruhi begitu hati-hati agar tidak menyentuh Rajeandra.

" Aku sudah bilang apa, masakanmu memang enak." Puji sang ayah, ia tengah menyenangkan hati Aruhi setelah penolakan dari istri dan anaknya. Rajeandra mencoba masakan istrinya itu, ia terdiam sesaat setelah merasakan cita rasa yang berbeda didalam mulutnya.

" Tentu saja,itu adalah pekerjaan sehari-harinya menjadi pesuruh." Ujar Rania tanpa hati menghina Aruhi. Wanita itu hanya terdiam menahan sakit hatinya.

Meja makan yang awalnya penuh kini menyisakan Aruhi bersama mertua lelakinya. Ibrahim merasa bersalah kepada menantunya itu karena sikap yang di tunjukan oleh istri dan anak-anaknya kepada Aruhi. Wanita itu bangkit dan mulai membereskan piring kotor yang berada diatas meja.

" Aruhi."

" Iya ayah."

" Maafkan mereka,"

" Tidak apa-apa ayah."

" Bersabarlah,suatu saat mereka pasti akan berubah terutama Rajeandra. " Aruhi tersenyum miris.

" Ayah tahu bahwa pernikahan ini hanya berlangsung selama satu tahun kontrak. Namun, besar keinginanku adalah melihat kau dan Rajeandra bersama selamanya. Kumohon jangan pernah menyerah atas dirinya."

" Aku akan mencobanya." Manov tersenyum.

" Ayah sudah memesankan tiket liburan bulan madu kalian."

******

" Bulan madu?Aku sedang ada pekerjaan." Ujar Rajeandra.

" Pekerjaan apa yang kau lakukan?Selain bersantai dengan dunia malammu itu.Ayah telah memutuskan bahwa kalian akan berlibur.Setelah kembali, kau akan bekerja di perusahaan ayah." Rajeandra ingin memprotes sang ayah.

" Kau telah menikah dan wajib untuk menafkahi istrimu dan membangun rumah tanggamu. Lagipula kau adalah penerus perusahaan,jika kau tidak ingin memimpin perusahaan, ayah bisa menjaga perusahaan hingga keturunanmu lahir. Itu tidak masalah." Ujar Manov dengan senyum kecilnya.

" Semoga ada kabar baik setelah kalian kembali." Manov bangkit dengan senyuman hangatnya, meski impiannya untuk mendapatkan putra terjadi atau tidak apalagi Rajeandra dan Aruhi masih saling mengenal.

" Ayah sudah menyiapkan tempat liburan untuk kalian."

Rajeandra keluar dari ruangan sang ayah dengan perasaan marah pasalnya ayahnya tidak pernah mendengarkan keputusannya apakah ia suka atau tidak. Hal itu telah membuatnya muak.

Rajeandra melihat Aruhi yang berdiri didepannya.

" Kita tidak perlu berbulan madu,jika kau tidak menginginkannya."

" Keputusan pak tua itu tidak bisa di tolak." Ujar Rajeandra lalu meninggalkan Aruhi. Aruhi menatap Rajeandra yang pergi dengan mengepalkan tangannya, ia tahu jika lelaki itu tengah menahan amarahnya.

Aruhi langsung menyusul Rajeandra. " Tunggu.." Lelaki itu berhenti.

" Kita tidak perlu pergi,maksudku kita akan mengikuti apa yang ayah inginkan tetapi dengan tujuan yang berbeda.Aku akan ke rumahku dan kau bisa ke tempat lain. Kita bisa melakukannya seolah-olah kita tengah pergi berbulan madu." Usul Aruhi.

" Bukankah kau menginginkannya sehingga kau menikah denganku!?" Aruhi menggeleng.

" Aku tahu bahwa diriku tidak sebanding denganmu.Mungkin.. mungkin kau telah salah paham.Aku tidak pernah menginginkan apapun dari kalian.Aku menyentujui pernikahan ini karena ayahmu sudah membantu keluargaku membayar hutang." Jelas Aruhi.

" Aku tidak pernah berfikir untuk memanfaatkan kebaikan ayahmu atau pernikahan ini demi keuntunganku.Aku sadar akan siapa diriku. "

" Maaf." Aruhi berbalik meninggalkan Rajeandra.

*****

Aruhi merasa sangat bosan, setelah dirinya tidak memiliki pekerjaan karena ayah mertuanya sudah melarangnya bekerja, maka selama satu tahun itu pula Aruhi akan menjalani kehidupan bak istri yang hanya menunggu suaminya kembali ke rumah. Aruhi tidak berani bergerak menyentuh barang-barang dirumah tersebut, dirinya cukup hati-hati untuk tidak membuat kekacauan dirumah mertuanya itu.

Dari pagar depan, ia telah melihat Layla membawa teman-temannya tiga diantaranya adalah lelaki serta dua teman perempuannya.

" Kau sudah kembali, kau ingin makan? Aku sudah menyiapkan makanan." Ujar Aruhi pada Layla, adik iparnya. Gadis berseragam SMA itu hanya melenggang masuk tanpa mengatakan apapun. Aruhi hanya tersenyum dan kembali duduk menunggu anggota keluarganya yang lain.

" Hey!" Aruhi menoleh dan menemukan Layla.

" Kau bisa buatkan cemilan untukku Teman-teman ku akan datang." Aruhi lantas berdiri.

" Aku bisa."

Aruhi memilih membuat cookies sederhana yang ia pelajari, bahan-bahannya juga tidak terlalu lama untuk di buat. Dirinya kemudian datang sembari membawa nampan berisi cookies buatannya tidak lupa air juice untuk mereka.

Salah satu dari mereka melihat Aruhi dengan penuh minat serta senyum mesumnya itu ditunjukan secara terang-terangan kepada Aruhi. Dengan sengaja, ia memegang tangan Aruhi ketika wanita itu meletakkan makanan kepada mereka. Aruhi menepis tangan pemuda itu tetapi pemuda tersebut seakan tidak peduli dengan ketidaknyamanan Aruhi..

" Pembantu baru??" Tanya Teman perempuan Layla.

" Lebih baik bekerja di rumahku.Aku akan memberikan gaji dua kali lipat dari yang kau dapatkan disini. " bisik pemuda itu menaik turunkan alisnya dengan senyum mesumnya.

Aruhi dengan tidak nyaman melepas tangan pemuda itu.

Tepat saat itu Layla datang dan bergabung bersama teman-temannya.

" Dia istri kakakku." Tangan lelaki itu langsung terangkat setelah tahu siapa wanita yang baru saja ia ganggu.

" Maksudmu Rajeandra?Memiliki istri sepertinya?" Tatapan menilai itu mereka layangkan pada Aruhi. Aruhi juga sadar bahwa penampilannya tidak layak menjadi seorang nyonya.

" Aku pikir dia pembantu baru disini."

" Tapi kakak ini manis," ujar lelaki yang sedari tadi memakan cemilan yang diberikan oleh Aruhi. " kue ini juga enak."

" Aku pergi dulu,silahkan dinikmati. "

Aruhi tidak lagi peduli akan kata orang tentang dirinya, bagaimanapun mereka mencibir dirinya karena ia telah lama hidup dalam pandangan sebelah mata orang-orang tentang dirinya dan keluarganya. Menampung banyak cibiran orang tentangnya juga bukan masalah lagi. Sakit hati? Tentu saja. Namun, jika ia mempedulikan orang-orang itu, maka ia hanya membuat hidupnya bertambah susah.

" Bagaimana bisa kakakmu menikahi wanita sepertinya?."

" Ayahku menjodohkan mereka." Jawab Layla.

" Apa kau tidak malu memiliki kakak ipar yang seperti pembantu itu?" Layla melihat temannya itu dengan datar hingga terdiam.

" Padahal aku mau menjadi kakak iparmu Layla."

" Aku yang tidak mau menjadi iparmu." ujar Layla dengan sarkas.

" Jahat sekali."

" Tapi,bukanlah Kakakmu berpacaran dengan seorang model?"

" Maksudmu Sofiana Catlyn Arumegha itu?"

" Jadi berita itu benar?"

" Kalian ingin kerja kelompok atau hanya datang bergosip?" Tanya Layla, kedua temannya langsung diam.

Aruhi tidak sengaja mendengar nama itu, ia tidak tahu bahwa Rajeandra memiliki kekasih. Aruhi kembali merasa bahwa ia sudah masuk kedalam lingkaran dimana ia sebaiknya tidak masuk.

*****

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status